Berita Nasional Terkini

Alasan BEM UGM Nyatakan Mosi Tidak Percaya kepada Rektornya, Mahasiswa Menuntut Ova Emilia Bersikap

Alasan BEM UGM nyatakan mosi tidak percaya kepada rektornya, mahasiswa menuntut Ova Emilia bersikap.

KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
MOSI TIDAK PERCAYA - Rektor UGM Prof Ova Emilia bersama jajaran rektorat saat berdialog dengan para mahasiswa di halaman Balairung, Rabu (21/5/2025) malam. Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) menyatakan mosi tidak percaya kepada rektornya sendiri, Ova Emilia. Sikap tersebut diambil karena para mahasiswa malu melihat "Kampus Kerakyatan" hanyalah slogan. (KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA) 

TRIBUNKALTIM.CO - Alasan BEM UGM nyatakan mosi tidak percaya kepada rektornya, mahasiswa menuntut Ova Emilia bersikap.

Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) menyatakan mosi tidak percaya kepada rektornya sendiri, Ova Emilia.

Mahasiswa UGM pun menggelar aksi yang telah berlangsung selama tujuh hari di halaman Balairung kampus.

Ova Emilia dan pejabat kampus merespons aksi mahasiswa dengan datang dan berdialog Rabu (21/5/2025) sore.

Baca juga: Skripsi dan Ijazahnya Disorot, Kini Beredar Transkrip Nilai Ujian Jokowi di UGM, IP tak Sampai 3

BEM KM UGM menyatakan mosi tidak percaya kepada rektornya karena para mahasiswa malu melihat "Kampus Kerakyatan" hanyalah slogan. 

Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardiyanto mengatakan, para mahasiswa hanya ingin mengembalikan marwah UGM sebagai Kampus Kerakyatan.

Kampus Kerakyatan harus berpihak semata-mata demi kepentingan rakyat dan bukan kepentingan penguasa.

"Mosi tidak percaya ke rektor ini kami layangkan karena kekecewaan kami yang mendalam, betapa Kampus Kerakyatan ternyata hanya slogan. Mengingat 27 Mei merupakan hari ketika Rektor dilantik sejak 2022, mosi tidak percaya ini sekaligus hadiah peringatan 3 tahun Rektor menjabat," ujar Tiyo saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (24/5/2025) malam.

Tiyo mengatakan, UGM telah berperan membesarkan kekuasaan mantan presiden Indonesia, Joko Widodo.

Joko Widodo dinilai telah membentuk rezim pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"UGM mestinya turut bertanggung jawab dengan menegaskan keberpihakannya," tambah Tiyo.

Tiyo menambahkan, UGM tidak tegas dalam menyikapi dinamika politik nasional saat ini.

BEM KM UGM menuntut kampus menyatakan mosi tidak percaya kepada pemerintah.

"Kami tidak akan mencabut mosi ini sampai Rektor menyatakan Mosi Tidak Percaya sebagai bukti keberpihakannya kepada Rakyat atau sesuatu yang setara dengannya," tambah Tiyo.

Tiyo mengatakan, Rektor UGM perlu mengevaluasi total kepemimpinannya apakah sejalan dengan nilai-nilai Universitas Gadjah Mada.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved