Balita di Samarinda Dibunuh

2 Balita di Samarinda Tewas di Tangan Sang Ayah, Tetangga Kenang Keceriaan Korban

Rumah berwarna ungu berpagar kayu hijau yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP), tampak lengang dan tertutup rapat sejak dipasangi garis polisi

TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
RUMAH KORBAN -  Suasana sepi menyelimuti rumah berwarna ungu berpagar kayu hijau di Jalan Rimbawan 1 Gang Bakri 1, Kelurahan Karang Anyar, Samarinda, Sabtu (26/7). Rumah tersebut menjadi lokasi tragedi pilu tewasnya dua balita yang diduga dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri. (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA — Suasana duka masih menyelimuti kawasan Jalan Rimbawan 1 Gang Bakri 1, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, sehari pasca peristiwa tragis pembunuhan dua balita oleh ayah kandungnya sendiri.

Rumah berwarna ungu berpagar kayu hijau yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP), tampak lengang dan tertutup rapat sejak dipasangi garis polisi. 

Pantauan pada Sabtu (26/7) sore, tidak ada aktivitas sama sekali di dalam rumah maupun di sekitar gang selebar satu meter tersebut.

Kasus ini telah menggemparkan warga sejak Jumat (25/7), ketika dua bocah laki-laki berusia 2 dan 3 tahun ditemukan tak bernyawa di dalam rumah mereka.

Kedua korban diduga kuat dibunuh oleh ayah kandung mereka sendiri, W (25), menggunakan sarung bermotif kotak-kotak. 

Baca juga: Pelaku Pembunuhan 2 Balita di Samarinda Dibekuk Polisi, Kain Sarung jadi Alat Bukti

Selain itu, nenek korban juga sempat dianiaya pelaku saat mencoba menyelamatkan cucu-cucunya.

Warga sekitar yang masih dalam kondisi syok, mulai menceritakan kembali detik-detik mereka mengetahui insiden tersebut.

Ani (nama samaran), salah satu warga yang tinggal tak jauh dari TKP, mengungkapkan bahwa suasana gang tempat anak-anak biasa bermain tiba-tiba berubah drastis di hari kejadian.

“Anak-anaknya sering main juga sama anak saya tiap hari. Tapi pas hari itu gak ada sama sekali. Sepi sekali. Biasanya ada yang keluar tapi ini sepi sekali,” kata Ani, Sabtu (26/7) saat didatangi TribunKaltim. 

Menurutnya, pelaku dikenal jarang berbaur dengan tetangga sebayanya, meski kadang terlihat bermain bersama anak-anak kecil di sekitar lingkungan.

“Dia (pelaku) jarang, karena sering berbaur sama seumuran dia, karena memang masih muda, 25 tahun, ibaratnya masih ABG. Dia juga katanya gak kerja di rumah aja,” tambahnya.

Ia menceritakan bahwa pertama kali warga menyadari ada sesuatu yang tidak beres adalah saat nenek korban berlari panik ke samping rumah warga sambil meminta tolong dalam bahasa Banjar.

“Neneknya lari ke samping rumah, ngadu sama tetangga sebelahnya, dia minta tolong untuk lihatkan cicitnya. Dia bilang ‘aku habis dicekek sama W, takutnya cicitku dibunuhnya’. Jadi ibu-ibu di sini kaget dan rame-rame ke sana,” tutur Ani.

Namun, saat warga mengecek ke dalam rumah, kondisi kedua anak sudah tidak menunjukkan respons. 

“Pas diangkat anaknya sudah gak respon lagi dua-duanya. Kami rame-rame di sana karena takut gak percaya. Saya juga ke sana tapi di luar aja,” ucap Ani lirih.

Baca juga: BREAKING NEWS: 2 Balita di Samarinda Tewas Diduga Dicekik Ayah Kandung

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved