Berita Nasional Terkini
Alasan Pihak Jokowi Ogah Tunjukkan Ijazah Asli: Tujuan Mereka Bukan untuk Kebenaran Tapi Memojokkan
Teka-teki seputar apa sebenarnya alasan pihak Jokowi ogah tunjukkan Ijazah Asli kepada publik perlahan-lahan mulai terjawab.
Menurut pandangan tim pengacara, mereka merasa tidak memiliki kewajiban secara hukum untuk menunjukkan fisik ijazah Jokowi kepada publik.
Pada persidangan sebelumnya, majelis hakim juga tidak mengabulkan kuasa hukum penggugat yang meminta Jokowi untuk menunjukkan ijazah aslinya.
Oleh karena itu, Rivai dan tim pengacara sepakat untuk tidak menunjukkan ijazah Jokowi sejak 2 tahun yang lalu.
"Memang sejak 2 tahun lalu kami tim hukum sudah mengkaji dan sepakat untuk tidak menunjukkan ijazah aslinya, sekalipun kami semua sudah melihat langsung secara fisik ijazah aslinya tersebut," kata Rivai, dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/4/2025).
Lagi pula, tim kuasa hukum melihat, permintaan menunjukkan ijazah mantan Presiden Jokowi bukan untuk menguji kebenaran, melainkan untuk memojokkan dan kepentingan-kepentingan lainnya.
Hal ini makin terbukti ketika pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan salinannya.
Bukannya selesai, masalah ijazah Jokowi justru menimbulkan isu baru dan ramai di media sosial.
"Yang terjadi bukan selesai, tapi yang terjadi adalah muncul isu baru. Font lah, foto lah, jadi ini sudah sesuai dengan dugaan kami, sehingga kami melihat ini hanya sekedar jebakan batman," ungkap Rivai.
Klarifikasi UGM soal ijazah Jokowi
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, telah menegaskan bahwa ijazah Jokowi yang diterbitkan oleh UGM adalah asli.
"Perlu diketahui ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli. Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik beliau, beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama)," kata dia, dikutip dari keterangan resmi UGM pada Selasa.
Terkait dengan tuduhan font yang tidak lazim digunakan, Sigit meluruskan bahwa penggunaan font Time New Roman seperti pada sampul skripsi dan ijazah milik Jokowi adalah lazim.
"Di tahun itu sudah jamak mahasiswa menggunakan font Time New Roman atau huruf yang hampir mirip dengannya, terutama untuk mencetak sampul dan lembar pengesahan di tempat percetakan," tambahnya.
Sigit melanjutkan, beberapa percetakan yang ada di sekitar UGM pada waktu itu, seperti Prima dan Sanur juga menyediakan jasa cetak sampul skripsi.
Hal itu bisa dibuktikan dengan keberadaan mesin percetakan di Prima dan Sanur.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.