Top Rank

Ada Tetangga Indonesia, Daftar 10 Negara dengan Tren Childfree Tertinggi

Ada tetangga Indonesia, berikut daftar 10 negara dengan tren Childfree tertinggi

Editor: Amalia Husnul A
Grafis TribunKaltim.co via Canva
TREN CHILDFREE - Ilustrasi childfree. Ada tetangga Indonesia, berikut daftar 10 negara dengan tren Childfree tertinggi. (Grafis TribunKaltim.co via Canva) 

TRIBUNKALTIM.CO - Tren hidup tanpa anak atau childfree terus meningkat di berbagai negara. 

Dari daftar 10 negara dengan tren childfree tertinggi di dunia, ada Singapura, tetangga Indonesia

Singapura, yang termasuk negara tetangga se-kawasan dengan Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk daftar 10 negara dengan tren childfree tertinggi di dunia.

Lalu bagaimana fenomena ataupun tren childfree di Indonesia, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini. 

Baca juga: Berniat Childfree, Lihat Tumbuh Kembang Anak Buat Wanita Balikpapan Bisa Lebih Bahagia

Tren childfree ini dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari tekanan ekonomi, keinginan mempertahankan gaya hidup mandiri, hingga kesadaran akan krisis iklim dan overpopulasi.

Pew Research Center mencatat bahwa di Amerika Serikat, jumlah orang dewasa yang memutuskan untuk tidak memiliki anak secara sukarela meningkat signifikan dalam dua dekade terakhir.

Sementara itu, Korea Selatan dan Jepang kini mencatat angka kelahiran terendah dalam sejarah modern.

Daftar 10 Negara dengan Tren Childfree Tertinggi:

1. Jepang

Jepang mengalami penurunan drastis angka kelahiran.

World Economic Forum melaporkan bahwa Jepang memiliki tingkat kesuburan 1,3 dan angka childfree terus naik, terutama di kalangan perempuan urban.

2. Korea Selatan

Korea mencatat tingkat fertilitas terendah di dunia, yaitu di bawah 0,8 pada 2024.

BBC melaporkan banyak pasangan memilih childfree karena tekanan karier dan biaya hidup tinggi di kota besar.

3. Singapura

Pemerintah Singapura memberi insentif besar bagi warganya untuk memiliki anak, namun tren childfree tetap tinggi.

The Straits Times menyebut 1 dari 3 wanita Singapura usia subur memilih untuk tidak memiliki anak.

4. Italia

Populasi menua dan angka kelahiran terus menurun.

Eurostat menunjukkan lebih dari 20 persen wanita Italia usia 40–44 tahun tidak memiliki anak secara sukarela.

5. Jerman

OECD Family Database mencatat tingginya proporsi perempuan tanpa anak di Jerman, terutama mereka yang berpendidikan tinggi.

6. Spanyol

Banyak pasangan Spanyol memilih childfree karena kesulitan ekonomi.

El País melaporkan, Spanyol menjadi salah satu negara dengan angka kelahiran terendah di Uni Eropa.

7. Prancis

Meskipun angka kelahiran masih relatif tinggi dibanding Eropa lain, tren childfree tetap tumbuh.

Le Monde menulis bahwa generasi muda Prancis semakin terbuka pada kehidupan tanpa anak.

8. Amerika Serikat

Pew Research Center (2021) melaporkan bahwa 44 persen orang dewasa di AS mengatakan mereka tidak berencana punya anak.

9. Kanada

Statistik Canada menunjukkan jumlah keluarga tanpa anak meningkat.

Banyak orang dewasa memilih childfree karena alasan gaya hidup dan ekonomi.

10. Australia

Australian Bureau of Statistics mencatat meningkatnya jumlah perempuan yang memutuskan tidak memiliki anak.

Faktor utamanya adalah karier dan kebebasan pribadi.

Childfree Bukan Tren Semata

Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Bonivasius Prasetya Ichtiarto, mengungkapkan bahwa keputusan pasangan untuk tidak memiliki anak atau childfree dilatarbelakangi oleh berbagai faktor kompleks.

Salah satu penyebab utama adalah pengalaman masa lalu yang traumatis, terutama dalam lingkungan keluarga.

"Penyebabnya banyak sekali. Misalkan masalah kesehatan, ada problem di perempuannya. Tapi juga ada yang karena trauma. Trauma masa lalu dalam keluarga," ujar Boni dalam agenda Press Briefing State of World Population (SWP) 2025 di Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025).

Ia menambahkan bahwa kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) turut menjadi alasan kuat bagi sebagian individu untuk menghindari memiliki keturunan.

Pengalaman menyakitkan di masa lalu membuat seseorang enggan membentuk keluarga yang berisiko mengulang siklus kekerasan tersebut.

"KDRT misalkan. Itu terjadi juga. Dia enggak mau anaknya mengalami hal serupa. Menikah pun enggak mau karena takut anaknya jadi korban seperti itu," jelasnya.

Menurutnya, beberapa pasangan memilih childfree bukan karena tidak ingin punya anak, tapi juga masalah ekonomi.

"Bukan tidak ingin punya anak, tapi menunda karena masalahnya di ekonomi," kata Boni.

Berdasarkan catatan BKKBN, fenomena childfree di Indonesia masih tergolong kecil, dengan persentase kurang dari 0,01 persen dari populasi.

Namun, fenomena ini tetap menjadi perhatian serius pemerintah. 

"Kita memang harus tetap hati-hati. Kalau itu terus digaung-gaungkan, ya akan menuju ke sana," tegas Boni.

Menurutnya, kampanye atau promosi terhadap gaya hidup childfree perlu dikaji secara hati-hati agar tidak berdampak negatif terhadap struktur demografi nasional.

Childfree di Indonesia

Meskipun kecil secara statistik, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 bertajuk "Menyusuri Jejak Childfree di Indonesia" menunjukkan angka yang cukup signifikan.

Menurut Psikolog Disebutkan bahwa sekitar 8 persen atau setara dengan 71.000 perempuan Indonesia memilih untuk tidak memiliki anak.

Mayoritas berasal dari wilayah Jawa, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten.

Apakah Childfree Mempengaruhi Tingkat Fertilitas Nasional?

Boni menuturkan bahwa angka pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini berada di angka 1,1 persen, sedangkan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) berada di level 2,11 persen.

Menurutnya, angka ini tergolong ideal.

Meski demikian, pemerataan angka kelahiran antarwilayah menjadi pekerjaan rumah yang harus terus dijaga pemerintah.

"TFR 2,1 persen itu sudah pas. Tetapi yang perlu dijaga adalah persebaran kelahiran di seluruh daerah. Jangan sampai ada wilayah yang anjlok, sementara daerah lain tetap tinggi," ujar Boni.

Ia menegaskan bahwa TFR yang terlalu rendah dalam jangka panjang bisa berimbas pada struktur penduduk menua (aging population), yang kemudian berdampak pada ketahanan ekonomi dan sosial negara.

Baca juga: Arti Childfree, Simak Pengertian hingga Faktor Penyebab Orangtua Memilih tak Punya Anak

(kompas.com-Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Artikel ini telah tayang di kompas.com dan Tribunnews.com dengan judul 10 Negara dengan Tren Childfree Tertinggi: Jepang hingga Jerman Pilih Hidup Tanpa Anak 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved