Berita Samarinda Terkini

PUPR Samarinda Beberkan Proyek Atasi Banjir 2026, Karangmumus hingga Kolam Retensi Jadi Prioritas

Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur terus menggencarkan upaya pengendalian banjir yang masih menjadi permasalahan rutin di sejumlah wilayah.

TRIBUN KALTIM
PENANGANAN BANJIR 2026 - Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur terus menggencarkan upaya pengendalian banjir yang masih menjadi permasalahan rutin di sejumlah wilayah. Mengacu pada arahan Walikota Andi Harun, penanganan skala besar akan dilanjutkan pada tahun 2026, terutama untuk konektivitas drainase ke Sungai Karangmumus dan penguatan kolam retensi. (TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur terus menggencarkan upaya pengendalian banjir yang masih menjadi permasalahan rutin di sejumlah wilayah.

Mengacu pada arahan Walikota Andi Harun, penanganan skala besar akan dilanjutkan pada tahun 2026, terutama untuk konektivitas drainase ke Sungai Karang Mumus (SKM) dan penguatan kolam retensi.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Samarinda, Hendra, yang menegaskan bahwa proyek pengendalian banjir belum tuntas sepenuhnya dan masih berlanjut secara bertahap.

“Yang hingga saat ini masih sering banjir dan ada genangan itu di Jalan Gerilya, Damanhuri, Juanda, area Fly Over, Suryanata, AWS, Kadrie Oening, dan Antasari,” ungkap Hendra, baru-baru saja.

Baca juga: Walikota Beber Skema Penanggulangan Banjir Samarinda, Andi Harun: APBD Kota tak Cukup, Perlu Sinergi

Meski demikian, ia menyebutkan bahwa progres penanganan banjir mulai terlihat di beberapa titik seperti kawasan Sempaja dan Lembuswana, meski belum dapat diklaim sebagai keberhasilan menyeluruh.

“Di Sempaja dan Lembuswana itu sudah kita lihat hasilnya lumayan berkurang,” katanya.

“Pengendalian banjir itu akan bisa dievaluasi ketika pelaksanaan perencanaan itu sudah selesai dari hulu ke hilir,” lanjutnya.

Ia menjelaskan, beberapa kawasan yang tampak bebas banjir belum tentu sudah tuntas penanganannya.

Baca juga: Andi Harun Akan Proaktif Komunikasi dengan Provinsi dan Pusat untuk Atasi Banjir di Samarinda

Contohnya seperti di Simpang Lembuswana, yang alirannya masih harus dikoneksikan ke wilayah atas seperti Jalan M Yamin hingga kawasan Unmul.

“Itu harus naik lagi sampai ke M Yamin, kemudian ke atasnya kawasan Unmul,” jelas Hendra.

Proses revitalisasi kolam retensi dan saluran air juga masih berlangsung.

Beberapa kolam bahkan terlihat baik secara visual, namun belum selesai secara struktural.

Baca juga: Pemkot Samarinda Identifikasi Titik Penyumbatan Banjir di Jalan Damai, Pastikan Penanganan Tahun Ini

“Kolam itu harus direvitalisasi, didalamin lagi, plus naik sampai ke atasnya Jalan Anggur. Nah, ini kan belum selesai, tapi kelihatannya sudah selesai. Padahal belum. Jadi kita nggak bisa bilang sudah selesai,” tegasnya.

Hendra juga menyoroti kondisi Simpang Empat Sempaja yang kadang tergenang secara tiba-tiba ketika hujan deras turun.

“Terkadang tidak banjir, tapi tahu-tahu banjir. Ini juga belum selesai,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved