Berita Nasional Terkini
Data IMF Sebut Angka Pengangguran Indonesia Tertinggi ke-2 di Asia, Ini Respons Istana
Kata Hasan Nasbi, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia menurun dan lapangan pekerjaan tumbuh lebih banyak.
TRIBUNKALTIM.CO - Respons Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi soal IMF yang sebut angka pengangguran Indonesia tertinggi kedua di Asia.
Kata Hasan Nasbi, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia menurun dan lapangan pekerjaan tumbuh lebih banyak.
Pernyataannya sekaligus membantah data Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebut bahwa angka pengangguran di Indonesia mencapai 5 persen hingga April 2025, urutan kedua terbanyak di kawasan Asia.
Ia mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis beberapa waktu lalu. Berdasarkan data itu, tingkat pengangguran terbuka turun dari 4,82 persen ke 4,76 persen pada Februari 2025.
Baca juga: BPS Rilis Kondisi Ketenagakerjaan di Kaltim 2025, Angka Pengangguran Turun Dibandingkan 2024
"Menurut data dari BPS terbaru, angka pengangguran terbuka justru turun. Bulan ini, sampai bulan ini justru angka pengangguran terbuka itu turun dari 4,8 ke 4,7. 4,82 ke 4,76.
Itu artinya angka pengangguran orang-orang yang benar-benar nganggur itu turun," kata Hasan di Kantor PCO, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2025).
Sejalan dengan itu, Hasan menuturkan, angka pekerja penuh waktu meningkat. Berdasarkan data yang sama, angka pekerja penuh waktu itu naik dari 65,6 persen jadi 66,2 persen.
Di sisi lain, ia tidak memungkiri terdapat sejumlah indikator yang menggambarkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Namun, penciptaan lapangan kerja justru lebih banyak.
Begitu pun dengan adanya pengangguran absolut yang bertambah sekitar 83.000 orang karena meningkatnya usia angkatan kerja.
"Tapi ini juga tidak hanya karena orang PHK, tapi juga naiknya orang-orang di usia angkatan kerja jumlah. Saya tiba-tiba dari anak sekolah, selesai sekolah, jadi angkatan kerja baru kan, belum dapat kerja. Jadi itu yang disebut dengan pengangguran absolut," ungkap Hasan.
Lebih lanjut, Hasan menuturkan, indikator jumlah pengangguran di Indonesia masih cukup baik.
Hal ini pun masih membuat Indonesia optimistis mampu menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak di tengah ketidakpastian global.
Terlebih, pemerintah baru saja merilis 5 stimulus yang turut meningkatkan daya beli masyarakat.
"Jadi sejauh ini, indikator-indikator yang seperti ini, kita masih cukup baik. Dan masih cukup untuk membuat bangsa kita optimis. Dan ke depan tentu pemerintah akan mengeluarkan berbagai kebijakan-kebijakan," tandas Hasan.
Sebelumnya, dikutip dari Kompas TV, Lembaga Dana Moneter Internasional atau IMF mengungkap data persentase pengangguran di Indonesia 2025 mencapai angka 5 persen, urutan kedua terbanyak di kawasan Asia.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.