Berita Samarinda Terkini
Penanganan Banjir Samarinda Kaltim Masih Jauh dari Harapan, PUPR Butuh Kolaborasi dan Evaluasi
Kendati sejumlah wilayah di Samarinda menunjukkan perbaikan dalam pengendalian banjir di Samarinda
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kendati sejumlah wilayah di Samarinda menunjukkan perbaikan dalam pengendalian banjir, namun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menegaskan bahwa sistem penanganan banjir secara menyeluruh masih jauh dari kata selesai.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) PUPR Samarinda, Hendra, usai paparan rencana penanganan banjir dalam agenda resmi yang digelar bersama Wali Kota Andi Harun di Ruang Harutala Bapperida, Selasa (10/6).
"Yang hingga saat ini masih sering banjir dan ada genangan di Gerilya, Damanhuri, Juanda, Flyover, Suryanata, AWS, Kadrie Oening, Antasari," ungkap Hendra.
Meski di beberapa kawasan seperti Sempaja dan Lembuswana telah terlihat perbaikan, ia menegaskan bahwa perbaikan itu belum bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan.
"Tapi itu semua tidak bisa dinilai sudah berhasil karena secara sistem belum selesai. Pengendalian banjir itu akan bisa dievaluasi ketika pelaksanaan perencanaan itu sudah selesai dari hulu ke hilir," katanya menegaskan.
Sebagai contoh, Hendra menyebut kawasan simpang Lembuswana yang secara kasat mata terlihat sudah tertangani, namun secara teknis masih belum tuntas.
Sistem drainase dari kawasan itu seharusnya terhubung hingga ke Jalan M. Yamin dan terus ke atas kawasan Universitas Mulawarman, termasuk kolam retensi yang juga belum direvitalisasi.
"Itu harus naik lagi sampai ke M. Yamin kemudian naik ke atas sampai ke atasnya kawasan Unmul. Kemudian nanti posisi kolam itu harus direvitalisasi, didalamin lagi plus naik sampai ke atasnya Jalan Anggur. Nah ini kan belum selesai tapi kelihatannya sudah selesai, padahal belum," jelasnya.
Hal serupa juga terjadi di simpang empat Sempaja yang kerap tidak banjir saat hujan deras namun tiba-tiba tergenang saat hujan lain waktu.
Hal ini, kata Hendra, disebabkan sambungan drainase dari PM Noor yang belum terkoneksi sempurna ke Sungai Karang Mumus (SKM).
"Kita lihat kalau sisi sebelah kiri Karangmumus itu masih ada dekat penyucian yang belum connect, kemudian yang sebelah kanan pom bensin itu masih belum connect sampai ke bawah. Itu sebenarnya wilayahnya provinsi, tapi Pak Wali menyatakan bahwa kalau memang kelamaan, kita yang masuk," paparnya.
Hendra menyebut pihaknya juga telah mengajukan anggaran untuk menyelesaikan sambungan tersebut pada 2026.
Selain itu, wilayah Sungai Rapak Binuang juga belum tersentuh optimal, meski tahun lalu sudah diajukan ke pihak provinsi untuk normalisasi.
"Artinya pengendalian banjir di Kota Samarinda ini masih jauh lagi selesainya. Di Sungai Karangmumus saja yang menjadi kewenangan teman-teman BWS itu belum tuntas," ucapnya.
Berdasarkan pemaparan sebelumnya oleh Wali Kota Samarinda, kata Hendra, Balai Wilayah Sungai (BWS) memperkirakan kebutuhan anggaran untuk menuntaskan pembangunan turap SKM mencapai Rp800 miliar lebih.
DPRD Kaltim Minta Program Makanan Bergizi Gratis di Kota Samarinda Dievaluasi |
![]() |
---|
Fotografer Running Menjamur di Tempat Olahraga di Kota Samarinda |
![]() |
---|
Infrastruktur Jalan Kaltim Butuh Perhatian, DPRD: Jangan Mengejar Angka Saja |
![]() |
---|
Wujudkan Generasi Emas 2045, PKK Samarinda Luncurkan Program Unggulan DASTER |
![]() |
---|
Curanmor di Jalan Mas Penghulu Gang 3, Polsek Samarinda Seberang Amankan Seorang Pemuda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.