Berita Nasional Terkini

Fakta-fakta 18 Anggota OPM Tewas Ditembak TNI di Intan Jaya Papua, Warga Sipil Terdampak

Berikut fakta-fakta 18 anggota OPM tewas ditembak TNI di Intan Jaya Papua, warga sipil terdampak.

Tribun-Papua.com/Istimewa
ILUSTRASI KKB PAPUA - 18 anggota OPM dilaporkan tewas setelah terlibat baku tembak dengan anggota TNI di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Selasa (15/5/2025). Namun, ada korban luka bocah usia 6 tahun akibat terkena serpihan peluru di bagian telinga dan sudah dirawat di RSUD Kabupaten Mimika. (Tribun-Papua.com/Istimewa) 

Kapuspen TNI menegaskan operasi ini adalah bentuk komitmen TNI dalam melindungi rakyat Papua serta mendukung kelanjutan pembangunan.

"TNI hadir bukan untuk menakut-nakuti rakyat, tetapi untuk melindungi mereka dari kekerasan dan intimidasi yang dilakukan kelompok bersenjata," ungkap dia.

5. TNI Fokus Juga pada Pelayanan Sosial dan Pembangunan

Mayjen Kristomei Sianturi menegaskan TNI tidak akan membiarkan masyarakat Papua hidup dalam ketakutan di tanah kelahirannya.

Menurutnya, kehadiran TNI untuk memberikan pelayanan kesehatan, edukasi, dan pengamanan pembangunan jalan ke Hitadipa.

6. Kepala Suku Beberkan Taktik Manipulasi OPM

Kepala Suku Kampung Sugapa di Papua Tengah, Melianus Wandegau, mengungkapkan KKB Papua menjadikan warga sebagai tameng perlawanan terhadap aparat.

Warga, kata Wandegau, dimanipulasi kelompok OPM untuk menyebarkan narasi ancaman terhadap masyarakat.

“Kami dijanjikan kesejahteraan oleh mereka (OPM), namun kenyataannya kami hanya dijadikan alat dan pelindung dari serangan. Warga dijadikan tameng untuk melawan TNI,” ujarnya.

7. TNI Tetap Siaga, Wilayah Mulai Steril

Operasi ini menargetkan kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker.

Sugapa Lama dan Kampung Bambu Kuning kini dinyatakan steril dari gangguan kelompok separatis tersebut.

Dansatgas Media Koops Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, mengungkapkan seluruh personel TNI dinyatakan dalam kondisi aman.

"Saat ini pasukan masih disiagakan di sejumlah sektor strategis guna mengantisipasi kemungkinan pergerakan kelompok sisa."

Kelompok ini diketahui kerap melakukan kekerasan terhadap warga sipil, termasuk pembakaran rumah, penyanderaan guru dan tenaga kesehatan, hingga penyerangan terhadap fasilitas umum dan proyek pembangunan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved