Berita Nasional Terkini
Korban Ledakan Amunisi Garut Adalah Buruh yang Dibayar untuk Buka Selongsong, Segini Besaran Upahnya
Sebagaimana diketahui, pemusnahan amunisi kedaluawarsa di Garut Jawa Barat memakan korban 13 orang.
TRIBUNKALTIM.CO - Warga sipil yang menjadi korban ledakan amunisi di Garut Jawa Barat ternyata merupakan para buruh yang dibayar untuk buka selongsong.
Sebagaimana diketahui, pemusnahan amunisi kedaluawarsa di Garut Jawa Barat memakan korban 13 orang.
Dari 13 orang, di antaranya merupakan 9 warga sipil.
Tragedi pemusnahan amunisi TNI di Garut, Jawa Barat hingga kini masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban.
Baca juga: Dedi Mulyadi Ungkap Fokus Utamanya Usai Insiden Ledakan Amunisi di Garut yang Tewaskan Warga Sipil
Lokasi pemusnahan amunisi itu berada di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Diklaim jauh pula dari pemukiman warga.

Dalam insiden tersebut ada sembilan warga sipil yang berada di lokasi kejadian dan menjadi korban.
Hal itu terungkap dalam wawancara Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dengan seorang warga bernama Agus Setiawan, saat berbincang soal aktivitas warga di tempat itu.
Agus adalah saudara dari salah satu korban.
Ia ditemui Kang Dedi Mulyadi (KDM) secara langsung di rumah duka yang berada di Kampung Cimerak, Desa Sagara.
Dalam pertemuan tersebut terungkap bahwa ia dan saudaranya merupakan buruh.
"Kami jadi buruh pak, buruh buka selongsong, per hari dibayar Rp150 ribu," ujar Agus kepada Dedi Mulyadi, dikutip dari Tribun Jabar via Tribun Sultra.
Pada proses pemusnahan amunisi, warga bekerja sampai belasan hari.
Namun biasanya tergantung dari datangnya barang yang akan dimusnahkan.
Selain itu, Agus bersama dengan buruh lainnya menjual rongsokan dari sisa pemusnahan amunisi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.