Rasa Cemas Warnai SPMB Balikpapan 2025, Kisah Orang Tua Harapkan Anaknya Masuk SMP Negeri 27

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Suasana di SMP Negeri 27 Balikpapan Tengah masih tampak ramai oleh sejumlah orang tua yang datang untuk memantau proses pendaftaran jalur reguler di SPMB 2025, Rabu (9/7/2025) sejak pagi.

Salah satu orang tua calon siswa, Eva asal Gunung Sari mengaku sangat mengharapkan anaknya bisa diterima di sekolah negeri, khususnya di SMP Negeri 27 Balikpapan Tengah. Sekolah yang tak jauh dari rumahnya. 

Ia mengaku SPMB Balikpapan 2025 ini cukup bagus karena membantu orang tua dalam mengetahui posisi pendaftaran secara langsung.

Meski begitu, ia mengakui tetap merasakan ketegangan, apalagi ketika nilai anaknya sebesar 83,26 terus bergeser di peringkat bawah.

"Awalnya sempat naik, tapi terus tergeser juga. Makanya dua hari ini saya terus pantau. Deg-degan sekali," ujarnya saat ditemui Tribunkaltim.co selepas pelayanan di SMP Negeri 27 Balikpapan Tengah.

Baca juga: SPMB Balikpapan 2025, SMP Negeri 27 Diserbu Pendaftar hingga 57 Orang, Hanya Sediakan 19 Kursi

Terlebih, kata dia, sang buah hati, Ando tinggal bersama neneknya di kawasan Balikpapan Utara karena dirinya harus bekerja.

Sehingga hal ini membuatnya tidak bisa mendaftar lewat jalur zonasi atau bina lingkungan.

"Mau tidak mau ikut jalur umum. Tapi saya tetap berharap, yang penting bisa masuk sekolah negeri. Enggak harus favorit, yang penting negeri," tambahnya.

Ia juga menjelaskan, terdapat 4 sekolah yang ia pilih melalui sistem online, seperti SMPN 1, SMPN 2, SMPN 12, SMP Negeri 27 Balikpapan Tengah, dan SMP Negeri 7.

Awalnya, ia berharap bisa masuk SMP Negeri 2, tetapi kini fokusnya adalah pada SMP Negeri 27 Balikpapan Tengah yang dinilai paling memungkinkan dan dekat dari rumah.

Baca juga: Link Pendaftaran Online SPMB Balikpapan 2025 Jalur Umum/Reguler untuk Jenjang SD

"Kalau dulu berharap SMP 2, tapi semua sekolah sama saja. Yang penting anaknya semangat belajar," ucapnya.

Dalam proses pendaftaran online, Eva sempat mengalami kesulitan ketika anaknya tergeser hanya karena selisih nilai.

Hal itu sempat membuatnya khawatir, namun ia tetap mencoba bersabar dan terus memantau pergerakan nilai di website tersebut.

"Kadang orang tua merasa miris juga, kok anak orang bisa diterima, anak saya enggak? Tapi ya sudah, semua ada rezekinya masing-masing. Semoga ini rezekinya anak saya di SMPN 27. Mudah-mudahan ini titik akhirnya, dan anak saya bisa diterima di sini," pungkasnya. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.