Berita Nasional Terkini
Terbaru! Keluarga Ungkap Fakta Baru Korban Ledakan Amunisi di Garut: Adik Saya Bukan Pemulung
Sejumlah hal baru seputar korban ledakan amunisi di Garut diungkap keluarga, salah satunya bantahan soal para korban disebut pemulung.
TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah hal baru seputar korban ledakan amunisi di Garut diungkap keluarga, salah satunya bantahan soal para korban disebut pemulung.
Sebelumnya dberitakan, ada 23 korban ledakan amunisi di Garut, yang terdiri dari 4 anggota TNI dan 9 warga sipil dari daerah setempat.
Ledakan diduga disebabkan oleh detonator penghancur yang meledak lebih awal saat masih terpasang di sebuah lubang besar penghancur dekat pesisir pantai.
Sembilan jenazah warga sipil yang dilaporkan adalah Agus Bin Kasmin, Ipan Bin Obur, Anwar Bin Inon, Iyus Ibing Bin Inon, Iyus Rizal Bin Saepuloh, Toto, Dadang, Rustiwan, dan Endang, semuanya berasal dari Cibalong dan Pameumpeuk, Garut.
Baca juga: Penyebab dan Kronologi Ledakan di Garut, Dudung Abdurachman Sebut Bukan karena Amunisi Kedaluwarsa
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi mengungkapkan, dugaan adanya korban sipil diakibatkan karena warga menghampiri titik pemusnahan setelah ledakan pertama terjadi.
Mereka, menurut Kristomei, hendak mengambil serpihan amunisi yang tersisa.
Tak disangka, ledakan selanjutnya terjadi dan menghantam sejumlah warga yang berada di lokasi pemusnahan.
Agus (55), kakak kandung Rustiwan, salah satu korban tewas dalam ledakan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025), menolak adiknya disebut sebagai pemulung.
Menurut Agus, Rustiwan telah bekerja selama 10 tahun membantu TNI dalam pemusnahan amunisi kedaluwarsa, bukan hanya di Garut, tetapi juga di Yogyakarta dan daerah lainnya.
"Saya sebagai keluarga tak terima kalau adik saya disebut pemulung besi saat kejadian ledakan. Adik saya sudah 10 tahun kerja ke TNI bantu pemusnahan amunisi," ungkap Agus saat ditemui di Kamar Mayat RSUD Pameumpeuk, Garut, pada Selasa (13/5/2025) seperti dilansir Kompas.com.
Agus menyampaikan kebenaran tersebut saat berbincang dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang datang menjenguk keluarga korban di rumah sakit.

Dedi pun menegaskan bahwa kejadian ini merupakan kecelakaan kerja, bukan insiden yang melibatkan warga yang sedang memulung rongsokan besi bekas amunisi.
"Ini berarti kecelakaan kerja, bukan seperti yang diinformasikan bahwa korban adalah warga yang sedang membawa rongsokan bekas amunisi. Mereka bekerja ternyata membantu TNI," kata Dedi.
Dedi menambahkan bahwa kecelakaan kerja dapat terjadi pada siapa saja, seperti sopir bus yang mengalami kecelakaan, petani yang terluka akibat alat pertanian, atau pegawai lainnya yang meninggal dalam insiden kerja.
Ia juga meminta Pemkab Garut untuk memberikan perhatian lebih kepada keluarga korban.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.