Ramadhan 2025

Merawat Kemabruran Puasa 14 - Dari al-Taib Menuju al-Tawwab

Di antara kualitas itu ialah peningkatan dari kualitas pertobatan Al-taib menuju ke kualiutas al-tawwab.

|
Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNNEWS.COM/RISMAWAN
NASARUDDIN UMAR - Foto arsip Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA, Imam Besar Masjid Istiqlal saat ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (19/5/2023). (TRIBUNNEWS.COM/RISMAWAN) 

Oleh: Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA

SETIAP umat Islam diminta untuk senantiasa meningkatkan dan meng-upgrade keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

Termasuk meningkatkan kualitas pertobatan seiring dengan bertambahnya dosa dan kesalahan yang dilakukan hamba-Nya. 

Di antara kualitas itu ialah peningkatan dari kualitas pertobatan Al-taib menuju ke kualiutas al-tawwab.

Al-Tawwab dan al-taib berasal dari akar kata yang sama (Arab: Taba-yatubu berarti kembali).

Dari akar kata ini membentuk kata al-taib (ism fa'il) yang dalam istilah agama Islam berarti orang-orang yang kembali ke jalan yang benar setelah malang melintang di dalam dunia kegelapan dosa dan maksiat.

Ia kembali kepada jalan Tuhan setelah melakukan zig-zag ke jalan iblis.

Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa 13 - Antara Istigfar dan Taubat

Dari akar kata yang sama juga terbentuk kata al-tawwabin, dalam istilah tasawuf berarti orang-orang yang bolak-balik kembali ke jalan yang benar karena dipicu oleh penyesalan yang mendalam disertai ketakutan akan murka Tuhan. 

Beda antara keduanya ialah, al-taibin hanya sekali atau sesekali melakukan pertobatan diri.

Ia seolah-olah membiarkan dirinya terbuai dengan godaan dosa karena mereka yakin pada saatnya pasti akan kembali (taib) ke jalan kebenaran.

Dosa dan maksiatnya dibiarkan bertumpuk dengan harapan nanti sekalian tobat di masa-masa mendatang jika sidah segalanya sudah berubah.

Sedangkan al-tawwabin setiap kali melakukan dosa, termasuk dosa paling ringan sekalipun, ia selalu kembali dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan.

Ia sadar betul bahwa ajal bisa datang tiba-tiab tanpa persiapan sebelumnya, karena itu, ia selalu berusaha untuk selalu kembali (tawwab) setiap kali ia melakukan dosa/maksiat. 

Baca juga: Merawat Kemabruran Puasa 12 - Memahami Peringkat Doa

Di dalam Alquran, Allah SWT menjanjikan cinta dan kasih sayang kepada orang-orang yang bolak-balik selalu bertobat (al-tawwabin), bukannya kepada orang-orang yang sekali atau sesekali bertaubat, sebagaimana firmannya: Innallah yuhib al-tawwabin wa yuhibb al-muthathahhirin (Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang selalu bertaubat dan selalu membersihkan diri).

Ayat ini juga menjanjikan cinta kepada orang-orang yang rajin membersihkan diri (al-muthathahhirin), yaitu orang-orang yang selalu mensucikan niat dan tingkah lakunya di hadapan Allah SWT.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved