Berita Nasional Terkini
PSI Tunggu Jokowi Daftar Calon Ketua Umum, Projo: Kalau Mau Gabung Partai, Tentu Kita Dikasih Tahu
PSI tunggu Jokowi daftar calon Ketua Umum. Projo mengatakan, kalau mau gabung partai, tentu kita dikasih tahu
TRIBUNKALTIM.CO - Nama mantan Presiden RI, Joko Widodo alias Jokowi digadang-gadang maju calon Ketua Umum PSI.
Apakah Jokowi akan berlabuh ke partai politik dan ikut berkontestasi di bursa calon Ketua Umum PSI?
Menurut ProJokowi atau Projo, belum ada tanda-tanda atau sinyal Jokowi akan bergabung dengan partai politik (Parpol).
Wakil Ketua Umum Projo yakin jika Jokowi akan berlabuh, pihaknya pasti akan diberitahu.
Baca juga: Profil Bro Ron atau Ronald A Sinaga, Ditantang Kaesang, Jadi Pendaftar Pertama Calon Ketua Umum PSI
Tunggu Daftar
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) masih menunggu siapa sosok yang akan resmi mendaftar sebagai calon ketua umum (caketum) dalam Kongres PSI yang akan digelar pada Juli 2025.
Salah satu nama yang dinanti adalah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Juru Bicara PSI sekaligus Sekretaris Steering Committee Kongres, Beny Papa, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendapat kabar akan ada pendaftar baru dalam waktu dekat.
Namun, ia belum dapat memastikan identitas sosok tersebut.
“Dan kami dapat kabar bahwa besok atau hari Kamis, akan ada pendaftar untuk calon ketua. Entah siapa, nanti kita akan sampaikan ke teman-teman,” ujar Beny saat ditemui di Kantor DPP PSI, Jakarta, Selasa (17/6/2025) kemarin.
Ia menyampaikan bahwa hingga kini proses konsolidasi internal masih terus berjalan, terutama di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
Pendaftaran bakal calon ketua umum sendiri masih dibuka hingga 23 Juni 2025.
“Sejauh ini saya kira karena proses kita kan sisa berapa hari, sampai tanggal 23 Juni 2025 yang akan datang. Jadi memang proses konsolidasi teman-teman DPW dan DPD juga semakin menguat di bawah,” ucap Beny.
Saat ditanya apakah sosok yang akan mendaftar itu adalah Jokowi, Beny enggan memberikan kepastian.
Namun, ia tidak menampik bahwa nama Jokowi memang menjadi harapan di internal PSI.
“Tapi prosesnya bahwa proses ini makin mengerucut dan sekali lagi bahwa siapapun yang mendaftar, apakah Pak Jokowi berkenan untuk mendaftar nanti, ya kita tunggu,” kata Beny.
“Seperti yang teman-teman dengar selama ini kan bahwa ada info Pak Jokowi yang akan terlibat dalam proses pemilihan ketua umum, mendaftar.
Ya kita akan tunggu apakah itu benar atau tidak,” sambung Beny.
Dari pihak Jokowi sendiri, wacana pencalonan sebagai Ketua Umum PSI masih dalam tahap pertimbangan.
Saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, Jumat (13/6/2025), Jokowi mengakui telah mendapat dukungan dari sejumlah DPW dan DPD PSI, namun belum dalam jumlah yang cukup.
"Ya, saya belum turun ke bawah, dukungan dari DPW. DPW di provinsi, kemudian DPD di Kabupaten atau Kota juga. Satu dua (dukungan) sudah ada tapi belum cukup," kata Jokowi.
Dia juga menekankan pentingnya konsolidasi dan perhitungan kekuatan dukungan menjelang sistem pemilihan yang akan dilakukan secara daring.
“Melihat dukungan dari bawah seperti apa. Karena nanti itu voting online. Platform-nya kan voting online. Jadi memang betul-betul harus dihitung benar. Harus berhitung betul,” jelas Jokowi.
Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni mengonfirmasi bahwa Jokowi masih terus mengkalkulasi untuk maju atau tidak dalam bursa calon ketua umum.
"Ya, saya tanya tadi, bapak gimana? Kok kemarin bicara mau daftar menjadi Ketum PSI. Bapak katakan, ya saya sedang terus mengkalkulasi.
Jadi belum ada jawaban dari beliau," ujar Raja Juli usai bertemu Jokowi pada Senin (26/5/2025).
Raja Juli mengungkapkan bahwa nama Jokowi memang mulai banyak muncul dalam usulan dari berbagai daerah.
Namun, keputusan final tetap berada di tangan mantan Wali Kota Solo itu.
“Tapi sekali lagi, ya tentu beliau memiliki wisdom sebagai tokoh bangsa. Apakah akan berlabuh di PSI atau tetap menjadi tokoh netral pada saat sekarang ini,” kata Raja Juli seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Untuk diketahui, Jokowi sempat dikabarkan bakal dicalonkan sebagai Ketua Umum PPP menjelang Muktamar 2025.
Namun, Jokowi dengan tegas menyatakan tidak tertarik, dan lebih memilih maju PSI jika hendak masuk partai politik.
Adapun PSI resmi membuka pendaftaran bakal calon ketua umum mulai 13 Mei lalu hingga 18 Juni 2025.
Namun, proses pendaftaran diperpanjang hingga 23 Juli 2023.
Beny Papa menjelaskan bahwa seluruh proses pendaftaran dilaksanakan di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI. Layanan pendaftaran dibuka setiap hari pukul 09.00 hingga 18.00 WIB.
Bakal calon ketua umum wajib memenuhi syarat khusus berupa dukungan dari pengurus daerah PSI, yakni 5 rekomendasi dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan 20 rekomendasi dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
Masa pemungutan suara pemilihan ketua umum dijadwalkan berlangsung pada 12 hingga 19 Juli 2025.
Proses pemilihan dilakukan dengan sistem e-voting, di mana setiap kader memiliki satu suara.
Hasil Pemilu Raya akan diumumkan bersamaan dengan pelaksanaan Kongres Partai PSI pada 19 Juli 2025 di Solo, Jawa Tengah.
Respons Projo
Wakil Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) Fredy Damanik mengatakan pihaknya belum melihat tanda-tanda Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi Ketua Umum (Ketum) PSI.
Sebab, jika Jokowi ingin bergabung partai, maka ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu pasti memberitahu Projo terlebih dahulu.
"Kami Projo belum melihat tanda-tanda Pak Jokowi akan menjadi Ketum PSI. Pak Jokowi pernah bilang, kalau dia gabung PSI ataupun partai lain, pasti beliau akan kasih tahu kita.
Dan sampai saat ini kita belum terima arahan apapun dari Pak Jokowi," ujar Fredy kepada Kompas.com, Kamis (19/6/2025).
Fredy mengungkapkan, Jokowi memang pernah mengajak mereka berdiskusi tentang niat mendirikan partai baru, yaitu partai super terbuka.
Di mana, kata dia, kebijakan-kebijakan penting partai ditentukan oleh semua anggota partai berdasarkan 'one man one vote'.
"Demikian juga kantor partai dan rapat-rapat partai yang dilakukan secara virtual.
Memang tidak gampang untuk mewujudkan ide partai super terbuka ini, karena harus mengubah peraturan, khususnya peraturan KPU.
Dan bisa saja akan mendapat resistensi dari partai-partai yang sudah ada sekarang," jelasnya.
"Namun jika kita serius ingin menjawab permasalahan partai yang selama ini dikeluhkan, khususnya tentang biaya tinggi, transparansi, dan pertanggungjawaban kepada masyarakat, maka ide partai super terbuka ini sangat layak untuk diakomodir dalam sistem kepartaian di Indonesia," sambung Fredy seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Maka dari itu, Fredy melihat Jokowi tidak mau terburu-buru untuk menentukan akan masuk partai mana ataupun membuat partai baru, mengingat harus dipertimbangkan secara matang.
Apalagi, lanjut Fredy, PSI pasti memiliki mekanisme tersendiri untuk bursa ketum, sehingga Projo belum melihat Jokowi mengikuti mekanisme itu di PSI, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh PSI kepada publik.
"Projo sebagai pendukung Jokowi prinsipnya mendukung Pak Jokowi masuk partai politik manapun, baik PSI maupun partai existing lainnya.
Karena memang kehadiran Pak Jokowi masih sangat dibutuhkan oleh bangsa ini khususnya untuk memastikan negara kita bisa menjadi negara maju pada tahun 2045 sebagaimana yang dicita-citakan," katanya.
Baca juga: Jokowi Disiapkan Karpet Merah, Sinyal jadi Ketua Umum PSI Makin Menguat
(*)
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
PPP tak Masalah Jokowi Pilih PSI, Sebut Masih Punya Banyak Calon Ketum Partai |
![]() |
---|
Jokowi Disiapkan Karpet Merah, Sinyal jadi Ketua Umum PSI Makin Menguat |
![]() |
---|
Jokowi Lebih Untung Jadi Ketum PPP daripada PSI, Ray Rangkuti Beber Analisanya |
![]() |
---|
Jokowi atau Kaesang Bakal Jadi Ketua Umum PSI, Ade Armando: tak Mungkin Bersaing, Ada 2 Kemungkinan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.