Berita Nasional Terkini
Fakta Terkini Kasus Diplomat Kemlu Tewas, Ternyata Ada Pintu Masuk Lain, Smart Lock dan Gembok Biasa
Sejumlah fakta terkini di kasus Diplomat Kemlu tewas akhirnya terungkap, ternyata ada pintu masuk lain di kos Arya Daru Pangayuan.
TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah fakta terkini di kasus Diplomat Kemlu tewas akhirnya terungkap, ternyata ada pintu masuk lain di kos Arya Daru Pangayuan.
Akses pintu lain itu di TKP ditemukannya jenazah Daru pada Selasa (8/7/2025) lalu.
Padahal, sebelumnya diwartakan akses menuju kamar kosan Daru dikabarkan terbatas.
Artinya hanya penghuni yang punya kartu akses atau sidik jarinya terdaftar saja yang bisa masuk ke dalam kamar kosan.
Baca juga: Polisi Usut Siapa Saja Circle Pertemanan Arya Daru, Upaya Ungkap Misteri Kematian Diplomat Kemlu
Namun saat ditelisik lebih dalam, rupanya akses khusus di kosan tersebut hanya ada di sisi kiri saja yakni di lokasi kamar kosan Daru.
Sementara sisi kanan kosan tidak ada akses digital.
Fakta tersebut diungkap jurnalis Kompas TV dalam tayangan saat merekam kondisi TKP tewasnya Daru.
Terlihat pintu kosan di sisi kanan tidak dilengkapi dengan akses ketat.
Pintu tersebut hanya dilengkapi dengan gembok saja.
Berbeda dengan sisi kiri yakni yang menuju kamar kosan Daru.
Pintu di sisi kiri dilengkapi dengan kotak sidik jari dan kartu akses.
Sehingga tidak sembarangan orang bisa masuk ke kosan tersebut.
Terkait dengan pintu lain di TKP tewasnya Daru, seorang penjaga toko yang tiap hari bekerja di kosan korban pun mengurai fakta.
Andi, penjaga toko vape menjelaskan bahwa memang kosan tersebut dilengkapi dua pintu berbeda.

"Biasanya di sini tuh penghuni kos selalu pakai akses di sini khusus buat kamar yang di sini aja. Dan sebelah kanannya ada penghuni lain dan masuknya itu ada pintu lain juga," ungkap Andi, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Kompas TV, Minggu (13/7/2025).
Terkait dengan perbedaan pintu akses kanan dan kiri itu, Andi hafal betul.
Bahwa cuma pintu menuju kosan Daru saja yang pakai akses.
"Saya yang tahu, yang pakai akses ini doang ya (pintu masuk ke kosan Daru), yang itu (sisi kanan) enggak," ujar Andi.
Perihal kondisi di dalam kosan yang kabarnya berbentuk seperti huruf U, Andi mengurai fakta lain.
Diketahui Andi, para penghuni kosan tidak pernah saling bertukar akses pintu masuk dan keluar.
Artinya penghuni kosan yang berada di sisi kanan selalu masuk dan keluar di sisi kanan.
Pun sebaliknya dengan penghuni kosan di sisi kiri, mereka selalu masuk dan keluar dari sisi yang sama.
"Saya tahunya terbatas ya (akses masuk ke arah kosan Daru) tapi saya enggak pernah mastiin ke dalam. Soalnya tahunya kalau penghuni sebelah (sisi kanan) ya keluarnya lewat sebelah. Selalu lewat sini. Enggak pernah kayak dia masuk sana (pintu kanan) keluar dari sini (pintu kiri)," pungkas Andi.
Sementara itu terkait perkembangan penyelidikan kasus kematian Daru sang diplomat muda, pihak kepolisian masih mendalaminya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menyebut pengungkapan kasus tewasnya diplomat usia 39 tahun itu akan diurai pada minggu depan.
“Bukti-bukti yang ada perlu dipelajari oleh forensik, baik itu CCTV, hasil otopsi, dan juga termasuk digital seperti laptop, mungkin seminggu lagi selesai, nanti akan ada kesimpulan. Insya Allah," kata Irjen Pol Karyoto.
Sementara itu, fakta selanjutnya yang terkuak dari kasus tewasnya Daru adalah soal sosok pria yang terekam CCTV saat kejadian.
Ternyata ada pria lain yang terekam CCTV beberapa jam sebelum jasad Daru ditemukan.
Pria tersebut terekam sedang mengenakan sarung dan mondar-mandir di depan kamar Daru sekira tengah malam.
Ia juga tampak sibuk memegangi ponsel seraya curi-curi pandang ke kamar korban.
Lalu pria bersarung tadi kembali tertangkap rekaman CCTV sedang berada di depan kamar Daru sekira pukul 05.00 Wib.
Di momen itu sang pria sudah mengenakan pakaian dan membawa sapu.
Ia sempat mengintip dan menempelkan telinganya ke pintu kamar kosan Daru.
Belakangan terkuak bahwa pria tersebut diduga adalah penjaga kosan Daru.
Perihal alasannya berada di depan kamar korban, penjaga kosan tersebut belum memberikan keterangan.
Baca juga: 4 Fakta Terkini Kasus Diplomat Kemlu Tewas, Arah Rekaman CCTV di Kos Arya Daru Diduga Bergeser
Penjaga Kosan Ngaku Stres
Disisi lain Siswanto penjaga kos tempat diplomat Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas dilakban mengaku stres.
Pria yang baru bekerja jadi penjaga kos kurang dari 2 tahun kini alami stres lantaran jadi saksi dari kematian Arya Daru Pangayunan.
Diketahui sosok Siswanto terekam CCTV melintas di depan kamar kos Arya Daru itu terekam pada pukul 00.27.
Saat itu, Siswanto mengenakan sarung sarung kotak-kotak dan bertelanjang dada, sembari menyampirkan pakaian putih di pundak kirinya.
Tampak berbicara di telepon menggunakan mode speaker, penjaga kos ini sempat berhenti dan menoleh ke arah kamar korban, lalu berjalan kembali.
Beberapa saat kemudian, ia kembali berdiri cukup lama di depan kamar korban.
Sekitar 22 detik dan diduga masih berbicara lewat telepon.
Kemudian pad pukul 05.20 WIB, ia kembali terlihat mondar-mandir didepan kamar korban.
Namun untuk kali ini mengenakan kemeja putih dan celana pendek sambil membawa sapu.
Lagi-lagi Siswanto sempat mengintip ke arah jendela kamar Arya Daru sebelum akhirnya berbalik arah.
Melansir dari Tribunjakarta.com, Siswanto berstatus jadi saksi curhat kepada Andi bekerja sebagai penjaga toko rokok eletronik.
Sang penjaga kos turut mengaku ada yang janggal pada kematian sang diplomat.
"Dia curhat, stres ditanyaiin terus. Dia nggak tahu apa-apa (soal kematian Arya)," ujar Andi.
Andi turut menerangkan jika Siswanto kembali dijemput oleh sejumlah orang pada Sabtu (12/7/2025) kemarin.
Namun, Andi mengaku tak mengetahui apakah mereka merupakan anggota polisi atau bukan.
"Pas dia masuk sini, tidak lama ada yang jemput, pakai mobil. Dia sambil ngelihatin saat cabut (pergi), seperti ketakutan," terang Andi saat ditemui di lokasi, Sabtu (12/7/2025) seperti dilansir TribunLampung.co.id di artikel berjudul Fakta Baru Kamar Kos Diplomat Arya Daru Ternyata Punya Pintu Lain.
Baca juga: Analisa Berbeda 2 Kriminolog UI terkait Diplomat Kemlu yang Tewas, Susno Duadji: Autopsi Penting
Kriminolog: Jangan-jangan Polri Bingung
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menduga, polisi kebingungan mengungkap hasil penyelidikan kematian ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang tewas di rumah indekos di Menteng, Gondangdia, Jakarta Pusat.
Sebab, hingga lebih dari sepekan kematian ADP, polisi tak kunjung menyampaikan penyebab kematian korban.
“Jangan-jangan ini semacam kebingungan dari Polri saat mereka mengumumkan jika misalnya yang ditemui adalah sesuatu hasil yang tidak menyenangkan,” kata Adrianus kepada Kompas.com, Rabu (16/7/2025).
Menurut Adrianus, penyelidikan kasus ini seharusnya tak membutuhkan waktu yang terlalu lama.
“Bicara mengenai visum, maka visum itu satu hari, dua hari. Kalau pemeriksaan laboratoris, katakan saja dua, tiga hari. Pemeriksaan digital, dua, tiga hari. CCTV, satu hari. Jadi apalagi?” ujar dia.
Apalagi, polisi telah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) sebanyak tiga kali untuk mengumpulkan barang bukti serta identifikasi sidik jari.
“Sudah tiga kali diacak-acak di TKP sekecil itu. Jadi apalagi?” ungkap dia.
Menurut Adrianus, mengungkap penyebab kematian ADP tidaklah sulit.
Ia menduga korban mengalami berhenti jalan napas karena tidak mendapatkan pasokan oksigen.
“Tapi sama sebab matinya saja, Polda tidak kunjung memberi tahu tentang apa sebab matinya, itu yang membuat kemudian semua analisa itu menjadi liar. Apalagi yang bikin enggak terungkap?” tegas dia.
Adrianus juga menyebut, seyogianya polisi bukan hanya sudah mengantongi penyebab kematian, melainkan motif kematian.
“Nah, lalu mungkin enggak enak ngomongnya nih. Mungkin karena enggak enak dengan masyarakat, enggak enak dengan komunitas diplomat, makanya sekarang semacam, 'ini gimana ngomongnya ya?',” jelas dia.
Menurut Adrianus, kasus ini dianggap sensitif karena korban mempunyai latar belakang seorang diplomat.
“Dan diplomat itu kan adalah wajah negara. Dan wajah negara itu pasti diomongkan di forum internasional. Apalagi presiden masih di luar negeri nih. Jni juga penting. Saya misalnya menduga secara bercanda, begitu Presiden kembali, lalu diumumkan,” tegas dia.
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.