Berita Nasional Terkini
Harga iPhone Makin Murah? Ekonom Beber Dampak Indonesia Bebaskan Tarif Impor Amerika
Isu harga iPhone makin murah di Indonesia jadi pembicaraan publik. Ekonom beber dampak Indonesia bebaskan tarif impor produk Amerika.
Meski didesain di Amerika Serikat, tetapi proses produksi iPhone tidak berarti dilakukan semua di sana juga. Lantas, sebenarnya iPhone dibuat di mana? Informasi wilayah asal pembuatan atau perakitan juga bisa dijumpai di boks iPhone.
Setelah label “Designed by Apple in California”, pada boks iPhone biasanya dicantumkan juga informasi wilayah asal pembuatan atau perakitan dengan label seperti ini “Assembled in China”.
Label tersebut menunjukkan bahwa iPhone dirakit di China. Seperti yang sempat disinggung di atas, proses pembuatan iPhone dari awal hingga menjadi produk akhir tidak semuanya dilakukan di Amerika Serikat.
Untuk proses produksi dari komponen-komponen iPhone saja, seperti LCD, chipset, kamera, baterai, memori, dan lainnya, dilakukan oleh vendor yang berbeda-beda, yang terdapat di berbagai negara.
Misalnya, dikutip dari AndroidAuthority, chipset iPhone dibuat oleh TSMC, pabrikan semikonduktor asal Taiwan. Lalu, untuk layar iPhone, produksinya dilakukan oleh antara Samsung atau LG di Korea Selatan.
Begitu pun dengan komponen memori yang kemungkinan besar berasal dari perusahaan Kioxia di Jepang. Pabrik-pabrik tersebut yang menjadi pemasok komponen pada Apple untuk membuat desain iPhone menjadi produk akhir.
Baca juga: Terungkap Alasan Trump Berlakukan Tarif 32 Persen untuk Indonesia, Cek Dampak Kebijakan Baru Amerika
Namun, untuk menjadi produk akhir, semua komponen-komponen itu tidak dirakit sendiri juga oleh Apple. Kebanyakan iPhone yang beredar dirakit oleh mitra manufaktur terbesar Apple, yaitu Hon Hai Technology Group (Foxconn).
Perusahaan yang berlokasi di Zhengzhou, China dan memiliki lebih dari 300.000 karyawan itu dapat merakit lebih setengah juta unit iPhone per hari. Dengan angka produksi ini, tak heran bila banyak terdapat label iPhone Made in China.
Pasokan Gandum dan Kedelai Aman
Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, kondisi tersebut dipastikan akan membuat produk-produk AS yang masuk ke Indonesia menjadi lebih murah.
"Terutama untuk sejumlah komoditas penting seperti gandum, kedelai, minyak mentah, LPG, bahan bakar minyak (BBM), elektronik, suku cadang pesawat, hingga produk farmasi," ujar Josua yang saat ini memimpin Permata Institute for Economic Research (PIER), Kamis (17/7/2025).
Ia menyebut sebenaranya ada kedelai dan gandum yang sebelumnya sudah dibebaskan tarifnya karena produksi dalam negeri tidak mencukupi.
Dengan bebas tarif, kedua komoditas tersebut akan semakin terjamin stabilitas pasokannya dan bahkan mungkin bisa lebih murah.
Oleh karena itu, kata Josua, dapat menguntungkan industri pangan domestik seperti produsen tahu, tempe, roti, dan mi.
Demikian juga dengan BBM dan energi lainnya yang bisa lebih kompetitif secara harga.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.