Tambang Rusak Hutan Unmul

Langkah Unmul Usai Hutan Pendidikannya Rusak, Penambang Kini Hanya Tinggalkan Jejak

Hutan pendidikan yang dikelola Universitas Mulawarman (Unmul) di Kecamatan Samarinda, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur masih jadi sorotan

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
HO/Fahutan Unmul
LAHAN PENDIDIKAN UNMUL– Pelaku atau dalang penambang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus atau hutan pendidikan yang dikelola Universitas Mulawarman (Unmul) di Kecamatan Samarinda, Kota Samarinda, Kalimantan Timurmasih belum terungkap, Sabtu (12/4/2025). (HO/Fahutan Unmul) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) atau hutan pendidikan yang dikelola Universitas Mulawarman (Unmul) di Kecamatan Samarinda, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur masih jadi sorotan publik.

Usai ditemukan kerusakan parah pada lahan seluas 3,2 hektare yang berada di kawasan konservasi ini, diduga mengalami kerusakan akibat aktivitas tambang ilegal.

Pihak kampus, mulai menginventarisir lahan KHDTK yang masuk di kawasan Kebun Raya Unmul Samarinda (KRUS) ini.

Terkait berapa kerugian yang disebabkan perambahan KHDTK oleh penambambang ilegal masih belum diketahui pasti. 

Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman (Fahutan Unmul) juga belum mengetahuinya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Hutan Pendidikan Unmul di Samarinda Dirambah Penambang Batubara, Pohon Ulin Ditebang

Dekan Fahutan Unmul Prof. Irawan Wijaya Kesuma kepada media melalui sambungan telepon menjelaskan, penghitungan kerugian sedang dalam tahapan.

"Sesuai arahan Rektor (Prof. Abdunnur), agar menghitung kerusakan yang terjadi. Baik secara ekologis dan ekonomis. Nanti ada tim yang menghitung itu baik dari kehilangan vegetasi, habitat satwa, dan terganggunya tata air akan dihitung secara komprehensif. Melibatkan dosen di bidang tersebut," jelas Irawan, Sabtu (12/4/2025).

Tentunya, guna menghitung semua dampak aktivitas ilegal ini, tim yang terdiri dari akademisi bakal meneliti ekosistem baik tumbuhan, tata air, tanah, dan habitat satwa.

"Sejauh ini secara kasatmata yang sudah terjadi di sana kehilangan pohon vegetasi yang bernilai, ada habitat satwa. Tetapi berapa besaran dan jumlahnya harus dihitung," terangnya.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan rektorat agar pembentukan tim terpadu agar dapat bergerak bersamaan.

"Tim yang bergerak ke penanganan kawasan dan ada tim laporan tindak pidana," sebutnya.

Dalangnya Belum Terungkap

Disinggung mengenai tawaran Pemkot Samarinda melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk pemulihan area KHDTK seluas 3,26 hektar yang telah dirusak tambang ilegal, pihaknya sudah menerima tawaran ini.

"Untuk perbaikan reklamasi kami tentu ke depan sangat memerlukan dukungan dari pemerintah provinsi dan kota," katanya.

Sembari prosesnya berjalan, lokasi dibiarkan dulu. Harus ada tanggung jawab dari pelakunya.

"Nanti menjadi ruang kolaborasi yang menguatkan agar lahan KHDTK semakin dikenal dan memberikan manfaat lebih luas kedepannya," tandasnya. 

Ironisnya, sampai saat ini pelaku atau dalang utama dari penyerobotan dan hutan ini belum juga terungkap.

Anehnya, penambang kini hanya tinggalkan jejak berupa bukaan lahan seluas 3,26 hektare.

Bahkan, alat berat yang digunakan dalam kegiatan pembukaan lahan juga belum teridentifikasi.

Kepala Bidang Mineral dan Batubara ESDM Kaltim, Ahmad Pranata menegaskan, tim gabungan dari ESDM, Dinas Kehutanan, Gakkum KLHK, serta unsur akademik Unmul yang sudah meninjau lokasi pada pagi hari, 6 April 2025 hanya menemukan lahan sudah terbuak

"Kami kumpul di lokasi pukul 09.30 Wita. Memang ditemukan bukaan lahan seluas 3,2 hektar di luar wilayah konsesi, yang posisinya berdampingan dengan dua perusahaan tambang: KSU Putra Mahakam Mandiri dan PT Cahaya Energi Mandiri (CEM),” sebutnya.

Kepala Laboratorium Alam KHDTK Diklathut Fahutan Unmul, Rustam Fahmy mengungkapkan, dari informasi dihimpun, aktivitas penambangan diketahui terjadi pada tanggal 4 hingga 5 April 2035 lalu. 

Di lokasi disebutkan ada 5 unit excavator bertugas meratakan lahan kawasan Hutan Pendidikan Unmul.

Luas lahan yang dirambah mencapai 3,26 hektar.

“Rusaknya parah. Hutan kami habis 3 hektar lebih. Ada macam–macam, pohon Ulin yang dirobohkan juga ada, dan beberapa pohon lain banyak dirobohkan, hutan dataran rendah lahan itu bagus. Jadi fungsinya lahan itu memang pendidikan, penelitian, pelatihan, dan untuk semua perguruan tinggi Kaltim belajar bukan saja Fahutan Unmul,” terangnya, Senin (7/4/2025) lalu.

Terakhir, lahan yang telah digarap penambang dipakai gladi posko Dinas Kehutanan Kaltim untuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla), menghadirkan 800 orang.

Rustam menyebut aktivitas ini pertama kali kawasan hutan kampus diserobot. 

Sebelumnya lahan ini sudah dilaporkan ke Gakkum LHK (Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan) sejak 13 Agustus 2024.

“Iya sekarang sudah rata dengan tanah (akibat aktivitas tambang). Kami sudah lapor 2024 lalu untuk perlindungan ke Gakkum KLHK, karena ada aktivitas tambang disana, cuman mepet dengan lahan kami,” ucapnya.

“Aktivitas ini baru 2 hari (pengakuan pekerja), ini pertama kali dan masuk kawasan kita saat libur lebaran, kita selalu awasi, patroli dan monitoring, ini juga curi–curi karena aktivitasnya karena Lebaran dengan mengerahkan 5 excavator,” tegasnya.

Rustam juga sudah menerbangkan drone (pesawat tanpa awak) untuk mendokumentasikan kegiatan ilegal ini. 

Dari hasil pantauan udara, memang benar tampak 5 unit excavator beroperasi di dalam kawasan hutan pendidikan Unmul.

Rustam menambahkan bahwa saat ini aktivitas alat berat sudah berhenti, tidak ada pekerja tambang ilegal di lokasi. 

“Mereka sekarang sudah tidak berada di lokasi. Proses sudah lanjut, Gakkum KLHK pusat, Dinas Kehutanan, Dinas ESDM dan para pihak diminta Gubernur untuk menyelesaikan itu semu. Kami (dari Unmul) yang memberhentikan aktivitas ini tanggal 5 April 2025 lalu,” jelasnya.

Dibantu mahasiswa dan media, mereka mengetahui adanya aktivitas pada Jumat 4 April 2025, dan langsung dilakukan pengecekan informasi aktivitas pengerukan ini.

Pihak Unmul juga mendapati ada alat berat jenis excavator, 2 unit mobil tangki BBM dan beberapa pekerja.

“Video–video bukti ada dengan Gakkum KLHK Kalimantan, sempat kami lakukan perekaman aktivitas tersebut. Pada saat itu orang–orang disitu sempat kami rekam,” tandasnya.

(*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved