Ekonomi dan Bisnis

Fenomena Mal Kosong di Jakarta Sepi Pengunjung, Munculnya Tren Area Kecil Berkonsep Gaya Hidup

Pusat ritel berukuran kecil dengan konsep gaya hidup dan ruang terbuka semakin menjamur, terutama di wilayah Bodetabek.

Editor: Budi Susilo
Meta Ai
FENOMENA MAL SEPI - Ilustrasi perwujudan mal sepi pengunjung, ini foto hasil olahan Meta Ai pada Minggu (13/7/2025). Fenomena mal kosong di Jakarta dan daerah penyangganya bukan lagi sekadar isu, melainkan realitas yang kian nyata. Data terbaru hingga Kuartal II-2025 menunjukkan adanya luasan fantastis ruang ritel yang tidak terisi, memunculkan pertanyaan besar tentang masa depan pusat perbelanjaan konvensional di tengah perubahan drastis pola perilaku konsumen. (Meta Ai) 

Beberapa peritel F&B bahkan menjadi pendorong utama peningkatan tingkat hunian di mal-mal tertentu.

Ini menunjukkan bahwa pengalaman bersantap dan berkumpul menjadi daya tarik utama.

Ferry menyarankan, Agar tetap kompetitif, mal didorong untuk terus memperbaiki bauran penyewa.

"Pemilik mal harus mencari peritel dan merek yang benar-benar mampu menarik pengunjung, bukan hanya sekadar mengisi ruang," tambah Ferry.

Mal juga perlu menghadirkan tenant yang menawarkan pengalaman unik, bukan sekadar produk.

Selain itu, pengembang saat ini harus lebih cenderung untuk merenovasi atau meremajakan mal yang sudah ada ketimbang membangun mal baru.

Baca juga: Tingkat Kunjungan Mal di Balikpapan SuperBlock Melonjak, Capai 80 Ribu Pengunjung saat Hari Libur

Ini adalah upaya adaptasi terhadap perubahan preferensi pasar yang lebih menyukai inovasi pada properti eksisting daripada penambahan pasok baru.

Berkonsep Gaya Hidup 

Di tengah dominasi mal-mal besar yang berjuang mengisi ruang kosong, muncul tren menarik lainnya.

Pusat ritel berukuran kecil dengan konsep gaya hidup dan ruang terbuka semakin menjamur, terutama di wilayah Bodetabek.

Meskipun bukan pesaing langsung, keberadaan mereka menunjukkan arah pasar yang lebih menyukai pengalaman yang intim dan personal ketimbang sekadar belanja di pusat perbelanjaan masif.

Baca juga: Pertama di Kaltim, Wahana Rainbow Slide dalam Mal Hadir di Pentacity Shopping Venue Balikpapan 

Konsep ini menawarkan suasana yang lebih santai dan fokus pada komunitas, sesuai dengan kebutuhan konsumen modern.

Meski tantangan mal kosong ini besar, ada beberapa indikasi positif yang bisa menjadi angin segar. 

Beberapa merek asing, terutama dari Asia, menunjukkan ketertarikan untuk membuka outlet di mal-mal Jabodetabek.

"Ini bisa menjadi angin segar untuk mengisi kekosongan," imbuh Ferry.    

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Alasan Utama Ratusan Hektar Mal di Jabodetabek Kosong Melompong." 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved