Sosok

Ipda Ardiansyah, Pegulat Kaltim yang Cedera Bahu di SEA Games Jakarta tak Halangi Raih Perak

Salah satu yang berhasil melakukannya adalah Ipda Ardiansyah Darmansyah, perwira pertama di Satreskrim Polres Bontang.

|
Penulis: Dwi Ardianto | Editor: Samir Paturusi
DOK PRIBADI
POLISI BERPRESTASI - Ipda Ardiansyah saat mengikuti kompetisi Sea Games 2023. Di balik seragam polisi yang dikenakannya, tersimpan perjalanan panjang sebagai atlet gulat yang telah mengharumkan nama Kalimantan Timur dan Indonesia di berbagai ajang prestisius, termasuk tiga kali penampilan di SEA Games. (DOK PRIBADI) 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG – Tak banyak atlet yang mampu konsisten bertahan di level nasional hingga internasional selama hampir dua dekade.

Salah satu yang berhasil melakukannya adalah Ipda Ardiansyah Darmansyah, perwira pertama di Satreskrim Polres Bontang.

Di balik seragam polisi yang dikenakannya, tersimpan perjalanan panjang sebagai atlet gulat yang telah mengharumkan nama Kalimantan Timur dan Indonesia di berbagai ajang prestisius, termasuk tiga kali penampilan di SEA Games.

Lahir di Samarinda, 21 Januari 1986, Ardiansyah tumbuh di lingkungan keluarga atlet.

Ayahnya, alm. H. Darmansyah, adalah wiraswasta, sementara ibunya, Hj. Rubaiyah, seorang ibu rumah tangga. 

Sejak kecil, Ardiansyah tinggal di lingkungan asrama militer Awang Long, Samarinda, tempat yang membentuk karakter dan semangat kompetitifnya. 

"Saya mulai serius di gulat sejak SMP. Om saya pelatih gulat, dan enam dari delapan saudara saya juga pegulat. Bisa dibilang kami keluarga gulat," ujar Ardiansyah, Selasa (8/7/2025). 

Baca juga: Kisah Beckham Putra soal Jersey Wataru Endo di Laga Jepang vs Indonesia Kualifikasi Piala Dunia 2026

Dari sederet pengalaman bertanding, salah satu yang paling membekas bagi Ardiansyah adalah saat memperkuat Timnas Indonesia di SEA Games 2011 di Jakarta. 

Saat itu, hanya dua minggu sebelum pertandingan, ia mengalami dislokasi bahu.

"Saya sempat menyerah, nggak mau latihan lagi. Sudah terlalu sakit dan dekat banget dengan hari pertandingan. Tapi pelatih saya asal Rumania datang ke kamar, semangatin saya. Dia bilang, 'kamu tetap bagus, walau tak juara satu'," kenangnya haru.

Dengan semangat baru, Ardiansyah kembali berlatih.

Meski bertarung dalam kondisi belum 100 persen pulih, ia tetap tampil maksimal.

Di final, ia kalah tipis dalam babak tambahan melawan pegulat Vietnam—namun pulang dengan medali perak.

"Itu medali paling emosional buat saya. Sakit, stres, tapi tetap saya paksakan demi tanggung jawab dan harga diri," ucapnya.

Baca juga: Dari Samboja ke Panggung Dunia, Kisah Dwi Musthofa Menabuh Kendang untuk Warisan Budaya

Ardiansyah memulai karier sebagai atlet jauh sebelum menjadi anggota Polri.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved