Berita Kutim Terkini
Disdikbud Kutim Tegaskan tak Ada Diskriminasi dan Penolakan Siswi Penderita HIV dari Sekolah
Siswi kelas 5 SD penderita HIV dan Anemia Aplastik yang mendapat penolakan dari pihak sekolah untuk belajar tatap muka
Penulis: Ardiana | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SANGATTA - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur, Mulyono membantah isu terkait siswi kelas 5 SD penderita HIV dan Anemia Aplastik yang mendapat penolakan dari pihak sekolah untuk belajar tatap muka.
Melalui isu yang beredar, siswi tersebut mendapat penolakan dari sekolah untuk belajar tatap muka seperti murid lainnya lantaran dirinya menderita penyakit HIV.
Sehingga, selama 3 tahun ia hanya belajar di rumah atau homeschooling sembari menjalankan perawatan medis.
Setelah mengunjungi rumah pelajar tersebut di Muara Ancalong, Mulyono menegaskan, tidak ada penolakan bahkan diskriminasi pada anak tersebut.
Ia membeberkan, pembelajaran di rumah selama 3 tahun oleh anak tersebut merupakan keputusan langsung dari orangtuanya.
Baca juga: Bantah Kelangkaan LPG 3 kg di Sangatta, Disperindag Kutim Klaim Distribusi sudah Sesuai Kuota
Baca juga: Viral! Kecelakaan Maut di Poros Sangatta Bengalon Motor vs Truk, Ini Kronologinya
"Saya tegaskan tidak ada diskriminasi atau penolakan dari sekolah. Bahkan yang meminta untuk anaknya tidak belajar secara umum itu orang tuanya juga," jelasnya, Rabu (15/1/2025).
Sebab, kata dia, anemia aplastik dan HIV mengakibatkan ketahanan tubuh anak tersebut menurun bahkan rentan terkena penyakit.
"Kondisinya saat itu sangat rentan untuk terserang infeksi. Jadi bukan rentan menulari orang lain, tapi rentan tertular karena kondisi imunnya juga menurun karena HIV. Sehingga diberikan homeschooling untuk memberikan rasa aman untuk si anak," jelasnya.
Mulyono juga mengatakan, kendala pelajar tersebut untuk tidak bersekolah secara tatap muka adalah penyakit Anemia Aplastik yang dideritanya, bukan karena HIV.
Terlebih, melalui informasi yang dijelaskan oleh orang tuanya, pelajar tersebut dinyatakan positif HIV setelah menjalani transfusi darah ketiga karena penyakit Anemia Aplastik.
Baca juga: Pengunjung Pantai Kenyamukan Sangatta Selama Libur Tahun Baru Capai 6000 Orang
Tak ayal, hasil transfusi darah di salah satu rumah sakit di Samarinda tersebut mengejutkan keluarga. Bahkan, mereka sempat melakukan tes dua kali dan mendapatkan hasil negatif.
"Kalau HIV itu kan mungkin semua sudah teredukasi bahwa penularannya tidak segampang itu. Kemarin dia tidak sekolah bukan karena HIV-nya, tetapi karena anemianya itu," pungkasnya. (*)
SDN 016 Sangatta Utara Kutim Bakal Jadi Sekolah Rujukan Google |
![]() |
---|
Desa Sangatta Utara di Kutai Timur Terlalu Padat, Camat Hasidah Usulkan Pemekaran jadi 4 Desa |
![]() |
---|
3 Pj Kades Persiapan Ditugaskan di Desa Pemekaran Kecamatan Sangatta Utara Kutim |
![]() |
---|
Hadapi Musim Kemarau, Polres Kutim Siagakan Personel dan TRC Karhutla |
![]() |
---|
Kutai Timur Capai 20 Indikator Pembangunan Kependudukan Menuju Indonesia Emas 2045 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.