Tribun Kaltim Hari Ini

Indonesia Darurat Kekerasan Perempuan, Samarinda Tertinggi di Kaltim, Ini Solusi Rudy Mas'ud

Indonesia darurat kekerasan perempuan dan anak, Samarinda tertinggi di Kaltim, ini solusi Gubernur Rudy Mas'ud.

Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Rita Noor Shobah
TribunKaltim.co
DARURAT KEKERASAN PEREMPUAN - Foto grafis Koran Tribun Kaltim yang terbit hari ini, Minggu (11/5/2025). Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi persoalan serius di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Kalimantan Timur (Kaltim). Demikian kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi dalam diskusinya dengan jajaran Pemprov Kaltim di Samarinda, Sabtu (10/5/2025). (TribunKaltim.co) 

Tempat lainnya termasuk sekolah (9,5persen atau 23 kasus), fasilitas umum (9,1persen atau 22 kasus), tempat kerja (2,1persen atau 5 kasus), dan kategori lain-lain sebanyak 23,2persen atau 56 kasus.

Berdasarkan data pekerjaan korban, pelajar menjadi kelompok terbanyak yang terdampak kekerasan dengan 58,9persen atau 142 korban. Diikuti oleh korban yang tidak bekerja (14,1persen atau 34 korban), ibu rumah tangga (12persen atau 29 korban), ASN/TNI/Polri (9,1persen atau 22 korban), pekerja swasta dan buruh (2,1persen atau 5 korban), pedagang/tani/nelayan (1,7persen atau 4 korban), serta yang tidak diketahui sebesar 2,1persen atau 5 korban.

Dalam kesempatan itu, Rudy juga menyinggung tantangan sosial-ekonomi yang turut mempengaruhi kerentanan kekerasan.

"Sekali lagi, izin Bu, tingkat pengangguran di Kalimantan Timur tergolong tinggi, masih di atas 5 sekian persen. Kalau penganggurannya tinggi, otomatis kemiskinannya juga tinggi," ujarnya

Terkait jenis layanan yang diberikan kepada korban, DP3A Kaltim mencatat layanan pengaduan mendominasi (71,9persen atau 241 korban), diikuti layanan kesehatan (19,4persen atau 65 korban), bantuan hukum (6,9persen atau 23 korban), rehabilitasi sosial (1,5persen atau 5 korban), dan penegakan hukum (0,3persen atau 1 korban).

Dari sisi pelaku, hubungan dengan korban paling banyak berasal dari pacar atau teman (33 orang), suami/istri (22 orang), orang tua (20 orang), tetangga (14 orang), keluarga (9 orang), guru dan rekan kerja masing-masing 2 orang, serta 10 pelaku lainnya dengan kategori beragam dan 7 yang tidak diketahui hubungannya.

Rudy juga menjelaskan langkah-langkah strategis Pemprov Kaltim dalam meningkatkan kualitas dan efektivitas pengarusutamaan gender (PUG).

"Gender di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, memprioritaskan kewirausahaan perempuan, pemberdayaan kelompok rentan, disabilitas, dan kelompok marginal," ungkapnya.

Beberapa strategi yang dilakukan di antaranya pembentukan tim PPRG (Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender), tagging anggaran yang responsif gender, pemberian penghargaan kepada perangkat daerah yang berhasil menerapkan PUG, serta evaluasi berkala terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut.

Rudy juga menyampaikan dukungan penuh terhadap program Kementerian PPPA RI dalam evaluasi penyelenggaraan pengarusutamaan gender, yang setiap tahunnya dinilai melalui predikat PPE (Penghargaan Parahita Ekapraya).

Ia juga mengapresiasi kehadiran Menteri PPPA dan menaruh harapan besar dari hasil pertemuan ini.

"Semoga pertemuan ini memberikan manfaat yang besar dan menjadi langkah strategis dalam wujudkan perempuan yang berdaya, anak yang terlindungi, Indonesia Maju, Kaltim Emas, Indonesia Emas," pungkasnya. 

Samarinda Tertinggi

Berdasarkan data terkini dari DP3A Kaltim per 31 Maret 2025, tercatat 224 kasus kekerasan di seluruh wilayah Kalimantan Timur.

Kasus Kekerasan per Daerah:

  1. Samarinda: 50 kasus
  2. Balikpapan: 34 kasus
  3. Kutai Kartanegara: 31 kasus
  4. Bontang: 25 kasus
  5. Kutai Timur: 23 kasus
  6. Kutai Barat: 20 kasus
  7. Penajam Paser Utara: 18 kasus
  8. Berau: 12 kasus
  9. Paser: 9 kasus
  10. Mahakam Ulu: 2 kasus
Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved