Breaking News

Berita Mahulu Terkini

Gotong Royong Tahunan di Kampung Ujoh Bilang Mahulu, Memperkuat Identitas Budaya

Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan cerminan kuatnya ikatan sosial dan nilai budaya yang terus dijaga

Penulis: Desy Filana | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/DESY FILANA
GOTONG ROYONG - Kegiatan gotong royong tahunan Ibu-ibu Kampung Ujoh Bilang berkumpul di balai adat dan dengan cekatan, mereka mengisi pulut (ketan) ke dalam daun pisang yang sudah disiapkan selasa (27/5/2025). Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan cerminan kuatnya ikatan sosial dan nilai budaya yang terus dijaga.(TRIBUNKALTIM.CO/DESY FILANA) 

TRIBUNKALTIM.CO, MAHULU - Di tengah suasana damai Kampung Ujoh Bilang, Mahakam Ulu, semangat kebersamaan warga Dayak terpancar jelas dalam kegiatan gotong royong tahunan yang jadi tradisi adat nan kental. 

Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan cerminan kuatnya ikatan sosial dan nilai budaya yang terus dijaga.

Suasana adem ayem begitu terasa saat ibu-ibu dan bapak-bapak bahu-membahu mempersiapkan acara adat ini dengan penuh tawa dan cerita.

Baca juga: Kementerian Pertanian Ingin Koperasi Merah Putih di Ujoh Bilang Mahulu Kelola Sektor Pertanian

Ibu-ibu Kampung Ujoh Bilang berkumpul di balai adat dan dengan cekatan, mereka mengisi pulut (ketan) ke dalam daun pisang yang sudah disiapkan. 

Tangan-tangan lincah melipat daun, sesekali diselingi canda tawa dan obrolan ringan tentang keseharian. 

Pulut yang diisi bersama-sama ini nantinya akan dimasak sebagai bagian dari hidangan adat, simbol kemakmuran dan kebersamaan masyarakat Dayak.

Di sisi lain, bapak-bapak tak kalah sibuk. Mereka berbagi tugas: sebagian pergi ke hutan mencari kayu bakar untuk memasak, sementara yang lain mengolah daging hasil buruan atau ternak.

Dengan pisau dan parang, daging dipotong dan disiapkan untuk dimasak secara tradisional.

Semangat gotong royong ini makin terasa saat mereka saling bantu mengangkut bahan dan memastikan semua siap sebelum hari puncak acara.

Salah satu yang menarik adalah tradisi mencari bambu untuk wadah masakan tradisional. 

Bambu ini nantinya digunakan sebagai tempat memasak pulut atau sayuran khas Dayak, seperti lemang atau masakan berkuah yang dimasak langsung di dalam bilah bambu. 

Proses ini bukan hanya soal mencari bahan, tapi juga mempererat hubungan antargenerasi.

Gotong royong di Ujoh Bilang bukan sekadar kerja fisik, tapi juga perayaan nilai-nilai luhur. 

Di tengah kesibukan, warga saling berbagi cerita, tawa, dan doa agar tradisi ini terus lestari. 

Suasana adem ayem ini jadi bukti bahwa kekuatan budaya Dayak Mahakam Ulu tak hanya terletak pada ritualnya, tapi juga pada hati warga yang selalu bersatu.

Kegiatan ini, yang diadakan setiap tahun, tak hanya memperkuat identitas budaya, tapi juga menjadi pengingat bahwa kebersamaan adalah harta sejati masyarakat Dayak. 

Di Ujoh Bilang, gotong royong adalah napas kehidupan, dan suasana ademnya adalah cerminan harmoni yang abadi. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved