HUT Kemerdekaan RI

Hanung Bramantyo Kritik Film Animasi Merah Putih One for All: Anggaran Minim, Kok Buru-buru Tayang?

Dengan anggaran Rp 6,7 miliar, menurutnya film ini baru mencapai tahap Previs—yakni storyboard berwarna yang digerakkan sebagai panduan animator.

Tribunnews/Bayu Indra Permana
FILM ANIMASI VIRAL - Hanung Bramantyo cerita soal keterlibatannya di Musikal Sinematik City of Love, di kawasan Senayan Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2025). Lagi viral film animasi Merah Putih One for All, ini kritikan Hanung Bramantyo. (Tribunnews/Bayu Indra Permana) 

TRIBUNKALTIM.CO - Film animasi Merah Putih One For All dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 14 Agustus 2025, jelang perayaan HUT ke-80 RI

Namun, menjelang penayangannya, film animasi Merah Putih One for All memicu diskusi publik yang luas di media sosial, terutama terkait kualitas animasi, cerita, dan pengisi suara yang dinilai belum layak untuk layar lebar.

Sutradara ternama Hanung Bramantyo menjadi salah satu figur publik yang menyuarakan kritik terhadap film ini.

Hanung Bramantyo adalah salah satu sutradara paling produktif dan berpengaruh di industri perfilman Indonesia, terkenal dengan berbagai film seperti Miracle in Cell No. 7, Ipar adalah Maut, Ayat Ayat Cinta.

Melalui Instagram Stories pada Senin (11/8/2025), Hanung mempertanyakan alasan di balik penjadwalan tayang film tersebut, di tengah antrean sekitar 200 judul film nasional yang belum mendapat slot bioskop.

Baca juga: Endiarto, Sutradara Film Animasi Merah Putih One for All, Jejaknya Pernah Bertemu Giring Ganesha

"Kenapa harus buru-buru tayang? Ironisnya kok bisa dapat tanggal tayang di tengah 200 judul film ngantre tayang," tulis Hanung.

Hanung juga menyoroti bahwa film Merah Putih: One For All belum sepenuhnya rampung.

Dengan anggaran Rp 6,7 miliar, menurutnya film ini baru mencapai tahap Previs—yakni storyboard berwarna yang digerakkan sebagai panduan animator.

"Kalau itu yang ditayangkan, sudah pasti penonton akan resisten. Ibarat membangun rumah, belum dipelur semen dan lantainya masih cor-coran kasar," ujarnya.

Standar Biaya Produksi Film Animasi Menurut Hanung Bramantyo

Film animasi  adalah bentuk karya sinematik yang menggunakan gambar bergerak hasil rangkaian ilustrasi, model, atau objek digital untuk menciptakan ilusi gerakan.

Menurut StudioBinder, animasi adalah metode memotret gambar-gambar berurutan agar tampak hidup dan bergerak seperti film nyata. Jenis animasi bisa berupa 2D tradisional, 3D CGI, stop motion, hingga motion graphics.

Berbeda dari film live-action yang menggunakan aktor dan lokasi nyata, film animasi memungkinkan penciptaan dunia imajinatif yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

Karena itu, animasi sering digunakan untuk menyampaikan pesan moral, cerita rakyat, atau tema nasionalisme dengan cara yang lebih visual dan emosional.

Hanung menegaskan bahwa produksi film animasi berkualitas membutuhkan anggaran minimal Rp 30–40 miliar, belum termasuk biaya promosi.

Ia menyebut bahwa anggaran Rp 7 miliar, setelah dipotong pajak, tidak cukup untuk menghasilkan karya yang layak tayang.

"Sekalipun tidak dikorupsi, hasilnya tetap jelek," tambahnya.

Komentar Ryan Adriandhy dan Perbandingan dengan Film Jumbo

Sutradara dan kreator film animasi Jumbo, Ryan Adriandhy, turut memberikan tanggapan melalui akun X (Twitter) pada Minggu (10/8/2025).

Meski tidak secara langsung mengomentari kualitas Merah Putih: One For All, Ryan mengajak publik untuk fokus pada penciptaan karya yang lebih baik.

"Barangnya sudah jadi, akan tayang juga, dan nggak ada yang bisa dilakukan kecuali terus membuat yang lebih baik. Let’s focus on better things," tulis Ryan.

Warganet pun ramai membandingkan Merah Putih: One For All dengan Jumbo, yang sebelumnya sukses menembus pasar internasional dan mendapat pujian atas kualitas animasi serta narasinya.

Reaksi Publik dan Trailer yang Viral

Trailer film ini dirilis oleh Perfiki Kreasindo melalui kanal YouTube Perfiki TV. Dalam waktu singkat, cuplikan tersebut menyebar luas dan mendapat kritik tajam dari penonton.

Banyak yang menilai animasinya kaku dan jauh tertinggal dibanding standar animasi lokal saat ini.

Kritik juga muncul karena ekspektasi tinggi terhadap film bertema nasionalisme yang tayang menjelang momen penting seperti HUT RI.

Publik berharap kualitas teknis dan visual sepadan dengan pesan kebangsaan yang diangkat.

Profil Film Merah Putih One For All

Film Merah Putih One For All sudah masuk ke bioskop Indonesia seperti XXI.

Di aplikasi pembelian tiket bioskop M-Tix, profil film ini telah muncul sebagai up coming film dengan jadwal tayang perdana 14 Agustus 2025.

Berikut profil film Merah Putih One For All dikutip dari aplikasi M-Tix:

Producer: Toto Soegriwo

Director: Endiarto, Bintang

Writers: Endiarto, Bintang

Production: Perfiki Kreasindo

Cast: Neka, Yahha, Nabila Yasmin, Sky, Nathan

Durasi: 1 jam 10 menit

Rating usia: Semua Umur

Harga tiket: Rp 17.000

Sinopsis Film Merah Putih: One For All

Film ini mengisahkan delapan anak dari berbagai daerah yang tergabung dalam "Tim Merah Putih". Tiga hari sebelum upacara kemerdekaan, mereka berjuang mencari bendera pusaka yang hilang.

Karakter anak-anak mewakili latar budaya Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa. Tema utama yang diangkat adalah persatuan, keberagaman, dan semangat kebangsaan.

Profil Perfiki Kreasindo

Perfiki Kreasindo berada di bawah Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail, yang beralamat di Jl H R Rasuna Said No.22 Kavling C, RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail, merupakan sebuah lembaga nirlaba yang fokus mengembangkan perfilman nasional.

Yayasan ini juga menaungi Citra Film School, lembaga kursus perfilman yang telah berdiri sejak tahun 1982, berkiprah selama 26 tahun dan beralamat di Cengkareng, Jakarta Barat.

Informasi lebih lanjut soal Perfiki Kreasindo belum banyak diungkap di publik, saat Tribunnews mengakses lama perfiki.com, lama tersebut mengacu pada Error 403 Forbidden.

Sementara ditelusuri dari instagram @perfiki.tv, Perfiki Kreasindo juga tampak membagikan aktifitasnya berupa kelas akting hingga membuat ajang Putri Asuransi Indonesia.

Respons Produser dan Klarifikasi Pemerintah

Produser Toto Soegriwo merespons kritik publik dengan nada sarkas melalui Instagram:

"Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain. Banyak yang mengambil manfaat juga kan? Postingan kalian jadi viral kan?"

Kemenkraf bantah membiayai film ini

Dugaan pendanaan pemerintah untuk Merah Putih One For All muncul setelah publik menyoroti anggaran produksi dan momen penayangannya.  

Menanggapi hal ini, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar memberikan klarifikasi terbuka.

"Namun kami tidak memberikan bantuan financial dan tidak memberikan fasilitas promosi," tegas Irene melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.

Ia menjelaskan, audiensi dengan tim produksi memang pernah dilakukan, tetapi sebatas memberi masukan teknis terkait cerita, karakter, dan trailer.

 Lebih lanjut, Irene menekankan bahwa pertemuan seperti itu adalah hal biasa dalam mendukung insan kreatif.

Artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Film Animasi Merah Putih One For All Tayang Mulai 14 Agustus, Hanung Bramantyo: Cor-coran Kasar

Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Komentar Sutradara Jumbo untuk Merah Putih One For All: Nggak Ada yang Bisa Dilakukan, Kecuali 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Fakta Ramainya Film Merah Putih: One for All, Hanung Bramantyo Turut Kritik Pedas"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved