Berita Nasional Terkini

Tak Hanya Jokowi, PDIP Klaim Ada Upaya Pelemahan Politik Partai, Ditarget Suara 7 Persen di 2029

Tak hanya Presiden ke-7 Jokowi. PDIP klaim ada upaya pelemahan politik partai. Ribka Tjiptaning menyebut PDIP ditarget suara 7 persen di 2029

Kolase TribunKaltim.co / Tribunnews dan Kompas.com
JOKOWI DAN PDIP - Tak hanya Presiden ke-7 Jokowi. PDIP klaim ada upaya pelemahan politik partai. Ribka Tjiptaning menyebut PDIP ditarget suara 7 persen di 2029. (Kolase TribunKaltim.co / Tribunnews dan Kompas.com) 

Sejatinya, kerenggangan dalam hubungan Jokowi dan PDIP sudah mulai terlihat pada 2023.

Keretakan kentara ketika Jokowi tidak mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diusung PDIP untuk Pilpres 2024, yakni Ganjar Pranowo - Mahfud MD.

Baca juga: Duduk Perkara Demokrat Terseret Ijazah Palsu: Jokowi Ungkap Tokoh Besar, Relawan Sebut Partai Biru

Malahan, ia memilih untuk memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto yang berpasangan dengan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yang resmi diumumkan pada 22 Oktober 2023.

Puncak keretakan hubungan antara Jokowi dan PDIP pun terjadi kala partai politik dengan ketua umum Megawati Sukarnoputri itu memecat Jokowi beserta sang putra dan menantu, Gibran dan Bobby Nasution pada Desember 2024.

Setelah relasi antara Jokowi dan PDIP kandas, kini keduanya sama-sama merasa dilemahkan posisi politiknya hingga merusak reputasi.

Akan tetapi, tidak terungkap secara pasti, siapa pihak yang dimaksud menargetkan Jokowi maupun PDIP.

Jokowi: Ada Agenda Besar Politik

Jokowi memberi tanggapan mengenai beberapa isu yang menerpanya setelah tak lagi menjabat sebagai Presiden RI.

Misalnya, tudingan ijazah S1 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) miliknya palsu dan pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari kursi Wakil Presiden RI.

Dalam tanggapannya, Jokowi mengaku memiliki feeling atau firasat bahwa ada agenda besar di balik kedua isu tersebut.

“Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu ijazah palsu, pemakzulan,” kata Jokowi, saat ditemui di kediaman Sumber, Banjarsari, Solo, Senin (14/7/2025) lalu, dikutip dari TribunSolo.

Menurut Jokowi, agenda besar politik tersebut bertujuan untuk menjatuhkan reputasinya serta mengaburkan pencapaian yang ia raih selama dua periode menjabat presiden.

“Perasaan politik saya mengatakan ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik untuk men-downgrade,” jelasnya.

Baca juga: Mulyono Dituduh Calo Bus di Terminal Solo, Respons Teman Jokowi hingga Agen Tiket di Tirtonadi

Meski begitu, Jokowi tetap tenang dan merasa biasa.

“Buat saya biasa-biasa saja. Termasuk itu (pemakzulan). Isu ijazah palsu, pemakzulan Mas Wapres saya kira ada agenda besar politik,” ujar Jokowi.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved