Berita Mahulu Terkini
Kasih Makan Jemeq, Makna Sakral di Balik Prosesi Nebukoq Masyarakat Dayak Bahau Mahulu Kaltim
Masyarakat adat Dayak Bahau di Kampung Ujoh Bilang, Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur masih menjaga erat warisan leluhur mereka.
Penulis: Desy Filana | Editor: Miftah Aulia Anggraini
TRIBUNKALTIM.CO, MAHAKAM ULU – Di tengah kemajuan zaman, masyarakat adat Dayak Bahau di Kampung Ujoh Bilang, Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur masih menjaga erat warisan leluhur mereka.
Salah satu tradisi yang tetap dilestarikan hingga kini adalah Nebukoq, sebuah prosesi adat yang menandai berakhirnya musim panen padi dan dimulainya kembali siklus bercocok tanam.
Puncak dari ritual ini adalah “kasih makan jemeq”, yaitu memberi makan tangkai padi yang tersisa di ladang sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas hasil panen.
Prosesi ini berlangsung setelah kegiatan panen selesai, yang oleh masyarakat setempat disebut ngetam, dan dilaksanakan oleh perwakilan lembaga adat secara sakral dan penuh makna, Rabu (27/5/2025).
Baca juga: Nebukoq, Upacara Adat Syukuran Panen di Mahakam Ulu Kaltim Digelar Besok, Ini Maknanya
“Nebukoq merupakan kegiatan yang dilaksanakan masyarakat adat Dayak Bahau Kampung Ujoh Bilang,” ujar Kepala Adat Kampung Ujoh Bilang, Amundus Lah.
“Ini adalah upacara atau ritual yang dilakukan masyarakat saat panen padi usai," sambungnya.
Usai prosesi kasih makan jemeq, masyarakat mulai mempersiapkan pembukaan lahan baru untuk siklus tanam berikutnya.
Proses ini diawali dengan membersihkan ladang dari semak belukar, menebas rumput, hingga membakar lahan yang akan ditanami padi kembali.
Baca juga: Gotong Royong Tahunan di Kampung Ujoh Bilang Mahulu, Memperkuat Identitas Budaya
Tahap berikutnya adalah prosesi nugal atau ritual menanam padi yang menjadi tanda dimulainya kembali musim tanam.
Dengan demikian, Nebukoq menjadi simbol akhir, sedangkan nugal menjadi simbol awal dalam siklus pertanian masyarakat Dayak Bahau.
Keduanya tidak sekadar tradisi, tetapi mencerminkan kearifan lokal dan filosofi hidup yang selaras dengan alam serta siklus kehidupan.
Upacara ini bukan hanya bentuk syukur, tetapi juga menjadi pengingat akan hubungan spiritual masyarakat dengan alam dan tanah yang mereka kelola.
Tradisi yang terus dijaga turun-temurun ini menjadi identitas penting masyarakat adat Ujoh Bilang dalam merawat budaya sekaligus menjaga keseimbangan ekologi berladang. (*)
Mediasi Warga Long Hubung dengan Perusahaan di Mahulu Sempat Memanas, Asisten I: Ini Mencari Solusi |
![]() |
---|
Mediasi Sengketa Lahan PT SAA di Mahulu, Pemerintah Yakin Bisa Jadi Contoh Damai |
![]() |
---|
Mediasi Sengketa Lahan PT SAA dan Warga Mahulu, Belum Sepakat tapi Harapan Damai Mulai Terbuka |
![]() |
---|
Kepala Disparpora Mahulu Ajak Semua Pihak Garap Pariwisata Secara Kolaboratif |
![]() |
---|
Disparpora Mahulu Kaltim akan Kembangkan Kawasan Pariwisata hingga Pinggir Sungai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.