Berita Balikpapan Terkini

Orangtua Keluhkan Mahalnya Biaya Perpisahan Sekolah di Balikpapan, Disdikbud Buka Posko Pengaduan

Orangtua keluhkan mahalnya biaya perpisahan sekolah di Balikpapan. Disdikbud membuka posko pengaduan permintaan sumbangan yang tinggi.

Penulis: Aro | Editor: Amalia Husnul A
Grafis TribunKaltim.co via Canva
BIAYA PERPISAHAN SEKOLAH - Ilustrasi. Orangtua keluhkan mahalnya biaya perpisahan sekolah di Balikpapan. Disdikbud membuka posko pengaduan permintaan sumbangan yang tinggi. (Grafis TribunKaltim.co via Canva) 

Sebagian mendukung langkah Pemerintah Kota, sementara yang lain menilai acara perpisahan adalah momen penting yang layak dirayakan. 

Lisnawati, salah satu orang tua siswa, mengaku setuju dengan larangan tersebut.

Menurutnya, perpisahan yang digelar secara mewah kerap membebani orangtua, terutama bagi yang memiliki lebih dari satu anak yang bersekolah. 

“Sebenarnya saya pribadi kurang setuju dengan acara perpisahan yang terlalu mewah.

Anak-anak diminta membayar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per orang.

Itu sangat berat bagi saya karena anak saya ada tiga, jadi saya harus membayar semuanya,” ujarnya, Selasa (18/3/2025). 

Lisnawati berpendapat, acara perpisahan seharusnya bisa dilaksanakan secara sederhana di lingkungan sekolah tanpa membebani siswa dengan pungutan biaya. 

“Tidak perlu mewah, yang penting ada acara seremonial sederhana sebagai bentuk perpisahan.

Sekolah juga kan punya anggaran operasional yang bisa digunakan,” tambahnya. 

Sebelumnya, salah satu orang tua siswa, sebut saja Mawar (bukan nama sebenarnya), dimana anaknya bersekolah di sebuah SMP negeri di Balikpapan, mengaku dimintai uang untuk perpisahan siswa oleh Komite Sekolah. 

"Setiap siswa dikenakan biaya Rp530 ribu. Jika membawa anggota keluarga tambahan, dikenakan biaya tambahan sebesar Rp50 ribu," ujar Mawar.  

Selain itu, ia juga mempersoalkan cara pengambilan keputusan yang relatif tidak transparan.

Dalam rapat wali murid yang membahas acara tersebut, kehadiran orang tua kurang dari 30 persen dari total siswa kelas 9. 

Namun, wali murid yang tidak hadir dianggap setuju dengan keputusan yang diambil, yakni perpisahan di hotel. 

"Wali murid yang tidak hadir bukan berarti mengabaikan undangan rapat, tetapi banyak orang tua yang lebih memilih mencari nafkah untuk anak-anak mereka," tambahnya.  

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved