Berita Nasional Terkini
Penyebab Pabrik Sepatu Nike di Tangerang PHK Ribuan Karyawan, Ini Kata Menaker dan Menperin
Penyebab Pabrik Sepatu Nike di Kabupaten Tangerang PHK ribuan karyawan, ini kata Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Perindustrian.
TRIBUNKALTIM.CO – Penyebab Pabrik Sepatu Nike di Kabupaten Tangerang PHK ribuan karyawan, ini kata Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Perindustrian.
2 pabrik sepatu Nike melakukan pemutusan hubungan kerja pada ribuan karyawannya.
PHK massal terus terjadi di Indonesia.
Ribuan karyawan di Tangerang kena PHK sejak 2024 dan 2025.
Baca juga: Wamenaker Sesalkan Kurator Sritex Lakukan PHK Massal 10 Ribu Buruh: Tak Perhatikan Aspek Sosial!
Dua perusahaan alas kaki yang memproduksi sepatu dengan brand Nike di Kabupaten Tangerang, Banten, melakukan PHK terhadap ribuan karyawannya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten, Septo Kalnadi, mengatakan bahwa PT Adis Dimension Footwear telah mem-PHK 1.500 karyawan, sementara PT Victory Ching Luh tengah dalam proses PHK terhadap 2.000 karyawan.
Septo mengatakan, PHK bukan disebabkan oleh tingginya upah minimum kabupaten/kota (UMK), melainkan karena menurunnya pesanan dari brand yang bekerja sama dengan kedua perusahaan tersebut.
"Order dari pemegang merek yang kurang sehingga mereka tidak mendapatkan order. Tidak mendapatkan order sehingga kan dari order itu mereka akan mem-PHK," ujar Septo kepada wartawan di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Rabu (5/3/2025).
PHK Sudah Berlangsung Sejak 2024
Proses PHK di dua perusahaan ini telah berlangsung sejak November 2024 hingga Januari 2025.
Saat ini, kedua perusahaan masih dalam tahap penyelesaian pembayaran hak-hak karyawan yang terdampak.
"Sekarang sedang proses pembayaran hak-hak karyawannya. Masih dalam proses," kata Septo.
Gelombang PHK di Banten Sepanjang tahun 2024, sebanyak 12.000 karyawan di Provinsi Banten mengalami PHK akibat berbagai faktor, termasuk penurunan permintaan produk dan efisiensi perusahaan.
"Setiap hari ada saja perusahaan yang minta izin untuk PHK. Izinnya ada di Kabupaten/Kota dan itu sekitar 12.000 karyawan selama 2024," kata Septo.
Baca juga: PT Sritex Resmi Tutup, 10.965 Buruh Kena PHK, Hari Terakhir Kerja Karyawan hanya Saling Ucap Salam
Relokasi ke Cirebon
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif, menyampaikan PHK tersebut terjadi sejak Desember 2024 dan penyebab utamanya karena relokasi pabrik.
"Victory Chingluh Indonesia yang memproduksi sepatu olahraga merek Nike relokasi ke pabrik baru di Cirebon, karena UMR naik di atas 6 persen," ujarnya.
"Pegawainya ditawari PHK sukarela sebanyak 2.393 orang atau bekerja di pabrik relokasi," kata Febri kepada Wartawan di Jakarta, Kamis (6/3/2025).
Febri memastikan fasilitas produksi PT Victory Chingluh Indonesia di Tangerang masih tetap beroperasi, dengan jumlah karyawan 900 orang.
Selain PT Victory Chingluh Indonesia, PHK juga dilakukan pabrik sepatu PT Adis Dimension Footwear.
Ini Kata Menteri Ketenagakerjaan
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyebut data PHK yang tercatat mencapai 50.000 orang.
Namun, industri manufaktur menyerap lebih dari satu juta tenaga kerja.
"Saya komunikasi dengan Kementerian Perindustrian. Kalau kita lihat, sebenarnya terjadi pertumbuhan industri manufaktur," kata Yassierli di Kantor Kemenaker, Rabu (5/3/2025).
Menurutnya, perbandingan antara angka PHK dan penyerapan tenaga kerja ini menjadi sinyal positif bahwa masih ada peluang kerja baru.
Namun, ia tidak merinci data PHK yang dimaksud, termasuk periode pencatatannya.
Meski demikian, ia mengakui ada sejumlah perusahaan yang mengalami kontraksi.
Namun, di saat yang sama, terdapat kawasan industri yang tetap tumbuh dan program strategis Presiden Prabowo yang diperkirakan akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Baca juga: Wamenaker Sesalkan Kurator Sritex Lakukan PHK Massal 10 Ribu Buruh: Tak Perhatikan Aspek Sosial!
Terkait pemberitaan media soal PHK, Yassierli menilai tidak semua laporan akurat.
Ia mencontohkan kasus PT Mayora yang dikabarkan melakukan PHK, tetapi setelah dicek, informasi tersebut tidak benar.
"Beberapa berita menyebut ada PHK, tapi setelah dicek, ternyata tidak seperti yang diberitakan," ujarnya.
Ia juga menyoroti daftar perusahaan yang disebut melakukan PHK tanpa mencantumkan tahun kejadian.
Setelah ditelusuri, beberapa data itu ternyata berasal dari tahun 2021.
Menurutnya, ada banyak faktor yang menyebabkan PHK, seperti kondisi ekonomi makro, daya saing perusahaan, dan tata kelola internal perusahaan.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui ada pabrik yang tutup dan PHK di industri manufaktur.
Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong investasi baru untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas), jumlah tenaga kerja baru yang diserap industri manufaktur pada 2024 mencapai 1.082.998 orang.
Angka ini lebih besar dibandingkan jumlah PHK yang dilaporkan Kemenaker, yaitu 48.345 orang.
Sebagai catatan, jumlah pekerja yang terkena PHK dalam periode tersebut tidak hanya berasal dari sektor manufaktur, tetapi juga sektor ekonomi lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak perusahaan manufaktur baru bermunculan dan mulai beroperasi dengan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, bahkan lebih banyak dibandingkan pekerja yang terkena PHK di berbagai sektor. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com, WartaKotalive.com, Tribunnews.com dan Kompas.com
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.