Berita Nasional Terkini

Prabowo sebut MBG Sukses, Kasus Keracunan di Bawah 1 Persen, CELIOS: Nyawa Tidak Bisa Dinilai Angka

Presiden RI, Prabowo Subianto menyebut MBG sukses, kasus keracunan angkanya di bawah 1 persen. CELIOS: nyawa tidak bisa dinilai dengan angka

Editor: Amalia Husnul A
Dok. Sekretariat Presiden
MBG DISEBUT SUKSES - Presiden Prabowo Subianto saat meninjau makan bergizi gratis (MBG) di SD Negeri 05 Jati dan TK Negeri 02, Jakarta Timur, Senin (3/2/2025). Presiden RI, Prabowo Subianto menyebut MBG sukses, kasus keracunan angkanya di bawah 1 persen. CELIOS: nyawa tidak bisa dinilai dengan angka. (Dok. Sekretariat Presiden) 

TRIBUNKALTIM.CO - Presiden RI, Prabowo Subianto menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) sukses.

Dalam pernyataannya, Prabowo Subianto mengakui ada keracunan MBG dan menyebut jumlah korbannya, namun menurutnya kasus keracunan angkanya kecil kurang dari 1 persen.

Pernyataan Presiden Prabowo yang menyebut MBG sukses dan kasus keracunan kecil menjadi sorotan pengamat Center of Economic and Law Studies (Celios).

Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios), Media Wahyudi Iskandar mengkritik pernyataan Prabowo terkait keberhasilan MBG.

Baca juga: Rapat Bersama Prabowo Usai Kasus Keracunan MBG, BGN: Target Kita Zero Accident

“Keracunan itu bukan hanya soal makanan basi. Ini menyangkut nyawa manusia.

Satu nyawa saja tidak bisa dinilai dengan angka statistik.

Tidak bisa dibilang hanya sebagian kecil dari keseluruhan,” kata Media Wahyudi Iskandar kepada Kompas.com, Selasa (5/5/2025). 

Menurut dia, klaim keberhasilan MBG dari Prabowo tersebut tidak berdasar pada evaluasi yang bersifat ilmiah dan empiris.

“Sangat ironis karena ucapan itu keluar dari Presiden. Idealnya, Presiden menjelaskan sesuatu berdasarkan data empiris dan mengevaluasi kebijakan dengan indikator yang benar.”

Dia menegaskan bahwa indikator keberhasilan MBG tidak bisa hanya diukur dari jumlah penerima manfaat atau besaran anggaran yang disalurkan.

Yang lebih penting, menurut dia, adalah sejauh mana program ini tepat sasaran, apakah pelaksanaannya berjalan baik, serta dampaknya terhadap anak-anak penerima.

“Dampaknya harus dilihat dari sisi gizi, motivasi belajar, dan aspek lainnya. Kalau itu belum bisa dibuktikan, belum bisa diklaim program ini berhasil,” ujarnya.

KASUS KERACUNAN MBG - Presiden Prabowo Subianto dalam rapat bersama jajaran Badan Gizi Nasional (BGN) di kediaman pribadinya, Padepokan Garuda Yaksa, Kabupaten Bogor, Sabtu (3/5/2025). Dalam agenda yang terlaksana di kediaman pribadi Prabowo, tepatnya di Padepokan Garuda Yaksa, Kabupaten Bogor, Sabtu (3/5/2025), mereka menargetkan zero accident alias tak ada lagi kasus keracunan MBG. (Kompas.com)
MBG DISEBUT SUKSES - Presiden Prabowo Subianto dalam rapat bersama jajaran Badan Gizi Nasional (BGN) di kediaman pribadinya, Padepokan Garuda Yaksa, Kabupaten Bogor, Sabtu (3/5/2025). Presiden RI, Prabowo Subianto menyebut MBG sukses, kasus keracunan angkanya di bawah 1 persen. CELIOS: nyawa tidak bisa dinilai dengan angka. (Kompas.com).

Media juga menyoroti insiden keracunan makanan yang terjadi di sejumlah daerah sebagai masalah serius yang tak bisa diremehkan atau dianggap sepele.

Ia menilai klaim keberhasilan menjadi tidak relevan jika ada nyawa yang terancam.

Baca juga: Kasus Keracunan MBG Kian Bertambah, Kepala BGN: Evaluasi Menyeluruh Segera Dilakukan

Ia mengingatkan bahwa insiden keracunan makanan dalam program MBG bukanlah kasus tunggal, melainkan sudah terjadi berulang kali sejak awal 2025.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved