Berita Nasional Terkini

Driver Ojol Demo Besok, Serentak Matikan Aplikasi Protes Potongan 70 Persen, Hindari Ruas Jalan Ini

Gabungan driver ojol demo besok, Selasa (20/5/2025) dengan serentak matikan aplikasi protes potongan 70 persen. Sebaiknya hindari ruas jalan ini.

Editor: Amalia Husnul A
Kompas.com/Shela Octavia
DEMO OJOL - Ilustrasi demo ojol di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024) lalu. Gabungan driver ojol demo besok, Selasa (20/5/2025) dengan serentak matikan aplikasi protes potongan 70 persen. Sebaiknya hindari ruas jalan ini. (Kompas.com/Shela Octavia) 

TRIBUNKALTIM.CO - Gabungan driver ojek online (ojol) menggelar demo besok, Selasa (20/5/2025).

Bukan hanya mematikan aplikasi, para driver ojol ini akan turun ke jalan di sejumlah titik.

Aksi demio driver ojol ini menuntut sejumlah hal salah satunya potongan dari aplikato yang mencapai 70 persen.

Menurut Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati mengatakan, aksi ini dilakukan secara nasional. 

Baca juga: Besok Demo Ojol Serentak, Gojek, Grab, Maxim, dan inDrive Bantah Tuduhan Potongan di Atas 20 Persen

"SPAI menyerukan pengemudi ojol, taksol, dan kurir melakukan aksi off bid massal (matikan aplikasi) satu Indonesia di mana pun perusahaan platform beroperasi," kata Lily dalam keterangan tertulis, Senin (19/5/2025).

"Dan kami akan turun ke jalan pada tanggal 20 Mei nanti bersama dengan serikat pekerja dan komunitas pengemudi ojol, taksol, dan kurir," lanjutnya.

Menurut Lily, aksi ini bentuk protes atas kondisi kerja yang dinilai tidak layak. Pengemudi terus diperas lewat sistem potongan yang tinggi.

Ia menyebut, potongan platform bisa mencapai 70 persen dari total biaya yang dibayarkan pelanggan.

"Pengemudi hanya mendapatkan upah sebesar Rp 5.200 dari hasil kerjanya mengantarkan makanan. Padahal pelanggan membayar ke platform sebesar Rp 18.000.

Dari sini jelas terlihat platform mendapat keuntungan dengan cara memeras keringat pengemudi ojol," ujar Lily. 

"Maka kami mendukung tuntutan potongan 10 persen dan bahkan kami menuntut potongan platform dihapuskan.

Selain itu, harus ada kejelasan tarif penumpang, barang, dan makanan yang setara dan adil," tegasnya. 

DEMO OJOL - Ilustrasi: Puluhan ribu ojol dan taksi online akan demo di beberapa titik pada Selasa (20/52025). Mereka akan menutup layanan, sehingga diprediksi Jakarta dan sekitarnya lumpuh. (Dok Tribunnews)
DEMO OJOL - Ilustrasi: Puluhan ribu ojol dan taksi online akan demo di beberapa titik pada Selasa (20/52025). Gabungan driver ojol demo besok, Selasa (20/5/2025) dengan serentak matikan aplikasi protes potongan 70 persen. Sebaiknya hindari ruas jalan ini. (Dok Tribunnews) (Dok Tribunnews)

SPAI juga menolak skema prioritas order yang hanya diberikan kepada pengemudi tertentu.

Lily menyebut skema seperti GrabBike Hemat, slot, aceng (argo goceng) di Gojek, hub di ShopeeFood, serta sistem prioritas di Maxim, Lalamove, InDrive, Deliveree, dan Borzo sebagai bentuk diskriminasi.

Baca juga: Kata Wamenaker dan Kemenhub Soal Aksi Unjuk Rasa Ojol yang Matikan Aplikasi Serentak

SPAI menuntut Kementerian Ketenagakerjaan menyusun payung hukum untuk pengemudi ojol.

Regulasi ini diharapkan masuk dalam pembahasan RUU Ketenagakerjaan yang telah masuk Prolegnas.  

Garda Indonesia Juga Turun Jalan

Rencana aksi juga datang dari Asosiasi Garda Indonesia.

Ketua Umum Garda Indonesia Raden Igun Wicaksono menyebut demonstrasi ini bentuk protes terhadap aplikator.

Menurut Igun, aplikator melanggar regulasi dan merugikan mitra pengemudi.

 "(Pemerintah) selama ini mendiamkan pelanggaran regulasi yang dilakukan oleh aplikator-aplikator pelanggar regulasi,” ujar Igun dalam keterangan tertulis, Kamis (15/5/2025).

Alasannya Igun merujuk Keputusan Menteri Perhubungan (KP) 1001 Tahun 2022.

Aturan ini membatasi biaya sewa aplikasi maksimal 15 persen, dengan tambahan 5 persen untuk kesejahteraan pengemudi. 

Namun, banyak aplikator yang menetapkan potongan jauh di atas ketentuan.

"Tidak ada ampun bagi aplikator-aplikator pelanggar, karena sejak 2022 pengemudi sudah sangat bersabar namun terus diremehkan,” ucapnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com

Titik Aksi

Ketua Umum Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA), Raden Igun Wicaksono, menyebut akan ada lebih dari 25.000 massa yang terdiri dari ojol dan taksi online dari berbagai penjuru kota di Jabodetabek, Jawa, hingga Sumatera, yang akan menyuarakan aksinya di beberapa titik di Jakarta.

Baca juga: Penyebab Ojol Demo Besar-besaran pada 20 Mei 2025, Ini Tiga Lokasi Aksi di Jakarta

Aksi tersebut akan dimulai Selasa, (20/5/2025), pukul 13.00 WIB di sejumlah titik strategis.

“Titik-titik aksi di Kementerian Perhubungan (Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat), Istana Merdeka (Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat), Gedung DPR RI (Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat), kantor-kantor aplikasi, serta semua lokasi yang berhubungan dengan perusahaan aplikasi,” ucap Igun, kepada Kompas.com, Senin (19/5/2025).

Tak hanya itu, Igun melanjutkan, pihaknya juga menggelar aksi “off bid massal” atau mematikan aplikasi secara serentak di seluruh Indonesia pada 20 Mei 2025.

“Akan dilakukan pelumpuhan pemesanan penumpang, pemesanan makanan dan pengiriman barang melalui aplikasi secara massal dengan cara mematikan aplikasi pada hari Selasa, 20 Mei 2025 mulai jam 00.00 sampai dengan jam 23.59,” kata dia.

Dalam aksi ini, para pengemudi menyuarakan sejumlah tuntutan. Pertama, Presiden RI dan Menteri Perhubungan diminta memberikan sanksi tegas kepada perusahaan aplikasi yang dinilai melanggar regulasi pemerintah, yaitu Permenhub PM No.12 Tahun 2019 dan Kepmenhub KP No.1001 Tahun 2022.

Kemudian DPR RI Komisi V diminta menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) gabungan bersama Kemenhub, asosiasi, dan perusahaan aplikasi.

Menetapkan potongan biaya aplikasi maksimal 10 persen.

 Tuntutan lainnya adalah merevisi skema tarif penumpang, termasuk penghapusan paket-paket berupa "aceng", "slot", "hemat", "prioritas”, dan lain sebagainya.

Serta penetapan tarif layanan makanan dan kiriman barang secara resmi dengan melibatkan asosiasi pengemudi, regulator, aplikator, serta YLKI.

GARDA menilai bahwa saat ini banyak aplikator telah melanggar ketentuan potongan maksimal 20 persen sesuai dengan Kepmenhub KP No.1001 Tahun 2022, dengan memotong hingga hampir 50 persen dari penghasilan mitra pengemudi.

Mereka juga menyoroti skema-skema tarif hemat yang dinilai merugikan pengemudi.

“Sudah berkali-kali kami aksi damai namun semuanya seperti dianggap remeh oleh Pemerintah maupun aplikator sehingga pihak aplikator makin menjadi-jadi membuat program-program hemat dan prioritas bagi pengemudi online yang sangat merugikan pengemudi online, sehingga aksi kali ini mungkin kami harus lebih keras aksinya,” kata dia seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Ruas Jalan Sasaran Demonstrasi Ojek Online: 

  • Kementerian Perhubungan (Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat)
  • Istana Merdeka (Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat)
  • Gedung DPR/MPR RI (Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat)

(*)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved