Berita Nasional Terkini

Legenda Bulu Tangkis Indonesia Tan Joe Hok Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun, Ini Jejak Prestasinya

Legenda bulu tangkis Indonesia Tan Joe Hok meninggal dunia pada Senin, 2 Juni 2025, pukul 10.52 WIB di RS Medistra, Jakarta.

Editor: Nisa Zakiyah
WESHLEY HUTAGALUNG/BOLASPOT.COM
TAN JOE HOK - Sosok Tan Joe Hok (kiri) bersama Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto saat acara makan malam di markas PD Djarum, Kudus, Jawa Tengah (6/9/2018). (WESHLEY HUTAGALUNG/BOLASPOT.COM) 

TRIBUNKALTIM.CO - Dunia olahraga Tanah Air kembali berduka. Legenda bulu tangkis Indonesia Tan Joe Hok meninggal dunia pada Senin, 2 Juni 2025, pukul 10.52 WIB di RS Medistra, Jakarta.

Kabar duka ini disampaikan langsung melalui akun Instagram resmi badminton.ina, menandai berakhirnya perjalanan panjang Tan Joe Hok seorang tokoh penting yang berjasa besar mengangkat nama Indonesia di kancah internasional.

Dikenal sebagai pionir prestasi bulu tangkis nasional, Tan Joe Hok tercatat dalam sejarah sebagai pebulu tangkis Indonesia pertama yang meraih berbagai gelar bergengsi.

Semasa kariernya, Tan Joe Hok tergabung dalam tim legendaris "The Magnificent Seven" yang sukses merebut Piala Thomas perdana untuk Indonesia pada 1958.

Tak berhenti di situ, Tan Joe Hok juga menjadi atlet Indonesia pertama yang meraih medali emas di ajang Asian Games 1962, serta menjadi orang Indonesia pertama yang menjuarai turnamen bergengsi All England.

Lewat prestasi gemilang tersebut, Tan Joe Hok membuka jalan menuju kejayaan bulu tangkis Indonesia di era 1950 hingga 1960-an.

Bersama rekan-rekannya, Tan Joe Hok berhasil membawa nama Indonesia harum di mata dunia sebagai kekuatan besar dalam olahraga tepok bulu.

Kepergian Tan Joe Hok merupakan kehilangan besar bagi bulu tangkis dan olahraga Indonesia.

Cerita Perjuangan dan Polemik di Balik Kejayaan

Dalam sebuah webinar bertajuk "Tionghoa dalam Dunia Olahraga" yang digelar pada Senin (30/11/2020), Tan Joe Hok berbagi cerita mengenai perjalanan panjang dan dinamika yang mewarnai bulu tangkis nasional.

Ia tak segan mengungkapkan polemik yang terjadi, terutama saat dirinya ditunjuk sebagai pelatih tim Piala Thomas 1984.

Saat itu, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dipimpin oleh Ferry Sonneville, sahabat sekaligus rekan Tan Joe Hok dalam tim Piala Thomas 1958.

Namun, hubungan keduanya sempat merenggang karena perbedaan pandangan dalam pemilihan pemain.

“Banyak yang aneh saat itu. Di sini manusia berubah. Ferry Sonneville adalah teman, guru, dan sahabat saya. Akan tetapi, setelah jadi 'orang', dia lupa semuanya,” ujar Tan Joe Hok kala itu.

Ia mengaku emosional setiap kali melihat foto kemenangan Indonesia di Piala Thomas 1984.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved