Berita Nasional Terkini

Bahlil Belum Lulus Program Doktor, Rektor UI: Harus Revisi Disertasi dan Tambah Publikasi

Bahlil Lahadalia belum lulus program Doktor, Rektor UI sebut harus revisi disertasi dan tambah publikasi. 

Bambang Ismoyo/Tribunnews.com
DISERTASI BAHLIL - Bahlil Lahadalia saat ditemui di Kawasan Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (13/11/2024). Bahlil belum lulus dan belum mendapat gelar doktor, Rektor UI sebut harus revisi disertasi dan tambah publikasi (Bambang Ismoyo/Tribunnews.com) 

TRIBUNKALTIM.CO - Bahlil Lahadalia belum lulus program Doktor, Rektor UI sebut harus revisi disertasi dan tambah publikasi. 

Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah mengungkapkan bahwa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia belum lulus program doktor (S3).

Sebab, disertasi Bahlil yang sempat menjadi polemik diputuskan untuk direvisi, sehingga proses yudisium ditunda.

"Belum lulus. Mahasiswa lulus itu ada suatu proses yang disebut yudisium. Nah, beliau belum sampai ke yudisium," kata Heri di Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/3/2025).

Baca juga: Respons Bahlil Lahadalia soal Tuntutan Permintaan Maaf ke Civitas Akademika UI Terkait Disertasinya

Yudisium adalah proses penetapan nilai dan penentuan lulus mahasiswa dalam menempuh studi di perguruan tinggi.

Heri mengungkapkan empat organ UI, yakni Dewan Guru Besar (DGB), Senat Akademik (SA) Universitas, Majelis Wali Amanat (MWA), dan Rektor UI, sudah sepakat agar disertasi Bahlil direvisi.

DISERTASI BAHLIL - Bahlil Lahadalia saat ditemui di Kawasan Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (13/11/2024). Bahlil belum lulus dan belum mendapat gelar doktor, Rektor UI sebut harus revisi disertasi dan tambah publikasi (Bambang Ismoyo/Tribunnews.com)
DISERTASI BAHLIL - Bahlil Lahadalia saat ditemui di Kawasan Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (13/11/2024). Bahlil belum lulus dan belum mendapat gelar doktor, Rektor UI sebut harus revisi disertasi dan tambah publikasi (Bambang Ismoyo/Tribunnews.com) (Bambang Ismoyo/Tribunnews.com)

Namun, Heri tidak menjelaskan secara rinci soal materi revisi. Menurut dia, hal ini ranah dari tim penguji.

Selain revisi, dia mengatakan, Bahlil juga diminta untuk menambah publikasi ilmiah agar bisa lulus.

"Tadi menunda yudisium sampai revisi selesai. Terus yang kedua, nambah publikasinya. Ini kesepakatan bersama. Bukan kesepakatan rektor," ujar Heri.

Heri menyebut polemik disertasi Menteri ESDM sudah selesai dalam rapat empat organ UI. Dia lantas meminta hal ini tidak diperpanjang.

"Persoalan ini sudah selesai ya. Jadi mungkin untuk menghindari kontroversi lebih lanjut. Jadi ini kita tidak bahas lagi," katanya.

Polemik Disertasi Bahlil

Bahlil Lahadalia sebelumnya berhasil meraih gelar doktor dalam program studi Kajian Strategik dan Global UI dengan predikat cum laude dalam waktu 1 tahun 8 bulan.

Dia mengikuti program doktoral di Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) UI. Sidang terbuka promosi doktor Bahlil dilakukan pada 16 Oktober 2024.

Namun, disertasi Bahlil mendapat sorotan publik karena ada dugaan plagiarisme.

Dewan Guru Besar UI pun melakukan sidang etik terhadap potensi pelanggaran yang terjadi dalam proses pembimbingan mahasiswa Program Doktor (S3) di SKSG, Bahlil Lahadalia.

Rekomendasi hasil sidang kode etik DGB UI yang dipimpin oleh Harkristuti Harkrisnowo menyebutkan bahwa disertasi Bahlil harus dibatalkan sebagai bentuk sanksi.

Akan tetapi, keputusan dan pelaksanaan rekomendasi sanksi tersebut ada di tangan rektor. Pada Jumat, 7 Maret 2025, disertasi Bahlil Lahadalia diputuskan tidak dibatalkan dan diberikan rekomendasi pembinaan dalam bentuk revisi dan permohonan maaf.

"Melalui proses yang panjang dan obyektif, kemudian memutuskan untuk melakukan pembinaan (revisi atau perbaikan)," ujar Heri di Gedung FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat.

Adapun ini diputuskan dalam rapat empat organ utama UI. Nantinya, revisi disertasi akan ditentukan oleh para promotor dan co-promotor Bahlil. Kemudian, bagian-bagian dalam disertasi milik Bahlil pun akan ditinjau kembali.

Respons Bahlil Lahadalia soal Tuntutan Permintaan Maaf ke Civitas Akademika UI Terkait Disertasinya

 Ini respons Bahlil Lahadalia soal tuntutan minta maaf ke Civitas Akademika Universitas Indonesia terkait disertasinya.

Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia merespons tuntutan agar dirinya meminta maaf kepada civitas akademika Universitas Indonesia (UI) buntut polemik disertasi.

 Bahlil tidak meminta maaf lantaran belum mengetahui tuntutan itu. Dia hanya menghargai keputusan UI sebagai mahasiswanya.

"Saya belum... Yang saya tahu cuma ini ya, saya menghargai apa pun yang diputuskan oleh UI ya, karena saya kan sebagai mahasiswa," ujar Bahlil di Istana, Jakarta, Jumat (7/3/2025) sore.

Baca juga: Soal Disertasi Bahlil, Guru Besar FHUI Kritik Putusan UI, Jatam Sebut Iming-Iming Tambang Berhasil

Bahlil mengatakan, dirinya harus membaca terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan dia lakukan.

DISERTASI BAHLIL UI - Potret Bahlil Lahadalia. Respons Bahlil soal tuntutan minta maaf ke Civitas Akademika UI terkait disertasinya (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)
DISERTASI BAHLIL UI - Potret Bahlil Lahadalia. Respons Bahlil soal tuntutan minta maaf ke Civitas Akademika UI terkait disertasinya (Tribunnews.com/ Taufik Ismail) (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

Hal yang dia tahu dari media sejauh ini baru sebatas memperbaiki disertasinya.

"Dan memang sejak saya ujian terbuka dinyatakan belum selesai langsung karena harus ada perbaikan. Dan perbaikan saya masih berproses," imbuhnya.

Sebelumnya, Universitas Indonesia (UI) telah memutuskan kelanjutan nasib disertasi dan gelar doktor Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.

Disertasi Bahlil Lahadalia selama menjadi mahasiswa Program Doktor (S3) SKSG UI tidak ditangguhkan maupun dibatalkan.

Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Heri Hermansyah menyampaikan hasil rapat koordinasi empat Organ UI terkait rekomendasi pembatalan disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.

Dari keputusan hari ini, Jumat (7/3/2025), ia mengatakan bahwa dari keputusan empat Organ UI memutuskan untuk memberikan rekomendasi pembinaan, bukan pembatalan disertasi Bahlil.

Pembinaan ini ialah revisi atau perbaikan disertasi S3 oleh Menteri Bahlil.

"Melalui proses yang panjang dan objektif, kemudian memutuskan untuk melakukan pembinaan (revisi atau perbaikan)," ujar Heri di Gedung FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (7/3/2025), dilansir dari tayangan live Kompas.com.

Heri mengatakan, pembinaan akan dilakukan kepada promotor, co-promotor, direktur, kepala program studi, dan mahasiswa yang terkait dalam hal ini, Bahlil Lahadalia.

"Pembinaan dilakukan sesuai dengan tingkat pelanggaran akademik dan etik yang dilakukan, proporsional, secara objektif," ucapnya.

Heri melanjutkan, pembinaan dilakukan mulai dari penundaan kenaikan pangkat untuk jangka waktu tertentu.

Selanjutnya, ia menjelaskan semua yang terlibat dalam pembinaan ini melakukan permohonan maaf.

"Pembinaan permohonan maaf pada civitas akademik UI dan juga peningkatan kualitas disertasi serta publikasi ilmiah," ucapnya.

Bahlil Diminta Revisi Disertasi dan Minta Maaf, Ketua Umum Golkar: Apa Pun Keputusan UI, Saya Ikut

Disertasinya tidak dibatalkan, Universitas Indonesia minta Bahlil revisi dan melakukan permohonan maaf.

Rektorat Universitas Indonesia (UI) mengumumkan keputusan terkait disertasi Bahlil Lahadalia, mahasiswa S3 Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI yang juga menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Keputusan ini diumumkan pada Jumat, 7 Maret 2025.

Bahlil Lahadalia dinyatakan lulus dari Program Doktor SKSG UI pada 16 Oktober 2024.

Baca juga: UI Putuskan Disertasi Bahlil Tidak Dibatalkan Hanya Perlu Perbaikan, Ketua Umum Golkar Siap Revisi

Sanksi Pembinaan dan Revisi

DISERTASI BAHLIL UI - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di konferensi pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2024 di Jakarta, Senin (3/2/2025). UI minta Bahlil untuk revisi disertasi dan minta maaf (Tribunnews/Endrapta Pramudhiaz)
DISERTASI BAHLIL UI - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di konferensi pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2024 di Jakarta, Senin (3/2/2025). UI minta Bahlil untuk revisi disertasi dan minta maaf (Tribunnews/Endrapta Pramudhiaz) (Tribunnews/Endrapta Pramudhiaz)

Rektor UI, Heri Hermansyah, menjelaskan bahwa sanksi yang diberikan berupa pembinaan kepada Bahlil dan pihak terkait lainnya.

Pembinaan ini mencakup permintaan untuk memperbaiki disertasi.

"Memutuskan untuk melakukan pembinaan. Pembinaan kepada promotor, ko-promotor, direktur, kepala program studi, dan juga mahasiswa yang terkait sesuai dengan tingkat pelanggaran akademik dan etik yang dilakukan, proporsional secara objektif," kata Heri, Jumat (7/3/2025).

Direktur Humas Media Pemerintah dan Internasional UI, Arie Afriansyah, menambahkan bahwa revisi disertasi akan ditentukan oleh promotor dan kopromotor.

Permintaan Maaf

UI juga meminta agar Bahlil meminta maaf kepada sivitas akademika terkait disertasi gelar doktornya yang bermasalah. 

Heri Hermansyah mengatakan, permintaan maaf itu juga merupakan bagian dari pembinaan terhadap Bahlil untuk memperbaiki pembuatan disertasinya.

"Permintaan permohonan maaf pada sivitas akademik UI," ucap Heri. 

"Dan kalau untuk permintaan maaf, ya jelas tadi yang diminta adalah pihak-pihak terkait," lanjutnya. 

Sanksi terhadap Promotor

UI memberikan rekomendasi sanksi terhadap promotor dan kopromotor disertasi Bahlil.

Mereka juga akan mendapatkan pembinaan, termasuk penundaan kenaikan pangkat untuk jangka waktu tertentu.

Bahlil: Apa Pun Keputusan UI, Saya Ikut

Menanggapi keputusan UI, Ketua Umum Partai Golkar itu menyatakan kesiapannya untuk melakukan revisi sesuai arahan pihak kampus.

Bahlil menegaskan bahwa dirinya menghormati proses akademik yang berlaku dan akan berkomitmen memperbaiki disertasinya agar memenuhi standar yang telah ditetapkan UI.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengaku tidak mengetahui bahwa gelar doktornya ditangguhkan oleh Universitas Indonesia (UI).

Meski demikian, ia menyatakan kesiapannya untuk merevisi disertasinya sesuai dengan permintaan kampus.

Bahlil memastikan bahwa ia tidak perlu menulis ulang disertasinya, melainkan hanya melakukan perbaikan.

"Saya kan mahasiswa, apapun yang diputuskan UI saya akan ikuti, tapi yang saya tahu perbaikan, ya kita perbaiki. Karena saya memang belum mengajukan perbaikan," ucap Bahlil.

Diberitakan sebelumnya, UI memutuskan untuk tidak membatalkan disertasi Bahlil yang sempat ditangguhkan pada November 2024.

UI memutuskan untuk memberikan pembinaan atau evaluasi atas pembuatan disertasi Bahlil.

Bahlil sebelumnya telah dinyatakan meraih gelar doktor program studi (prodi) Kajian Strategik dan Global di Universitas Indonesia (UI) pada Oktober 2024 berdasarkan disertasinya yang mengangkat judul "Kebijakan, Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia".

Namun, gelar tersebut ditangguhkan setelah warganet mengungkap dugaan plagiat dalam disertasi yang disusun oleh Bahlil.

Belakangan, beredar risalah rapat pleno tertanggal 10 Januari 2025 yang beredar di media sosial, yang isinya Dewan Guru Besar (DGB) UI merekomendasikan agar disertasi Bahlil dibatalkan karena ditemukan beberapa pelanggaran.

Salah satunya adalah adanya ketidakjujuran dalam pengambilan data.

Menurut risalah yang beredar, data penelitian disertasi Bahlil didapatkan tanpa izin narasumber dan penggunaannya tidak transparan.

Namun, pihak UI akhirnya tidak membatalkan disertasi Bahlil, tetapi hanya memberikan pembinaan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Disertasi Bahlil Tidak Dibatalkan, tapi Diputuskan Pembinaan"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Disertasi Tak Dibatalkan, Bahlil Diminta Minta Maaf ke Sivitas UI"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Bahlil Belum Minta Maaf ke Civitas Akademika UI Buntut Polemik Disertasi"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rektor UI: Bahlil Belum Lulus, Harus Revisi Disertasi dan Tambah Publikasi Ilmiah", Klik untuk baca: Kompas.com.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved