Berita Kaltim Terkini

Beasiswa Bagi Mahasiswa Kaltim yang Kuliah di Luar Daerah Kuotanya hanya untuk 800 Mahasiswa

Setda Kaltim kembali menyalurkan bantuan pendidikan bagi mahasiswa asal Kaltim, termasuk mereka yang menempuh pendidikan di luar daerah

Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS
BEASISWA KALTIM - Kepala Biro Kesra Setda Kaltim, Dasmiah saat di wawancarai media. Kamis (10/7/2025) Beasiswa mahasiswa luar daerah Kaltim hanya untuk PTN top dan jurusan langka, dengan prioritas dari daerah berkemiskinan tinggi seperti Mahulu dan Kutai Barat. (TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kaltim kembali menyalurkan bantuan pendidikan bagi mahasiswa asal Kaltim, termasuk mereka yang menempuh pendidikan di luar daerah. 

Namun, program ini diklasifikasikan sebagai beasiswa, bukan bantuan. Hal ini menjadi bagian dari program unggulan Gratispol yang terus dikawal oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim.

Kepala Biro Kesra Setda Kaltim, Dasmiah, menegaskan bahwa skema untuk mahasiswa di luar daerah tidak bisa disamakan dengan bantuan biasa.

Baca juga: Pemkot Samarinda Pastikan Serah Terima Terowongan di Akhir Tahun, Saat ini Tahap Evaluasi Teknis

Hanya mahasiswa yang kuliah di 10 perguruan tinggi negeri (PTN) terbaik nasional yang dapat mengikuti program ini, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan perguruan tinggi terbaik lainnya.

“Kemudian yang diutamakan adalah jurusan memang yang tidak ada di Kalimantan Timur, itu yang diutamakan,” ujar Dasmiah, Kamis (10/7/2025)

Jurusan-jurusan yang menjadi prioritas adalah bidang-bidang yang belum tersedia di perguruan tinggi di Kaltim, seperti spesialisasi kedokteran.

Pemerintah daerah menilai kebutuhan akan tenaga profesional, terutama dokter spesialis, masih sangat tinggi di wilayah ini.

Meski demikian, jurusan lain tetap bisa mengikuti seleksi, hanya saja pendaftar dari jurusan prioritas memiliki peluang lebih besar.

Selain jurusan, aspek wilayah asal mahasiswa juga menjadi pertimbangan dalam seleksi. Pemerintah memberikan afirmasi lebih kepada mahasiswa yang berasal dari daerah dengan tingkat kemiskinan cukup tinggi, seperti Kabupaten Mahakam Ulu dan Kutai Barat. 

Berdasarkan data yang dihimpun, angka kemiskinan di Mahulu mencapai 11 persen, sementara Kutai Barat berada di kisaran 9,8 persen. Kedua wilayah ini menjadi target utama untuk percepatan pembangunan sumber daya manusia.

“Dan untuk yang di luar daerah berlaku untuk tahun ini, namun namanya itu beasiswa dan untuk beasiswa ini sistemnya bisa saja tahun ini dapat, tahun depan tidak dapat karena ini sistemnya juga per semester,” lanjut Dasmiah.

Skema ini dirancang sangat selektif. Evaluasi dilakukan setiap semester, dan jika Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) penerima turun dari ketentuan, maka beasiswa bisa dihentikan. Dengan sistem seperti ini, mahasiswa dituntut menjaga konsistensi prestasinya selama masa kuliah.

Tahun ini, kuota penerima beasiswa luar daerah hanya sekitar 800 mahasiswa. Jumlah itu jauh lebih sedikit dibandingkan bantuan pendidikan untuk mahasiswa dalam daerah yang telah menyentuh angka sekitar 33 ribu penerima.

Keterbatasan kuota tersebut diiringi seleksi yang ketat agar penerima benar-benar berasal dari kelompok yang sesuai kriteria.

"Kita yakin dapat meningkatkan SDM di Kalimantan Timur," tutup Dasmiah. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved