Dishub Razia di SMAN 8 Samarinda, 64 Motor Pelajar Terjaring dan Ban Digembosi

Sementara itu, Kepala SMAN 8 Samarinda Nurhayati menegaskan bahwa pihak sekolah sudah lama melarang pelajar membawa motor, terutama siswa kelas 10 dan 11 yang belum memiliki SIM.

Identitas siswa di tiap jenjang bisa dikenali dari lambang di seragam, sehingga petugas keamanan sekolah mudah melakukan penyaringan.

"Selama ini bukan imbauan lagi tapi memang sudah ada aturannya. Memang yang kelas 12 yang sudah punya SIM kan sudah boleh bawa kendaraan. Kalau kelas 10 dan 11 kan ada lambang di seragam, jadi tahu satpam itu memang langsung tidak boleh masuk. Karena ini kan juga kecil parkirnya di sekolah," terang Nurhayati.

Namun, ia mengakui ada indikasi sejumlah siswa tetap memarkir kendaraan di luar lingkungan sekolah.

"Memang ada indikasi mereka parkir di sekitar sekolah, langsung kempesin aja kami minta ke warga yang ada. Saya malah tidak tahu kalau malah ada pindah ke sini (belakang sekolah) karena memang difasilitasi oleh masyarakat mungkin karena kebutuhan," tuturnya.

Menindaklanjuti surat edaran dari Dishub, pihak sekolah juga telah menyampaikan larangan ini kepada orang tua murid.

"Terlebih pada saat ada surat dari Dishub, kami juga langsung sampaikan ke orang tua. Saat pertemuan dengan orang tua juga kami sampaikan, dari awal juga kami sudah sampaikan," tambahnya.

Saat penjaringan dilakukan, para pelajar yang terjaring dikumpulkan dan diberi arahan langsung oleh pihak Satlantas.

Baca juga: Dishub Samarinda Larang Pelajar Naik Motor Tanpa SIM

Suasana di belakang sekolah tampak ramai namun kondusif. Edukasi menjadi pendekatan utama dalam operasi ini, sambil tetap dilakukan tindakan seperti penggembosan untuk memberikan efek jera.

Dishub dan Satlantas memastikan bahwa razia semacam ini akan terus digelar secara berkala di berbagai sekolah lain di Samarinda. (*)