Berita Mahulu Terkini

Diterpa Cuaca Ekstrem, Peternak Itik Long Melaham Mahulu Berusaha Bertahan Meski Kegiatan Terpecah

Perjalanan kelompok tani di Long Melaham, Kabupaten Mahakam Ulu, dalam mengembangkan usaha peternakan itik tak selalu berjalan mulus

Penulis: Desy Filana | Editor: Amelia Mutia Rachmah
TRIBUNKALTIM.CO/DESY FILANA
BIBIT ITIK - Kelompok Tani di Long Melaham, Mahakam Ulu, menghadapi tantangan dalam memelihara itik bantuan dari Pemprov Kaltim, karena banyak yang mati akibat stres, cuaca ekstrem, dan fasilitas kandang yang kurang memadai, sehingga memengaruhi semangat anggota dan membuat kegiatan kelompok jadi terpecah, meski program tetap dilanjutkan secara mandiri di rumah masing-masing. (TRIBUNKALTIM.CO/DESY FILANA) 

TRIBUNKALTIM.CO, MAHAKAM ULU - Perjalanan kelompok tani di Long Melaham, Kabupaten Mahakam Ulu, dalam mengembangkan usaha peternakan itik tak selalu berjalan mulus.

Meski telah menerima bantuan bibit itik, berbagai tantangan teknis dan cuaca ekstrem membuat sebagian besar peternak harus bekerja ekstra menjaga kelangsungan ternak mereka.

Anastasia Ping, salah satu anggota kelompok, menceritakan bahwa banyak bibit itik yang mati sejak awal proses pengiriman.

Faktor utama yang menyebabkan kematian tersebut antara lain stres akibat perjalanan panjang, suhu dingin, serta penanganan yang kurang ideal selama distribusi.

“Ada yang tertindih di mobil saat pengantaran, ada juga yang stres karena dingin,” ungkapnya, Sabtu (28/6/2025).

Baca juga: Dominika Ping, Pengrajin Manik asal Mahulu Kaltim Sebut Seni adalah Rasa, Bukan Simbol

Setelah dibagikan kepada para anggota kelompok, kendala tak berhenti sampai di situ. Cuaca lembap dan serangan penyakit menyebabkan beberapa itik kembali mati. Kondisi ini sempat membuat sebagian anggota kehilangan semangat untuk melanjutkan beternak.

“Tapi kita tetap lanjut, walau masing-masing di rumah sendiri-sendiri sekarang,” katanya. 

Kondisi ini membuat kegiatan kelompok jadi terpecah, walau secara formal kelompok tetap ada. 

Anastasia mengungkapkan bahwa sejumlah faktor teknis juga turut memengaruhi keberhasilan beternak, seperti ukuran kandang yang terlalu sempit hingga tidak tersedianya kolam untuk mandi.

“Bebek itu butuh tempat mandi dan makanan yang cukup, baru bisa cepat bertelur,” jelasnya. 

Ia juga menambahkan bahwa kurangnya sarana penunjang membuat produktivitas menurun. Namun demikian, semangat untuk menjaga ketahanan pangan lokal tetap terjaga di tengah keterbatasan yang ada. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved