Berita Internasional Terkini

Momen Kardinal Ignatius Suharyo Berikan Berkat ke Lansia, Wakili Indonesia dalam Konklaf di Vatikan

Inilah momen Kardinal asal Indonesia, Ignatius Suharyo yang mendarat di Vatikan untuk mengikuti Konklaf pemilihan Paus pada Selasa (7/5/2025)

Instagram.com/@humaskaj
KARDINAL IGNATIUS SUHARYO - Tangkapan layar Kardinal Ignatius Suharyo di Vatikan dalam postingan instagram @humaskaj. Inilah momen Kardinal asal Indonesia, Ignatius Suharyo yang mendarat di Vatikan untuk mengikuti Konklaf pemilihan Paus pada Selasa (7/5/2025). (Instagram.com/@humaskaj) 

TRIBUNKALTIM.CO - Inilah momen Kardinal asal Indonesia, Ignatius Suharyo yang mendarat di Vatikan untuk mengikuti Konklaf pemilihan Paus pada Selasa (7/5/2025)

Ada momen menyentuh dari Kardinal Ignatius Suharyo saat ia tiba di Vatikan.

Selain dikerubungi oleh wartawan, Kardinal Ignatius Suharyo juga sempat memberikan berkat pada lansia di Vatikan.

Simak momen perjalanan Ignatius Suharyo saat sudah tiba di Vatikan untuk mengikuti Konklaf.

Sebagaimana diketahui, Kardinal Ignatius Suharyo atau Kardinal Suharyo telah tiba di Vatikan beberapa hari lalu.

Baca juga: Terjawab Kapan Konklaf Dimulai, Prosesi Rahasia di Kapel Sistina, Cek Apa Saja Tahapannya

Ia menjadi salah satu elektor dari 135 uskup yang telah memenuhi syarat mengikuti pemilihan Paus baru pada Rabu, 7 Mei 2025.

Dalam perjalannnya di kawasan suci Vatikan, terdapat beberapa momen tertangkap kamera dan terekam video memperlihatkan kegiatan Kardinal Suharyo

Termasuk dikerumuni jurnalis setempat, memberkati pria lanjut usia hingga bersedia menuruti permintaan warga agar memberkati rosario.

20250506_Kardinal_Ignatius_Suharyo_Berkati_Lansia
KARDINAL IGNATIUS SUHARYO - Tangkapan layar Kardinal Ignatius Suharyo di Vatikan dalam postingan instagram @humaskaj. Inilah momen Kardinal asal Indonesia, Ignatius Suharyo yang mendarat di Vatikan untuk mengikuti Konklaf pemilihan Paus pada Selasa (7/5/2025). (Instagram.com/@humaskaj)

Kardinal Suharyo juga menyempatkan diri mengunjungi sebuah monumen berupa patung imigran.

Monumen tersebut berada di Piazza St Petrus, simbol toleransi era Paus Fransiskus yang menaruh perhatian terhadap para imigran.

Baca juga: Jelang Konklaf 7 Mei 2025, Tukang Kayu hingga Pandai Besi Terlibat dalam Persiapan di Kapel Sistina

Instagram Humas Keuskupan Agung Jakarta sempat membagikan momen Suharyo tiba di Vatikan pada Senin (5/5/2025).

Kardinal Suharyo pun sempat menjawab pertanyaan media terkait konklaf yang akan digelar 7 Mei 2025.

“Apakah Anda punya profil untuk paus berikutnya? Apakah Anda punya kesepakatan?” tanya reporter.

“Belum, tidak,” jawab Kardinal Suharyo singkat.

“Menurut Anda, apakah konklaf akan berlangsung lama atau singkat?” tanya reporter.

“Singkat, dua, tiga hari,” jawabnya.

Baca juga: Konklaf Paus Akan Dimulai 7 Mei, Kandidat Kuat Pengganti Pilih Mundur

Profil Kardinal Ignatius Suharyo

Uskup Agung Jakarta Kardinal Suharyo akan mewakili Indonesia dalam Konklaf pada Rabu (7/5/2024).

Melansir dari Wartakotalive.com, Kardinal Ignatius Suharyo telah tiba di Roma pada Minggu pagi (4/5) untuk mengikuti rangkaian kegiatan pemilihan Paus yang akan datang. Pemungutan suara untuk memilih Paus baru dijadwalkan dimulai pada Rabu, 7 Mei.

Tongkat estafet beralih ke Kardinal Ignatius Suharyo. Ia menjadi wakil Indonesia dalam konklaf yang dijadwalkan berlangsung 6 Mei 2025 mendatang. 

PROFIL KARDINAL SUHARYO - Uskup Agung Jakarta, Kardinal Suharyo. Rencananya, Kardinal Suharyo akan bertolak ke Vatikan untuk prosesi pemilihan Paus baru atau konklaf 4 Mei 2025 mendatang.Simak profil Kardinal Suharyo. (Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya-Keuskupan Semarang)
PROFIL KARDINAL SUHARYO - Uskup Agung Jakarta, Kardinal Suharyo. Rencananya, Kardinal Suharyo akan bertolak ke Vatikan untuk prosesi pemilihan Paus baru atau konklaf 4 Mei 2025 mendatang. (Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya-Keuskupan Semarang)

Saat ini, Suharyo menjabat sebagai Uskup Agung Jakarta dan satu-satunya kardinal asal Indonesia yang masih memiliki hak suara.

Lahir di Sedayu, Bantul, Yogyakarta, pada 1950, Suharyo dikenal luas di lingkungan Gereja Katolik Indonesia.

Baca juga: Ini Alasan Uskup Bogor Paskalis Bruno Syukur Tolak Jabatan Kardinal dari Paus Fransiskus

Awalnya, Suharyo tidak ingin menjadi pastor dan bercita-cita menjadi seorang polisi.

Namun keinginan Suharyo kecil berubah setelah bertemu seorang pastor. 

Ia saat itu ditanya apakah ingin menjadi pastor atau tidak.

Suharyo pun menjawab "iya" kepada pastor yang ditemuinya.

Suharyo pun mengawali pendidikannya sebagai pastor dengan masuk Semniari Menengah Mertoyudan di Magelang, Jawa Tengah, pada 1961.

Baca juga: Paus Fransiskus Umumkan Pembentukan 21 Kardinal Baru, Indonesia Masuk Dalam Daftar

Di keluarganya, Suharyo memiliki seorang kakak yang sudah lebih dulu menempuh jalur kepastoran.

Kemudian pada 26 Januari 1976, Suharyo yang telah ditahbiskan menjadi imam diosesan diminta melanjutkan studi ke Roma, Italia.

tahun 1981, ia menyelesaikan studinya sebagai doktor Teologi Biblis di Universitas Urbaniana.

Suharyo sempat menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya, Yogyakarta pada 1981-1991.

Ia juga sempat menjabat sebagai Ketua Jurusan Filsafat dan Sosiologi di IKIP Sanata Dharma Yogyakarta, sejak 1983 hingga 1993.

Selanjutnya, ia diangkat menjadi Uskup Agung Semarang oleh Paus Yohanes Paulus II pada 22 Agustus 1997.

Ia ditunjuk sebagai pengganti Mgr Julius Darmaatmadja SJ yang kala itu pindah ke Keuskupan Agung Jakarta.

Pada 29 Juni 2010, Suharyo ditunjuk untuk menjadi Uskup Agung Jakarta untuk menggantikan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ yang pensiun setahun sebelumnya.

Baca juga: 3 Negara Ini Tercatat Tak Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus, Mana Saja?

mengutip dari Kompas, Suharyo menerbitkan buku biografi menandai 20 tahun sepak terjangnya dalam pelayanan sebagai uskup.

Buku berjudul "Terima Kasih, Baik, Lanjutkan" terbit pada 7 Oktober 2017, yang berisi kisah hidup Mgr Suharyo. 

Ia pernah menjabat sebagai Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan pada 2019 diangkat sebagai kardinal oleh Paus Fransiskus.

Dengan latar belakang pendidikan doktoral di bidang teologi biblis dari Roma, Suharyo telah mengabdi lebih dari dua dekade sebagai uskup.

Keterlibatannya dalam konklaf 2025 akan menjadi momen kedua kalinya dalam sejarah Indonesia memiliki suara dalam pemilihan Paus di abad ke-21.

Dengan keikutsertaan Kardinal Ignatius Suharyo dalam konklaf 2025, Indonesia kembali mencatatkan diri dalam sejarah panjang Gereja Katolik dunia. 

Meski berasal dari negara dengan populasi Katolik minoritas, suara dari Indonesia tetap mendapat tempat dalam peristiwa penting di jantung Vatikan.

Jejak tiga kardinal ini bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga simbol kehadiran Gereja Katolik Indonesia dalam dinamika global yang penuh doa dan harapan. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved