Demo Balikpapan Krisis Pertamax
Temui Demonstran, DPRD Balikpapan Bantah Kemarahan saat RDP dengan Pertamina Cuma Sandiwara
Temui demonstran, Ketua DPRD Balikpapan bantah kemarahan saat RDP dengan Pertamina cuma sandiwara.
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - DPRD Balikpapan turun menemui Aliansi Kota Minyak yang melakukan demo, Rabu (21/5/2025).
Audiensi yang berlangsung selama lebih dari satu jam ini dihadiri sejumlah anggota DPRD seperti Wakil Ketua DPRD Suyono, Ketua Komisi IV Gasali, hingga perwakilan Komisi II DPRD.
Mereka duduk bersama pengunjuk rasa di pelataran trotoar depan Kantor DPRD Balikpapan.
DPRD Balikpapan mengklaim bahwa awalnya lebih banyak anggota dewan yang hadir, namun sebagian telah pulang karena mengira massa batal datang.
Baca juga: BREAKING NEWS: Balikpapan Krisis Pertamax, Aliansi Kota Minyak Pasang Spanduk Protes Ukuran Besar
Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qodri dalam audiensi bersama perwakilan demonstran mengungkapkan, kemarahan DPRD dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama PT Pertamina Patra Niaga bukanlah sandiwara seperti yang dituding sejumlah warganet.
Ia membantah keras anggapan bahwa pertemuan tersebut hanya formalitas tanpa hasil nyata.
“Saya katakan tidak, sama sekali tidak ada sandiwara. Kami marah, karena yang kami undang tidak hadir. Kami ingin bertemu General Manager, bukan orang yang tidak berkompeten,” tegas Alwi.
Ia menceritakan betapa sulitnya mendatangkan pimpinan Pertamina Patra Niaga dalam forum resmi DPRD.
Menurutnya, jajaran Pertamina terkesan enggan merespons undangan legislatif.
Bahkan, upaya mengundang General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander, butuh negosiasi alot.
“Saya bilang ke beliau, cukup lima menit saja. Kalau saya bilang lama, pasti tidak datang. Alhamdulillah, akhirnya hadir juga, dan kita RDP sampai dua jam lebih,” ungkapnya.
Menanggapi tuntutan tersebut, Alwi Al Qodri menegaskan bahwa sebagian besar poin telah dibahas dan dicapai dalam RDP bersama Alexander.
Baca juga: Penjualan Pertalite di SPBU Gunung Guntur Balikpapan Alami Peningkatan saat Kelangkaan Pertamax
Ia mengungkapkan bahwa forum resmi DPRD telah menghasilkan tujuh butir keputusan yang disepakati bersama antara pihak legislatif dan manajemen Pertamina, termasuk tandatangan dari General Manager Alexander.
Menurut Alwi, kesepakatan ini menjadi langkah penting DPRD dalam menekan tanggung jawab Pertamina secara langsung.
Ia menyatakan tidak akan segan mendesak pemerintah pusat melalui Kementerian BUMN untuk mengganti pejabat yang tidak kompeten jika masalah tak kunjung tuntas.
Lebih lanjut, Alwi menyampaikan permintaan maaf apabila selama ini DPRD dianggap tidak berpihak kepada rakyat.
Namun, ia menekankan bahwa semua anggota dewan juga merasakan dampak dari krisis BBM.
“Kami di DPRD juga antre BBM. Tidak ada itu skala prioritas. Saya pun ikut antre seperti warga lainnya,” ujar Alwi.
Meski merasa tersinggung dengan ucapan beberapa demonstran yang menyebut DPRD “goblok”, Alwi memilih bersikap terbuka.
Baginya, kritik dan cacian adalah bagian dari perjuangan bersama.
“Kami siap dicaci dan dihina. Tapi, kalian harus tahu, kami juga memperjuangkan hak masyarakat. Kami dipilih oleh rakyat dan wajib memperjuangkan rakyat,” ucapnya.
Baca juga: LIVE Ketua DPRD Balikpapan Alwi Al Qadri Jawab Demo Warga Soal Krisis BBM Pertamax
Alwi juga menyampaikan bahwa beberapa tuntutan mahasiswa, seperti permintaan transparansi data BBM dan audit pasokan minyak, akan terus dikawal oleh DPRD.
Ia bahkan mengungkapkan bahwa dalam pertemuan sebelumnya, pihak Pertamina enggan memberikan data secara terbuka, bahkan cenderung kabur saat didesak.
“Mereka tidak sanggup menjawab, bahkan pergi saat kami minta data real. Ini yang jadi kemarahan kami juga,” ujarnya.
Menanggapi desakan agar pemerintah mengatur lalu lintas selama antrean BBM, DPRD berjanji akan menyampaikan hal tersebut kepada Wali Kota Balikpapan dan Dinas Perhubungan.
Penataan lalu lintas dianggap penting untuk mencegah kemacetan parah yang kerap terjadi di sekitar SPBU.
Lebih lanjut Alwi kembali menegaskan komitmennya untuk mengawasi kinerja Pertamina ke depan.
Ia berharap krisis BBM di kota penghasil minyak seperti Balikpapan tidak menjadi ironi berkepanjangan.
“Kita Kota minyak, tapi minyak langka. Itu lucu. Kita marah karena fakta itu,” tutupnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.