Berita Kukar Terkini

Stunting di Kukar Turun 14,2 Persen, Plt Kadinkes Kusnandar Harapkan Sinergitas Lintas Sektoral

Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mencatat penurunan angka stunting berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia

TRIBUNKALTIM.CO/PATRICK VALLERY SIANTURI
STUNTING DI KUKAR - Plt Kepala Dinas Kesehatan Kukar, Kusnandar, memaparkan hasil survei status gizi dan tantangan penanganan stunting di Kukar. Angka stunting di Kukar turun menjadi 14,2 persen.(TRIBUNKALTIM.CO/PATRICK VALLERY SIANTURI) 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mencatat penurunan angka stunting berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024. 

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kukar, Kusnandar, mengungkapkan bahwa tren stunting terus menurun dalam beberapa tahun terakhir.

“Kemarin hasil survei SSG tahun 2024 Kukar ada di 14,2. Jadi kalau awalnya itu kan 27, terus turun jadi 17, sekarang 14 hasil survei status gizi Indonesia,” ungkap Kusnandar, Minggu(22/6/2025).

Ia menjelaskan penanganan stunting memerlukan sinergi lintas sektor. Dinas Kesehatan, kata dia, hanya memiliki porsi 30 persen dalam penanganan stunting, karena berbagai faktor penyebab lainnya perlu diperhatikan, salah satunya sanitasi lingkungan.

Baca juga: Jemaah Haji Kukar Tiba, Dinkes Lakukan Pemantauan Kesehatan Selama 14 Hari

“Tetapi kan Dinkes itu porsinya hanya 30 persen, karena penurunan stunting itu kita harus melihat determinannya apa, misalnya karena jamban. Misalnya gini, bayi kita kasih gizi yang bagus, tetapi dia sering diare karena tertular jambannya tidak bagus. Artinya gizi yang dimakan tidak untuk pertumbuhan, tapi untuk mengobati penyakitnya. Artinya determinannya itu diperbaiki dulu, sanitasi lingkungannya. Itu bukan Dinkes, tapi itu Perkim. Kalau Dinkes fokus ke yang sudah stunting,” jelasnya.

Kusnandar menegaskan penanganan stunting oleh Dinkes lebih mengarah pada aspek medis, termasuk penyediaan makanan tambahan hingga pengobatan oleh dokter spesialis.

“Itu harus diobati dengan urusan medis, dokter spesialis anak perannya. Tapi kita siapkan obat untuk memperbaiki status gizi,” lanjutnya.

Terkait target penurunan stunting, Kusnandar menyebut saat ini Kukar masih berada di angka 14 persen.

“Target kayaknya kita masih di 14,” ujarnya singkat.

Saat ditanya soal faktor penyebab stunting, Kusnandar menegaskan masalah tersebut bukan semata soal ekonomi. Pola asuh, menurutnya, menjadi faktor dominan, bahkan pada keluarga yang tergolong mampu.

“Pasti pola asuh. Balita dengan stunting ini bukan semata-mata tidak mampu, orang yang mampu juga banyak karena pola asuh. Sekarang teman-teman bisa saksikan, makanya cepat saji yang luar biasa itu juga mempengaruhi asupan. Karena itu mungkin hanya dilihat enaknya, tapi kandungan gizi tidak tahu. Sekarang itu bukan program 4 sehat 5 sempurna, tapi isi piring,” pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved