Berita Nasional Terkini

Kasus Juliana Marins Jatuh di Gunung Rinjani akan Dibawa ke Pengadilan Internasional? Langkah Brasil

Kasus Juliana Marins yang jatuh di Gunung Rinjani bakal dibawa ke Pengadilan Internasional? Langkah Brasil usai jenazah Juliana Marins tiba di Brasil

Editor: Amalia Husnul A
KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM
KEMATIAN JULIANA MARINS - Jenazah Juliana Marins, pendaki asal Brasil tiba di RS Bhayangkara Mataram. Kasus Juliana Marins yang jatuh di Gunung Rinjani bakal dibawa ke Pengadilan Internasional? Langkah Brasil usai jenazah Juliana Marins tiba di Brasil. (KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM) 

Ia juga mengkritik pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani karena terlambat menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), padahal waktu penyelamatan sangat krusial.

“Yang paling saya anggap bertanggung jawab adalah koordinator taman nasional. Mereka lambat bertindak, dan nyawa anak saya tak terselamatkan,” ujarnya.

Ali Musthofa, pemandu lokal yang mendampingi Juliana dalam perjalanan mendaki, telah memberikan klarifikasi dan membantah bahwa dirinya lalai.

Dalam wawancara dengan media Brasil O Globo, Musthofa mengakui memang Juliana tertinggal karena merasa lelah, namun ia membantah keras meninggalkannya terlalu lama.

“Saya hanya menjauh selama 3 menit, dan saya terus melihat ke belakang. Saat saya kembali, Juliana sudah tidak ada,” ujar Musthofa.

Ia menyebut melihat cahaya senter di bawah tebing dan mendengar suara minta tolong.

“Saya dengar Juliana berteriak. Saya bilang padanya: tunggu bantuan. Saya mencoba terus berteriak, agar dia tetap sadar,” tambahnya.

Musthofa kini menjadi bagian dari proses penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian Lombok.

Polisi telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk relawan dan petugas taman nasional, untuk mencari tahu apakah ada unsur pidana dalam insiden ini.

Autopsi Ulang di Brasil: Kami Tak Yakin dengan Rumah Sakit Indonesia

Setelah jenazah Juliana dipulangkan ke Brasil pada 1 Juli 2025, keluarga langsung meminta autopsi ulang dilakukan di Rio de Janeiro.

Manoel menyampaikan keraguan atas kualitas pemeriksaan medis di rumah sakit Indonesia.

“Kami perlu memastikan waktu dan penyebab pasti kematian. Kami tak yakin rumah sakit di sana memiliki fasilitas memadai,” ujarnya dalam wawancara dengan TV Globo.

Bagi Manoel, kehilangan Juliana adalah luka terdalam dalam hidupnya. Ia menggambarkan hari-hari pencarian sebagai pengalaman paling menyakitkan.

“Kami lihat video saat dia masih hidup, masih bergerak. Kami pikir bantuan akan cepat datang. Tapi kenyataannya tidak ada yang datang tepat waktu,” ucapnya, nyaris tak bisa menahan air mata.

Juliana adalah anak semata wayangnya. Lulusan jurusan Periklanan ini tengah melakukan perjalanan keliling Asia sejak awal tahun. Sebelum ke Indonesia, ia telah menjelajahi Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Juliana Ditemukan Terlambat, Keluarga Ungkap Fakta Baru

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved