Berita Balikpapan Terkini
Angka Stunting di Balikpapan Naik Jadi 24,6 Persen, Lampaui Rata-Rata Nasional
Angka stunting atau gizi kronis pada anak di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur mengalami peningkatan signifikan.
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Miftah Aulia Anggraini
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Angka stunting atau gizi kronis pada anak di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur mengalami peningkatan signifikan.
Berdasarkan data terbaru, angka stunting kini mencapai 24,6 persen, naik dari sebelumnya 21,6 persen, dan melampaui rata-rata nasional yang tercatat sebesar 19,8 persen menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024.
Peningkatan ini menjadi sorotan serius bagi Pemerintah Kota Balikpapan, karena kasus tersebar hampir merata di enam kecamatan, tidak terkonsentrasi hanya pada satu wilayah.
Kondisi ini menuntut intervensi program yang lebih merata dan menyentuh semua lapisan masyarakat.
Baca juga: Atasi Stunting dan Kekerasan, Wawali Balikpapan Bagus Susetyo: RT, Lurah, Camat Aktif Monitor Warga
Kepala Dinas Kesehatan Kota atau DKK Balikpapan, Alwiati, menilai lonjakan angka tersebut sebagai sinyal peringatan bagi seluruh pihak untuk mengambil langkah lebih serius dan terkoordinasi.
“Angka ini cukup mengkhawatirkan. Harus jadi perhatian bersama, karena stunting menyangkut masa depan generasi kita,” ujar Alwiati kepada TribunKaltim.co, Kamis (31/7/2024).
Sebagai bentuk respons, DKK Balikpapan telah menyusun strategi pendekatan menyeluruh, tidak hanya berbasis fasilitas kesehatan, tetapi juga melalui aksi lapangan yang menyasar langsung individu terdampak.
Kader di tingkat RT juga dilibatkan dalam kegiatan pemantauan dan edukasi gizi.
Baca juga: Jambore Kader Posyandu 2025 di Balikpapan, Ribuan Kader Bersatu Berantas Stunting
“Kita tidak hanya fokus pada pelayanan di fasilitas kesehatan, tapi juga melakukan pendampingan langsung di lapangan. Kader-kader di tingkat RT juga ikut terlibat,” jelas Alwiati.
Langkah lain yang terus digencarkan meliputi edukasi gizi intensif, pengawasan pertumbuhan anak secara rutin, serta penguatan layanan ibu dan anak melalui puskesmas dan posyandu.
Dalam pelaksanaannya, DKK Balikpapan akan berkolaborasi dengan organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) untuk memperkuat kualitas layanan dan edukasi.
Alwiati menambahkan, upaya penanganan stunting membutuhkan pendekatan kolaboratif lintas sektor agar berdampak nyata dan berkelanjutan.
Baca juga: Cegah Stunting, Kader Posyandu Graha Indah Dapat Pelatihan PMT Lokal dari Poltekba Balikpapan
“Upaya kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak ini diharapkan bisa memberi dampak nyata dalam menurunkan angka stunting secara perlahan, namun konsisten dalam beberapa tahun ke depan,” pungkasnya. (*)
Puji Kinerja PN Balikpapan, Kuasa Hukum TJS Akui Ada Tantangan di Lapangan |
![]() |
---|
5 Ton Sampah Diangkut, TNI AL Kerahkan 200 Orang Bersihkan Pantai Melawai Balikpapan |
![]() |
---|
TPA Manggar 3 Tahun Lagi Penuh, Wakil Ketua MPR Ajak Balikpapan Bergerak Cepat |
![]() |
---|
Gerakan Pangan Murah di Polsek-polsek Balikpapan, Beras SPHP Cepat Ludes Diserbu Warga |
![]() |
---|
Kota Balikpapan Terancam Gagal Masuk Program Nasional Pengolahan Sampah Jadi Listrik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.