Berita Balikpapan Terkini

Pemuda Balikpapan Langganan Juara Lari Gunung Nasional, Tembus 25 Jam 48 Menit Race di Rinjani

Pemuda Balikpapan ini sudah mengoleksi prestasi membanggakan di ajang trail run nasional yang digelar di jalur pegunungan atau hutan

Penulis: Dwi Ardianto | Editor: Amelia Mutia Rachmah
HO/DOK PRIBADI
JUARA LARI GUNUNG - Muhammad Ma'mun Khariri saat mengikuti event trail run. Di usia muda, Khariri sudah mengoleksi prestasi membanggakan di ajang trail run nasional—jenis lomba lari yang menantang karena digelar di jalur pegunungan atau hutan dengan medan curam dan berliku. (HO/DOK PRIBADI) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Muhammad Ma'mun Khariri (24), pemuda asal Kilo 10 Balikpapan, bukan pelari biasa.

Di usia muda, Khariri sudah mengoleksi prestasi membanggakan di ajang trail run nasional—jenis lomba lari yang menantang karena digelar di jalur pegunungan atau hutan dengan medan curam dan berliku.

Khariri baru mulai menekuni trail run pasca pandemi, sekitar tahun 2021. Awalnya, ia hanya hobi naik gunung dan sempat menekuni lari jalanan (road run) sejak 2019. Tapi setelah beberapa kali mencoba lari di gunung, ia merasa tertantang dan jatuh hati pada medan non-aspal.

“Kalau lari di aspal, pemandangan bisa dilihat juga dari sepeda atau motor. Tapi kalau di gunung, ya kita benar-benar harus jalan kaki. Jadi rasanya lebih nikmat dan beda aja,” ujarnya, Senin (09/06).

Meskipun Balikpapan tak punya banyak rute curam seperti pegunungan di Jawa atau Lombok, Khariri tetap setia berlatih di hutan-hutan kota dan rute-rute kebun. Tanjakan-tanjakan di kawasan Gunung Dubbs atau Kilo 8 jadi lokasi andalan.

Baca juga: Pemkot Balikpapan Dukung Program Pendidikan Gratis untuk Sekolah Swasta

“Kalau mau latihan elevasi tinggi, ya harus sabar. Bolak-balik tanjakan pendek bisa puluhan kali,” ungkapnya sambil tertawa.

Ia biasa menargetkan total jarak latihan mingguan antara 70-100 kilometer dengan kombinasi tanjakan dan rute datar. Kadang ia juga adaptasi di lokasi lomba H-7 demi menyesuaikan suhu dan medan setempat.

TAKLUKAN RINJANI - Muhammad Ma'mun Khariri (24), pemuda asal Kilo 10 Balikpapan. (HO/DOK PRIBADI)
TAKLUKAN RINJANI - Muhammad Ma'mun Khariri (24), pemuda asal Kilo 10 Balikpapan. Khariri baru mulai menekuni trail run pasca pandemi, sekitar tahun 2021. Awalnya, ia hanya hobi naik gunung dan sempat menekuni lari jalanan (road run) sejak 2019.. (HO/DOK PRIBADI) (HO/DOK PRIBADI)

Tahun 2024 lalu, Khariri menjuarai Siksorogo Lawu Ultra (120 km) di Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah. Lomba itu diwarnai hujan badai dan suhu dingin ekstrem.

Dari sekitar 40-an peserta, hanya enam yang berhasil menyelesaikan lomba. Khariri salah satunya.

“Waktu itu sempat kedinginan juga. Tapi saya pikir, kalau diam terlalu lama malah makin dingin. Jadi terus jalan sambil makan biar tetap hangat,” ceritanya.

Baca juga: Pantai Lamaru di Balikpapan Kaltim Bakal Tambah Fasilitas 6 Unit Cottage untuk Wisata Keluarga

Meski medan berat sudah jadi makanan sehari-hari, pengalaman terburuk Khariri justru terjadi di Bdg100 (98k/5540m+).

“Waktu itu saya gara-garanya mungkin telat makan. Akhirnya masuk angin dan muntah-muntah hingga puluhan kali nggak terhitung. Tapi Alhamdulillah finish juara dua dengan sisa-sisa tenaga itu ,” ucapnya.

Ia berhasil finis, tapi mengaku banyak belajar dari pengalaman itu tentang pentingnya manajemen energi dan nutrisi.

Tahun ini, Khariri sukses menyabet juara 1 Rinjani 100 (100 km dengan elevasi 8.950 m+), salah satu lomba tersulit di Indonesia.

Dengan total waktu tempuh 25 jam 48 menit. Sebelumnya, ia juga menjuarai Dieng Trail Run, Mantra116, serta beberapa podium lainnya di Bandung dan Bali.

Baca juga: Kisah Masjid Tua Asy Syakirin di Balikpapan, Pendapatan Rp20 Ribu Hingga Akses Jalan yang Rusak

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved