Balita di Samarinda Dibunuh

Pengakuan Ibu 2 Balita di Samarinda yang Dibunuh Ayah Kandungnya, Tak Pernah Cekcok dan Minta Cerai

Pengakuan ibu 2 balita di Samarinda yang dibunuh ayah kandungnya. Tidak pernah cekcok dan minta cerai.

|
TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
BALITA DI SAMARINDA DIBUNUH - Suasana sepi menyelimuti rumah berwarna ungu berpagar kayu hijau di Jalan Rimbawan 1 Gang Bakri 1, Kelurahan Karang Anyar, Samarinda, Sabtu (26/7/2025). Rumah tersebut menjadi lokasi tragedi pilu tewasnya dua balita yang diduga dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri. Pengakuan ibu 2 balita di Samarinda yang dibunuh ayah kandungnya. Tidak pernah cekcok dan minta cerai. (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI) 

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar menjelaskan bahwa pelaku membunuh anak-anaknya di rumah mereka di Jalan Rimbawan, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang, Jumat (25/7/2025) sekitar pukul 16.00 WITA. 

"Pelaku sakit hati karena sering bertengkar dengan istrinya, merasa tidak lagi dihargai dan tidak mampu menafkahi keluarga," kata Hendri dalam konferensi pers, Selasa (29/7/2025). 

W diketahui sudah beberapa bulan tidak bekerja setelah berhenti dari pekerjaannya sebagai helper akibat penyakit lambung dan tenggorokan.

Sejak Mei 2025, ia juga jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. 

Di tengah kondisi itu, istrinya disebut sempat menyampaikan keinginan untuk bercerai.

Pelaku merasa kehilangan kendali sebagai kepala rumah tangga dan mulai diliputi pikiran ekstrem.

"Pelaku merencanakan pembunuhan sejak pukul 15.00 WITA. Awalnya ingin menenggelamkan anak- anaknya di kolam belakang rumah, tapi urung karena takut dilihat tetangga," ujar Hendri. 

Pelaku kemudian mencekik anak keduanya, berinisial M (2 tahun) hingga tewas.

Setelah itu, ia membunuh anak pertamanya yang berusia 4 tahun dengan cara serupa. 

Kedua jasad korban kemudian diletakkan di atas ranjang dan ditutupi kain kuning. 

Usai membunuh, pelaku mengaku sempat ingin bunuh diri, namun tidak jadi karena kondisi fisiknya melemah. 

Sekitar pukul 17.00 WITA, R (65) nenek pelaku datang ke rumah untuk bermain dengan cicitnya. Saat melihat kedua anak telah meninggal, ia sontak terkejut. 

Pelaku lantas mencekiknya dari belakang. 

"Tapi karena ada rasa kasihan, pelaku menghentikan cekikannya. Neneknya berhasil kabur dan meminta bantuan warga," ungkap Hendri. 

Usai peristiwa itu, pelaku tidak kabur dan hanya duduk terdiam di rumahnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved