Berita Kaltim Terkini
Cadangan Lahan di Kaltim Banyak, DPRD Sebut Petani Milenial Jumlahnya Minim
Pemprov Kaltim berkomitmen terus mengembangkan dan mewujudkan swasembada pangan di Provinsi Kalimantan Timur.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur atau Pemprov Kaltim berkomitmen terus mengembangkan dan mewujudkan swasembada pangan di Provinsi Kalimantan Timur.
Rencana ini disambut positif Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, meski ia memberi beberapa catatan kritis.
Target swasembada pangan Kalimantan Timur dinilainya realistis, tapi jika ada sinergi dari berbagai pihak.
Menurut politisi PDI-Perjuangan ini, kerja sama dan komitmen pemerintah daerah serta pemanfaatan potensi pertanian yang ada bersama berbagai pihak dapat mewujudkan hal ini.
Baca juga: Optimalisasi 46 Ribu Hektare Lahan Pertanian, Rudy Masud Optimis Kaltim Bisa Swasembada Pangan
“Daerah kita punya banyak keunggulan, terutama dari sisi lahan. Tinggal bagaimana pemerintah memanfaatkan peluang itu dengan strategi yang tepat,” tegasnya.
Ananda Moeis juga menerangkan seperti daerah Paser, Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kutai Timur (Kutim) memiliki cadangan lahan pertanian yang luas dan belum tergarap maksimal.
DPRD Kaltim mendorong penuh, pemerintah segera mengambil langkah pemetaan.
Sehingga apa yang akan dilakukan untuk memanfaatkan lahan ini, mendukung swasembada pangan bisa segera dieksekusi.
“Langkah awal tentu pemetaan lahan-lahan potensial. Pemerintah harus tahu mana yang bisa segera digarap, setelahnya perlu dilakukan pengujian kualitas tanah,” tegasnya.
Baca juga: Kodam VI Mulawarman Dukung Penuh Percepatan Swasembada Pangan di Kalimantan Timur
Pengukuran kesuburan tanah juga perlu, agar menentukan jenis tanaman yang sesuai dan teknik pengolahan yang dibutuhkan.
Kadar PH tanah tinggi, maka pemerintah perlu menyiapkan langkah intervensi teknis, seperti penyesuaian pupuk atau bahan perbaikan tanah lainnya.
Di samping penyiapan lahan, Ananda Moeis juga turut menyoroti tantangan lain, yakni keterbatasan tenaga kerja di sektor pertanian, terutama dari kalangan muda atau milenial.
Cadangan lahan banyak, petani muda masih minim dan menurutnya masih rendah minat generasi milenial terhadap sektor pertanian.
Tentunya ini juga menjadi persoalan yang mesti segera dilakukan pengembangan.
“Kita masih kekurangan petani muda (milenial), padahal untuk mewujudkan pertanian yang maju, kita perlu SDM yang adaptif dan melek teknologi,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Paser Komitmen Wujudkan Swasembada Pangan, Optimalkan 3.000 Hektar Lahan Tidur
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.