Ramadhan 2025

BRIN Ungkap Alasan Awal Puasa Ramadhan 2025 antara Pemerintah dengan Muhammadiyah Diprediksi Berbeda

Awal puasa Ramadhan 2025 antara Pemerintah dengan Muhammadiyah diprediksi akan berbeda.

Editor: Nisa Zakiyah
TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy
Pengurus Kanwil Kemenag Kaltim menggelar pemantauan hilal untuk menentukan Idul Fitri 1445 Hiriyah di Kota Samarinda, Selasa (9/4/2024). Awal puasa Ramadhan 2025 antara Pemerintah dengan Muhammadiyah diprediksi akan berbeda. 

TRIBUNKALTIM.CO - Awal puasa Ramadhan 2025 antara Pemerintah dengan Muhammadiyah diprediksi akan berbeda.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap beberapa alasan mengapa awal puasa Ramadhan 2025 antara Pemerintah dengan Muhammadiyah berbeda.

Dilansir dari Kompas.tv, BRIN memprediksi tanggal 1 Ramadhan 1446 H akan jatuh pada 2 Maret 2025 berdasarkan metode penentuan hisab dan rukyat.

Prediksi kapan awal puasa Ramadhan 2025 tersebut berbeda dengan yang telah ditetapkan Muhammadiyah di mana 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025.

Penentuan Awal Puasa Ramadhan 2025 Menunggu Sidang Isbat

Untuk menentukan awal puasa Ramadhan 2025, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan melaksanakan sidang isbat pada 28 Februari 2025. 

Adapun kriteria yang akan digunakan Kemenag menggunakan kriteria yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yakni imkanur rukyat. 

Menurut metode ini, hilal dianggap memenuhi syarat apabila posisinya mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Peneliti BRIN: Hilal Hanya Akan Terlihat di Aceh 

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin menyebut bahwa hilal yang memenuhi kriteria MABIMS tersebut diprediksi hanya akan terlihat di Aceh.

"Awal Ramadan ini posisi hilal yang memenuhi kriteria itu hanya di wilayah Aceh, di wilayah lain belum memenuhi kriteria," ucap Thomas, dikutip dari YouTube BRIN Indonesia.

Lebih lanjut, Thomas menjelaskan bahwa pada penentuan awal Ramadhan yang berlangsung pada 28 Februari 2025, tinggi bulan di Aceh yakni 4,5 derajat, sementara elongsinya 6,4 derajat yang artinya memenuhi kriteria.

"Oleh karenanya di kalender resmi Kemenag, itu tanggal 1-nya ditulis 1 Maret, 1 Ramadhan, tetapi nanti itu akan dibuktikan untuk bahan sidang isbat itu rukyat tanggal 28 Februari 2025, dan rukyat di wilayah lain, walaupun ada yang mengaku melihat hilal itu biasanya akan ditolak karena belum memenuhi kriteria," ungkapnya.

Sementara menurut analisis BRIN, posisi bulan saat magrib 28 Februari 2025 di Surabaya yakni tinggi toposentrik 3,7 derajat, sementara elongasi geosentrik 5,8 derajat sehingga kurang dari kriteria MABIMS.

Thomas menyebut bahwa adanya hasil pemantauan hilal yang tidak memenuhi kriteria MABIMS, maka diprediksi 1 Ramadhan 1446 H akan jatuh pada 2 Maret 2025.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved