Berita Nasional Terkini
Hasil Survei LSI 7 Bulan Prabowo-Gibran: Rapor Biru dalam 5 Aspek, Sembako Mahal, Pekerjaan Sulit
Hasil survei LSI 7 bulan Prabowo-Gibran: Dapat rapor biru dalam 5 aspek, warga merasa harga sembako makin mahal, dan sulit dapat pekerjaan.
TRIBUNKALTIM.CO - Hasil survei LSI 7 bulan Prabowo-Gibran: Dapat rapor biru dalam 5 aspek, warga merasa harga sembako makin mahal, dan sulit dapat pekerjaan.
7 bulan masa pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bagaimana hasil kerjanya berdasarkan survei?
Prabowo-Gibran mendapat rapor biru juga merah di hasil survei kali ini.
Rapor merah Prabowo - Gibran bersumber dari hajat hidup orang banyak, yaitu harga sembako dan sulitnya mendapat pekerjaan.
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkap ada lima aspek kehidupan masyarakat di era pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang mendapat rapor biru.
Baca juga: Survei IPO: 19 Persen Tak Puas Kinerja Prabowo karena Ekonomi Sulit dan Kurangnya Lapangan Kerja
Peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, mengungkap lima faktor itu, di antaranya sektor ekonomi nasional, politik nasional, hukum nasional, keamanan nasional, serta sosial budaya.
"Dari 5 aspek ini, bahwa semua adalah rapor biru, artinya persepsi masyarakat terhadap kinerja Prabowo-Gibran terkait dengan beberapa aspek dalam kehidupan sehari-hari dinilai positif," ujar Adjie dalam YouTube LSI Denny JA, Rabu (4/6/2025).
Rinciannya, 67,4 persen responden menilai sektor ekonomi nasional sangat baik, hanya 32,3 persen yang menilai buruk atau sangat buruk.
Pada sektor politik nasional, ada 70,8 persen responden yang menganggap baik/sangat baik dan 20,5 persen menilai buruk/sangat buruk. "
Politik nasional juga dalam kondisi yang baik 70,8 persen.
"Ini juga hal yang lumrah karena pemerintahan Prabowo-Gibran ini memenangkan pemilu dengan dukungan dari partai yang mayoritas," kata Adjie.
Sektor hukum nasional juga mendapat rapor biru dengan rincian 67,8 persen responden menilai baik/sangat baik, sedangkan 26,3 persen menilai buruk/sangat buruk.
Di sektor keamanan nasional, sebanyak 83,1 persen responden menilai baik/sangat baik dan 15,8 persen menilai buruk/sangat buruk.
Pada aspek sosial budaya, ada 95,1 persen yang menilai baik/sangat baik dan hanya 4,3 persen yang menilai buruk/sangat buruk.
"Terkait sosial budaya ini paling tinggi 95,1 persen. Ini menunjukkan bahwa 7 bulan pasca pilpres 2024, kondisi sosial kita, masyarakat mempersepsikan bahwa ada ketenangan dan ketentraman dalam kondisi kehidupan sosial mereka," ucap Adjie.
Kebutuhan Pokok Lebih Mahal
Hasil Survei LSI Denny JA mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat merasa lebih sulit memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari mereka pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Peneliti Senior LSI Denny JA Adjie Alfaraby menjelaskan, berdasarkan hasil survei, banyak warga merasa harga bahan pokok selama 7 bulan pemerintahan Prabowo-Gibran lebih mahal.
“Jadi rapor merah yang pertama dari sisi lapangan kerja. Rapor merah kedua adalah persepsi publik terhadap pemenuhan pokok sehari-hari atau harga sembako yang dirasakan mahal,” ujar Adjie dalam konferensi pers secara daring, Rabu (4/6/2025).
Dalam survei bertajuk “7 Bulan Prabowo-Gibran” ini, sebanyak 58,3 persen responden merasa lebih sulit memenuhi kebutuhan pokoknya karena harga sembako semakin tinggi.
Baca juga: Hasil Survei IPO, Daftar 3 Menko Prabowo Berkinerja Terbaik, Zulkifli Hasan Ungguli AHY dan Cak Imin
“Jadi ada 58,3 persen publik yang menilai di 7 bulan pemerintahan Prabowo-Gibran, pemenuhan kebutuhan pokok mereka semakin berat atau semakin sulit,” kata Adjie.
Sementara responden yang merasa bahwa kondisi saat ini sama saja dengan pemerintahan sebelumnya sebesar 31 persen.
Kemudian, terdapat 10,3 persen responden yang merasa pemenuhan bahan pokok maupun harga sembako semakin ringan.
“Jadi ini juga angka yang cukup besar di atas 50 persen, yakni 58,3 persen responden (merasa semakin berat/sulit),” kata dia.
Dalam survei yang sama, Adjie juga mengungkapkan bahwa 60,8 persen responden merasa sulit mendapatkan pekerjaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Publik merasakan saat ini 60,8 persen merasakan bahwa semakin sulit mendapatkan pekerjaan, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata Adjie.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan LSI Denny JA pada 16-31 Mei 2025. Metodologi yang digunakan adalah multistage random sampling dengan total 1.200 responden.
Proses pengumpulan data dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of Error survei ini sebesar 2,9 persen. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Kompas.com
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20250120_Prabowo-Gibran.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.