Berita Samarinda Terkini
Viral Video Siswi Kembar SMP di Samarinda Dikeroyok Dalam Kelas, Ternyata Begini Kronologinya
Tak mau bayar iuran nari, siswi kembar SMP di Samarinda dikeroyok dalam kelas, begini kronologinya.
Penulis: Gregorius Agung Salmon | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kasus perundungan kembali terjadi di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (20/5/2025).
Kali ini terjadi dalam sebuah ruang kelas sekolah dasar di mana pelaku dan korban merupakan siswi SMP.
"Sekolah kami sedang dalam pembangunan, jadi sementara menumpang di SD 027 Sungai Kunjang. Nah, kejadian (perkelahian) itu terjadinya di luar jam pelajaran,” ujar Wakil Kepala SMPN 16 Samarinda Bidang Kesiswaan, Nurul Aini.
Dalam video yang beredar di media sosial, tampak dua anak SMPN 16 Samarinda berpakaian baju batik dan rok serta jilbab putih dipukuli sejumlah teman kelasnya.
Baca juga: Kasus Kekerasan Seksual Anak di Kukar Masih Tertinggi 2024, Perundungan di Posisi Kedua
Terkait hal itu, wali kelas membantah terkait perundungan seperti yang disebarkan melainkan perkelahian antar siswi dalam ruangan kelas VIII.
Dirinya juga menyebutkan bahwa dalam perkelahian tersebut tidak hanya satu orang korban saja, karena sebelumnya sudah ada janji untuk kembali bertemu.
Ia pun menegaskan sebelum terjadi perkelahian di ruang kelas tersebut, antar siswi sempat terjadi keributan di grup WhatsApp (WA) siswa.
“Jadi, selain ada grup yang ada wali kelasnya, anak-anak itu memiliki grup sendiri. Nah, sebetulnya masalah itu berawal dari satu program pendidikan (P5). Anak-anak itu diminta untuk latihan menari,” ujarnya.
“Tapi, dalam grup mereka membahas bahwa ingin latihan di studio. Mereka sepakat untuk iuran per orang Rp5 ribu. Namun, ada dua anak (si kembar) tidak bersedia. Muncul kata-kata ejekan dari yang meminta sumbangan. Dibilang dasar miskin, diolok-olok,” sambungnya.
Baca juga: Hanni NewJeans Jadi Saksi, Ungkap Dugaan Perundungan HYBE dan Manajer ILLIT di Majelis Nasional
Lanjut ia mengungkapkan, perkelahian pun terjadi pada Selasa (20/5/2025) pukul 17.00 Wita atau di luar jam pelajaran sekolah, sehingga guru dan pihak sekolah tidak terpantau kejadian tersebut.
“Itu memang di luar jam pelajaran. Karena posisinya kan kami menumpang (sekolah). Nah, rupanya mereka kembali ke sekolah. Karena saat guru terakhir pulang, sempat menegur salah satu siswi. ‘Dibilang kamu piket sendirian kah’. Guru itu pulang duluan. Kemudian anak-anak itu kembali ke kelas," jelasnya.
Dalam video berdurasi 1 menit 15 detik, dua korban dipukul dan ditendang lima orang.
“Memang ada lebih dari lima orang yang ada dalam video tersebut. Memang dipukul, korban ada lebam dan biru-biru sedikit lah," ujarnya.
Baca juga: Alasan Wanita Balikpapan Ini Anggap Indonesia Belum Merdeka, Soroti Aksi Perundungan
Peristiwa itu telah ditangani secara kekeluargaan.
“Sekali lagi saya tegaskan, itu bukan pem-bully-an atau perundungan. Ini kesalahpahaman anak-anak, saling olok-olokan di antara mereka," pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.