Berita Nasional Terkini

Daftar Materi Pelajaran yang akan Dikurangi, Kemendikdasmen Siapkan Penerapan Deep Learning

Materi pelajaran apa saja yang akan dikurangi? Kemendikdasmen siapkan penerapan deep learning.

Penulis: Rita Noor Shobah | Editor: Doan Pardede
instagram/@abe_mukti
MAPEL DIKURANGI - Mendikdasmen Abdul Mu'ti. Pemerintah akan mengurangi muatan mata pelajaran (mapel) karena rencana adanya penerapan metode pembelajaran mendalam atau deep learning. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan, pada metode pembelajaran deep learning, siswa akan belajar dengan lebih mendalam serta lebih kontekstual, Jumat (11/4/2025). (instagram/@abe_mukti) 

TRIBUNKALTIM.CO - Materi pelajaran apa saja yang akan dikurangi? Kemendikdasmen siapkan penerapan deep learning.

Kebijakan baru akan diterapkan di sekolah dasar hingga menengah.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan mengurangi materi pembelajaran pada setiap mata pelajaran di sekolah.

Karena rencana adanya penerapan metode pembelajaran mendalam atau deep learning.

Baca juga: Beda Rayonisasi dan Zonasi dalam SPMB 2025 untuk Jenjang SMA, Penjelasan Mendikdasmen

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan, pada metode pembelajaran deep learning, siswa akan belajar dengan lebih mendalam serta lebih kontekstual.

Dengan demikian, diperlukan pengurangan materi pembelajaran di sekolah agar siswa bisa menjadi lebih fokus.

"Karena pembelajaran mendalam itu menekankan pembelajaran yang lebih konstruktivis, ini teori pelajaran konstruktivis, kemudian deep learning proses, proses pembelajaran yang mendalam berpikir tingkat tinggi," kata Mu'ti di Kantor Kemendikdasmen, Jumat (11/4/2025).

Menurut dia, pembelajaran yang meaningful yang kontekstual dan memberikan kesempatan murid untuk melakukan pendalaman dari apa yang mereka pelajari.

Muatan pelajaran yang dikurangi

Lantas, mata pelajaran apa saja yang muatannya akan dikurangi?

Mu'ti mengatakan, pengurangan muatan pembelajaran itu berlaku untuk semua mata pelajaran.

Namun, Mu'ti belum mengungkap pasti berapa persen pengurangan muatan pelajaran tersebut.

"Semua mata pelajaran," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Mendikdasmen Abdul Mu'ti akan mengenalkan konsep pendekatan belajar deep learning ke sekolah.

Mu'ti mengatakan, pendekatan ini akan membantu siswa bisa belajar dengan lebih mendalam dan lebih memahami esensi tentang belajar.

"Ini masih ongoing process (mempersiapkan penerapan deep learning)," kata Mu'ti di acara Seminar Nasional dan Sosialisasi Program Deep Learning yang disiarkan secara daring, Senin (17/2/2025).

Baca juga: Survei Menteri The Republic Institute: Mendikdasmen Teratas, Menteri Desa PDT Ciptakan Citra Positif

Abdul Mu'ti menjelaskan, metode pembelajaran mendalam atau deep learning akan sukses diimplementasikan jika materi yang diajarkan tidak terlalu banyak.

Menurut dia, materi yang didapat oleh peserta didik harus sesuai dengan ukuran kemampuan, menekankan pentingnya nilai pembelajaran, dan dapat transformasikan ke dalam banyak konteks.

"Nilai harus melekat pada semua mata pembelajaran, dan nilai menjadi makna utama dari proses pembelajaran. Oleh karena itu, selain aspek pengetahuan dan kemampuan, deep learning juga harus mengedepankan pentingnya nilai," kata Mu'ti, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (14/2/2025).

Mu'ti mengatakan, setiap manusia memiliki cara yang berbeda dalam proses belajar yang dilakukan.

Oleh karena itu, dalam metode deep learning ada tiga prinsip yang berbeda, yakni mindful, meaningful, dan joyful.

Baca juga: 4 Jalur Sistem Penerimaan Murid Baru 2025, Penjelasan Mendikdasmen, Pengurus Osis Diistimewakan

“Prinsip pertama yaitu 'mindful', di mana hal ini berarti bahwa proses yang berlangsung dilakukan dengan penuh kesadaran, dalam konteks di kelas seorang guru harus mengedepankan rasa penghormatan kepada seluruh muridnya, dan memberikan ruang kepada murid untuk menemukan cara yang efektif untuk mempelajari ilmu," ujarnya.

Prinsip kedua adalah "meaningful" yang berartikan proses menemukan makna dan menembus pada manfaat dari ilmu yang diajarkan dan mengembangkannya.

Ketiga, yaitu "joyful" yang memiliki arti penghargaan atas raihan penemuan makna serta segala kegunaan dan manfaatnya untuk masyarakat. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved