Jeritan Sopir Angkot di Pelabuhan Klotok Balikpapan, Ishak: Sehari Cuma Dapat Rp100 Ribu

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Lesunya angkutan kota (angkot) di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur makin terasa di tengah gempuran transportasi online seperti Grab, Maxim, dan Gojek.

Puluhan angkot kini lebih sering parkir menunggu penumpang yang tak kunjung datang, terutama di kawasan Pelabuhan Klotok, Kampung Baru, Kecamatan Balikpapan Barat.

Ishak, seorang sopir angkot asal Makassar yang merantau ke Balikpapan, mengaku penghasilannya semakin menipis. 

Ia dan puluhan sopir angkot lain harus bersaing dengan transportasi online dan bus kota yang lebih praktis dan diminati penumpang.

Baca juga: Perkuat Peran Angkot, Dishub Susun Skema Integrasi Moda Transportasi di Balikpapan

“Coba lihat, banyak yang cuma parkir saja. Kalau ada satu dua penumpang baru kami jalan. Kalau enggak ada, ya tunggu sampai malam,” ujar Ishak, saat ditemui Tribunkaltim.co, Minggu (27/7/2025).

Ia mengatakan, dalam sehari kadang hanya mendapatkan pemasukan Rp 100 ribu, itu pun pendapatan kotor.

“Itu belum beli bensin, belum makan, belum setor mobil. Jadi memang pendapatan sangat-sangat kecil,” ungkapnya.

Menurut Ishak, pengeluaran untuk bahan bakar sering kali lebih besar daripada pendapatan yang dibawa pulang.

Baca juga: Konflik Sopir Angkot dan Bus Balikpapan City Trans Berdamai

Meski demikian, ia mengaku tetap bertahan karena tidak banyak pilihan pekerjaan lain sebagai perantau.

“Harapannya ada perhatian dari pemerintah. Kami juga ingin diberdayakan, diatur dengan baik supaya bisa tetap bertahan,” harapnya. (*)