Tribun Kaltim Hari Ini

PM China Disuguhi Sop Buntut, 12 Kerja Sama Indonesia-Tiongkok usai Pertemuan Prabowo dan Li Qiang

PM China disuguhi sop buntut, daftar 12 kerja sama Indonesia-Tiongkok usai pertemuan Prabowo Subianto dan Li Qiang.

TribunKaltim.co
KERJA SAMA INDONESIA - CHINA - Koran Tribun Kaltim edisi hari ini, Senin (26/5/2025). Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang menyepakati 12 poin kerja sama di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (25/5/). Kerja sama itu meliputi berbagai sektor, mulai dari ekonomi hingga kesehatan. (TribunKaltim.co) 

Menurut Pandu pembicaraan antara China dan Indonesia lebih kepada hubungan 75 tahun keduanya dan perkembangan tersebut sudah sangat baik dari sisi hal diplomasi dan investasi.

Apalagi China saat ini sudah naik kelas menjadi 'The Top Two' seluruh dunia dari sisi investasi.

Namun yang jelas tegas Pandu hubungan antara Indonesia dan China yang ditekankan adalah win win.

"Memang poin pentingnya dari tarif war ini adalah bagaimana pengembangan investasi yang win win. PM (Li Qiang) juga bilang yang paling penting itu adalah mutual respect, growth together dan juga investasi bersama untuk kepentingan China dan kepentingan Indonesia," kata Pandu.

Diketahui sebelumnya perusahaan kendaraan listrik besar asal China BYD(Build Your Dreams) membangun pabrik di Indonesia, tepatnya di Subang, Jawa Barat. Nilai pembangunan tersebut mencapai Rp 16 triliun.

Kapasitas produksinya pabrik tersebut mencapai 150.000 unit kendaraan listrik (EV) per tahun.

Perusahaan bakal menjadikan Indonesia untuk fokus pada pasar ekspor.

Partner Teknologi

Sementara itu beberapa perusahaan dari China sudah melakukan pertemuan dengan pemerintah Indonesia terkait penjajakan investasi.

Salah satu yang menjadi ketertarikan dari China untuk berinvestasi adalah soal energi hijau.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Todotua Pasaribu mengatakan Indonesia memiliki potensi besar di bidang energi hijau diantaranya solar(matahari), angin dan geothermal.

Namun potensi yang besar tersebut kata Todotua tidak dibarengi dengan pertumbuhan investasi dan ekonomi yang besar karena masalah teknologi yang belum mumpuni di Tanah Air.

Karenanya yang menjadi salah satu topik pembicaraan dengan beberapa perusahaan China adalah soal partner teknologi, sebab itu sangat dibutuhkan.

"Kita butuh partner teknologi untuk tumbuh, apalagi kebutuhan kita atas energi terutama green energy sangat besar apalagi tren global sudah melakukan itu semua, sudah kampanye green energy," kata Todotua.

China lanjut Todotua juga sudah memiliki komitmen yang besar mengenai energi hijau.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved