Berita Samarinda Terkini

Anomali Iklim Mempengaruhi Hasil Panen Gabah Petani Kaltim di Tahun 2025

Tahun ini Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menghadapi anomali iklim atau musim tak menentu

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Nur Pratama
Tribunkaltim.co/Rita Lavenia
ANOMALI IKLIM - Kondisi persawahan warga di kawasan Rapak Dalam, Kecamatan Samarinda Seberang. Para petani memperkirakan hasil panen akan menurun sebab banyak padi rusak karena sempat kering kemudian tiba-tiba terendam banjir dalam beberapa pekan ini. Potret diambil pada Oktober 2024. (Tribunkaltim.co/Rita Lavenia) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tahun ini Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menghadapi anomali iklim atau musim tak menentu.

Hal itu rupanya berdampak pada hasil panen gabah atau bulir padi.

Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim Siti Farisyah Yana menyampaikan memang sejak tahun lalu atau pada 2023 kondisi panen gabah di Benua Etam sempat mengalami penurunan karena mengalami kondisi cuaca El-Nino dan La-Nina.

"Maka dari itu di tahun 2024 kita sudah mencoba untuk menanganinya melalui Dampak Perubahan Iklim (DPI), guna mengantisipasi lahan dalam proses masa tanam padi hingga panen,"ujar Yana.

Baca juga: RSUD IA Moeis Samarinda Jadi Model PPP Kesehatan Pertama RI, Pelayanan Standar Internasional

Yana menjabarkan, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, di 2023 lalu jumlah panen gabah di Kaltim hanya sebesar 132,02 ribu ton. 

Sedangkan pada 2024 mengalami peningkatan jumlah panen yang mencapai 145,21 ribu ton atau naik sekitar 9,99 persen atau setara dengan 13,19 ribu ton gabah.

"Tentu kenaikan di tahun 2024 itu baik. Karena se-Indonesia itu tidak ada yang naik hasil panennya, malah turun. Hanya kita saja yang naik di tahun 2024," ungkapnya.

Sementara itu di 2025 Kaltim tengah menghadapi anomali iklim.

DPTPH Kaltim sebelumnya memperkirakan masa panen di awal tahun ini akan berlangsung di bulan April.

"Tetapi ternyata beberapa kawasan pertanian di Kaltim terendam banjir, seperti Loa Kulu di Kutai Kartanegara dan beberapa daerah lainnya," tuturnya.

Ia mengatakan penanganan banjir tengah dilakukan sekarang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan baik.

Pihaknya masih menunggu lahan pertanian yang tergenang ini pulih baru kemudian melakukan penanganan. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved