Berita Samarinda Terkini

Fresh Graduate hingga IRT di Samarinda Berharap Perbanyak Lowongan Kerja yang Minim Pengalaman

Tak sedikit mereka menaruh harap agar mendapat pekerjaan, serta perluasan pasar kerja

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy
LOWONGAN KERJA -  Ilustrasi Job Fair di Kota Samarinda 25–26 Juni 2025 lalu, banyak para pencari kerja berharap ada perluasan pasar kerja, salah satunya fresh graduate hingga ibu rumah tangga. (TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy) 

Sebagai tambahan informasi, berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas pekerja merupakan lulusan SMA umum (28,39 persen). 

Pekerja berpendidikan Diploma (3,84 persen) dan Universitas (13,67 persen) masih tergolong rendah. 

Sementara itu, buruh/karyawan/pegawai mendominasi status pekerjaan sebesar 49,16 persen, disusul pekerja sektor informal. Pekerja bebas di pertanian menjadi yang paling sedikit, hanya 0,99 persen.

Pemprov Kaltim Upayakan Tekan Pengangguran dan Kemiskinan

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni menanggapi terkait upaya menekan angka tingkat kemiskinan dan pengangguran.

Ditegaskannya, bahwa pemerintah sudah mengarahkan pembangunan daerah ke arah yang lebih inklusif.

Tentu rancangan pembangunan ke depan juga melihat perumusan kebijakan bidang ketenagakerjaan.

Ia menyebut, angka pengangguran dan kemiskinan di Kaltim tahun 2024 menurun dibandingkan tahun 2021 lalu.

Dimana angka pengangguran menunjukan dari 6,83 persen di 2021 menjadi 5,14 persen di 2024. 

“Kemudian angka kemiskinan juga turun dari 6,54 persen pada 2021 menjadi 5,78 persen di 2024,” sebutnya.

Menurunnya tren pengangguran dan kemiskinan di Kaltim, optimisme Pemprov Kaltim di tahun 2030 bisa mencapai target utuk menurunkan dua indikator ini.

Targetnya, kemiskinan di Kaltim kembali turun dan mencapai 1,75 – 2,37 persen.

Pemprov Kaltim juga menyinggung angka kemiskinan dengan melakukan pemetaan program.

Program Gubernur–Wagub kini Gratispol dan Jospol juga bertujuan mengurangi beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan dan mengurangi kantong-kantong kemiskinan.

“Misal, dalam upaya mengurangi beban pengeluaran, bisa melalui program gratispol pendidikan. Mulai jenjang SMA/SMK/MA dan S1-S3, kemudian gratis biaya berobat dan gratis biaya administrasi kepemilikan rumah,” jelas Sri Wahyuni.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved