Ramadhan 2025
Teks Khutbah Jumat Akhir Ramadhan 2025, Berburu Malam Lailatul Qadar dan Keutamaannya
Inilah khutbah Jumat akhir Ramadhan 2025, berburu malam Lailatul Qadar dan keutamannya.
Artinya: “Yaitu bahwa setiap detik dari lailatul qadar sepenuhnya hanya berisi keselamatan serta tidak ada keburukan di dalamnya hingga muncul fajar, bahkan dikatakan bahwa setan tidak dapat berbuat buruk pada malam tersebut. Sedangkan pada malam lainnya, selain keselamatan, Allah juga menetapkan bala.” (Tafsir Al-Qurthubi, juz 20, hal. 133-134).
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Sangat layak untuk kita syukuri tentang keberadaan lailatul qadar sebab malam mulia ini merupakan malam spesial yang hanya Allah ciptakan kepada segenap umat Nabi Muhammad ﷺ berdasarkan hadits yang telah disebutkan. Seandainya tidak ada lailatul qadar, maka nyaris tidak mungkin bagi kita untuk mendapatkan pahala ibadah seribu bulan mengingat terbatasnya umur umat Rasulullah ﷺ. Beliau bersabda:
أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوْزُ ذَلِكَ
Artinya: “Usia umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun. Sangat sedikit yang bisa melampaui umur tersebut.” (Sunan Ibni Majah, juz 2 hal. 1415).
Mengenai waktu munculnya lailatul qadar, begitu banyak riwayat yang secara dhahir saling bertentangan: mulai dari pendapat yang mengatakan bahwa malam itu berputar dalam sebulan Ramadhan hingga yang terkhusus pada malam tertentu. Karenanya, para ulama menganjurkan untuk mencarinya dalam sebulan penuh dan lebih dianjurkan lagi pada sepuluh malam terakhir. Pengukuhan anjuran paling kuat adalah pada malam ganjil sebagaimana pendapat jumhur fuqaha’ sesuai sabda Nabi Muhammad ﷺ tentang lailatul qadar”
هِيَ فَي شَهْرَ رَمَضَانَ فَالْتَمِسُوْهَا فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ فَإِنَّهَا وِتْرٌ فِي إِحْدَى وَعِشْرِيْنَ، أَوْ ثَلَاثٍ وَعِشْرِيْنَ، أَوْ خَمْسٍ وَعِشْرِيْنَ، أوْ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ، أوْ تِسْعٍ وَعِشْرِيْنَ، أو آخر ليلةٍ مِنْ رَمَضَانَ، مَنْ قَامَهَا احْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Malam itu berada pada Bulan Ramadhan, maka carilah pada sepuluh malam terakhir. Sesungguhnya lailatul qadar berada pada malam ganjil: malam ke-21, malam ke-23, malam ke-25, malam ke-27, malam ke-29, atau malam terakhir Ramadhan. Barang siapa menghidupkannya karena ikhlas mengharap ridha Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (Musnad Ahmad, juz 37 hal. 423).
Hadirin rahimakumullah,
Lailatul qadar memiliki tanda-tanda yang tampak di langit maupun di permukaan bumi sebagaimana yang telah masyhur di masyarakat. Bahkan juga terdapat tanda batin yang dapat dirasakan oleh sebagian kaum muslimin yaitu kenikmatan beribadah pada malam tersebut. Namun para ulama saling silang pendapat apakah harus mengetahui secara pasti keberadaan malam tersebut untuk meraih fadilahnya atau tidak. Pendapat yang paling unggul menurut fuqaha’ mazhab adalah bahwa tidak disyaratkan mengetahui lailatul qadar secara pasti. Tetapi jika kita mengetahui malam tersebut sekaligus menghidupkannya, maka fadilah yang kita raih akan lebih sempurna (Mughni-l Muhtaj, juz 1 hal. 450).
Karenanya, para hadirin, mari bersama-sama kita tapaki kemuliaan lailatul qadar pada malam-malam yang telah disebutkan dengan berbagai macam ibadah baik shalat berjamaah, shalat tarawih, shalat witir, tadarus al-quran, i’tikaf, maupun yang lain-lainnya. Juga bagi keluarga perempuan kita yang sedang menjalani haid atau nifas, maka ibadah-ibadah tersebut bisa diganti dengan dzikir, thalabu-l ‘ilmi, dan doa. Apakah kita bisa memperoleh keutamaan lailatul qadar dengan doa? Jawabannya adalah iya, sebab sabda Rasulullah ﷺ:
اَلدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
Artinya: "Doa itu adalah ibadah." (Sunan Abi Dawud, juz 2 hal. 76).
Semoga kita senantiasa diberi anugrah islam dan iman agar selalu semangat menjalankan ibadah selama Ramadhan terutama pada tanggal-tanggal akhir sebab,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِمِ
Artinya: “Amal ibadah itu tergantung pada penutupnya.” (Al-Mu’jamu-l Kabir li-th Thabrani, juz 6 hal. 147).
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah 2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Naskah Khutbah Jumat Akhir Ramadhan: Berburu Malam Lailatul Qadar, Hikmah dan Keutamaanya.
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.